KABARBURSA.COM – Perdagangan saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) pada Jumat, 12 September 2025, sempat bergerak naik hingga Rp830 sebelum stabil di level Rp810.
Lonjakan tipis ini datang setelah masuknya dua investor strategis baru, yang dipandang memperkuat prospek jangka panjang emiten produsen roti terbesar di Indonesia tersebut.
Perseroan resmi mengumumkan bahwa Leafgreen Capital bersama Gateway Partners Group mengambil alih kepemilikan 22,2 persen saham ROTI melalui akuisisi Demeter Indo Investment Pte Ltd dari KKR.
Manajemen menyebut langkah ini menjadi sinyal kuatnya minat investor global terhadap sektor konsumsi domestik, sekaligus keyakinan pada kapasitas pertumbuhan Sari Roti.
Wendy Yap, Presiden Direktur ROTI, menegaskan masuknya dua mitra baru akan memberi dorongan pada strategi ekspansi dan inovasi produk.
“Dengan dukungan serta pengetahuan mereka yang mendalam tentang bisnis Perseroan, kami siap bekerja berdampingan untuk mempercepat pertumbuhan dan menghadirkan produk-produk inovatif,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 12 September 2025.
Sementara itu, Leafgreen Capital menyebut ROTI sebagai merek besar dengan fondasi bisnis yang kokoh. Managing Partner Leafgreen, Jaka Prasetya, menilai potensi pertumbuhan konsumsi di Indonesia masih sangat besar dan sejalan dengan visi jangka panjang mereka.
“Setelah secara langsung menyaksikan potensi pertumbuhannya di sepanjang dekade terakhir, saya yakin dengan arah perkembangan ke depannya," imbuhnya.
"Kami merasa terhormat dapat terus mendukung Ibu Wendy beserta timnya dalam memajukan bisnis secara berkesinambungan, memberikan nilai tambah bagi konsumen di seluruh Indonesia. Kami juga menantikan kerja sama yang erat dengan Gateway dalam investasi ini,” ujar Jaka
Kinerja Keuangan Semester I 2025
Meski ada sentimen positif dari sisi pemegang saham, kinerja keuangan ROTI di paruh pertama tahun ini terpantau melemah.
Penjualan bersih turun menjadi Rp1,77 triliun dibanding Rp1,92 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih anjlok 51 persen dari Rp144,6 miliar menjadi Rp70,7 miliar.
Laba per saham dasar juga terkoreksi menjadi Rp12,72 dari sebelumnya Rp25,36. Turunnya laba terutama dipengaruhi melemahnya permintaan, tingginya beban penjualan, serta berkurangnya efisiensi operasional.
Selain itu, arus kas operasi menyusut drastis menjadi Rp60,9 miliar dari Rp214,1 miliar pada semester pertama 2024. Perseroan juga tercatat telah menyalurkan dividen kas sebesar Rp449,98 miliar kepada pemegang saham.
Konsensus Analis Bidik Rp1.150
Di tengah tekanan fundamental, konsensus analis tetap memberikan sinyal positif bagi saham ROTI. Dari 10 analis yang tercatat, enam di antaranya merekomendasikan buy dan empat memilih hold.
Target harga rata-rata dipatok di Rp1.150, dengan estimasi tertinggi Rp1.500 dan terendah Rp950. Jika dibandingkan dengan harga penutupan Rp810, maka masih terdapat potensi kenaikan hingga 42 persen.
Dalam sepekan terakhir, saham ROTI bergerak fluktuatif di kisaran Rp795–Rp830. Data historis menunjukkan adanya upaya rebound setelah beberapa hari stagnan di bawah Rp800.
Volume transaksi pada 12 September tercatat mencapai 1,06 juta lot dengan nilai Rp869 miliar, lebih tinggi dibanding rata-rata harian sebelumnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      