KABARBURSA.COM - Sejumlah pemain utama di industri e-commerce seperti Shopee, TikTok Shop/Tokopedia, dan Lazada, berencana untuk menaikkan biaya bagi para penjual, mulai bulan ini. Langkah tersebut dilihat sebagai peluang bagi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk memperkuat posisinya di pasar.
Dalam riset yang dilakukan oleh analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Sabela Nur Amalina, ketiga platform e-commerce tersebut akan menaikkan batas bawah dan atas dari rentang harga biaya mereka. Terakhir kali Shopee dan Lazada menyesuaikan biaya mereka adalah pada Desember 2023, sementara TikTok Shop/Tokopedia melakukannya pada Mei 2024.
"Kenaikan biaya yang seragam ini mencerminkan dinamika pasar yang positif dan pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV)," ujar Niko dan Sabela.
Meskipun kenaikan biaya ini akan berdampak pada penjual, platform e-commerce diharapkan mampu mengimbanginya dengan menawarkan berbagai keuntungan, seperti akses pasar yang lebih luas, perbaikan logistik, dan analitik yang dapat membantu penjual meningkatkan penjualan mereka.
"Kami percaya bahwa sektor e-commerce masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar, sesuai dengan proyeksi yang disampaikan dalam penelitian Google-Temasek 2023," tambahnya.
Kenaikan biaya yang stabil ini juga menunjukkan bahwa para pemain utama e-commerce semakin memperkuat posisi mereka di pasar. Hal ini membuat lebih sulit bagi pemain baru seperti PDD-Temu untuk masuk dan bersaing, terutama mengingat panduan PDD yang memproyeksikan pertumbuhan yang lebih rendah.
Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas melihat bahwa kenaikan biaya ini akan memberikan keuntungan bagi GOTO. Bagi TikTok Shop/Tokopedia, ini merupakan kenaikan biaya yang ketiga sejak 2023, dengan peningkatan agregat sebesar 108 basis poin.
Penyesuaian ini sejalan dengan panduan GOTO yang menargetkan pencapaian biaya/EBITDA sebesar USD40 juta atau sekitar Rp610 miliar pada 2024. BRI Danareksa Sekuritas juga mengantisipasi bahwa TikTok akan terus melakukan outsourcing layanan fintech dan kemungkinan besar akan menggunakan On-Demand Services untuk layanan Local Life-nya.
Niko dan Sabela juga mencatat bahwa Data.AI menunjukkan GOTO tetap kuat dalam layanan On-Demand sambil terus membuat kemajuan signifikan di sektor fintech melalui Gopay.
"Kombinasi ini membuat GOTO semakin mungkin menjadi salah satu penyedia layanan utama bagi TikTok," ujarnya.
Dengan melihat potensi pertumbuhan yang menarik dan terdiversifikasi, BRI Danareksa Sekuritas kembali menegaskan rating beli terhadap saham GOTO, dengan target harga Rp90.
Potensi Direksi Baru
Kenaikan saham GOTO tidak hanya terlihat dari peluang naiknya biaya, tetapi juga dari jajaran direksi yang baru saja diperkenalkan. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berujung pada persetujuan penuh dari para pemegang saham untuk semua agenda yang diajukan.
RUPSLB ini menjadi momen penting bagi GoTo, dengan sejumlah langkah strategis yang disetujui, termasuk perubahan pada jajaran direksi dan rencana pengurangan modal melalui penarikan kembali saham treasuri.
Salah satu keputusan penting yang diambil adalah penunjukan Simon Tak Leung Ho sebagai Direktur baru yang juga akan menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO), menggantikan Wei Jye Jacky Lo yang mengundurkan diri. Selain itu, GoTo juga mendapatkan persetujuan untuk menarik kembali saham treasuri yang sebelumnya dibeli pada tahun 2021 sebelum IPO dan dari pelaksanaan program stabilisasi harga saham pasca-IPO pada 2022. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi modal dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Direktur Utama GoTo, Patrick Walujo, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan penuh dari para pemegang saham. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk terus memberikan nilai tambah melalui ekspansi jangkauan konsumen yang mengutamakan kenyamanan dan value, sambil tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan manajemen biaya yang disiplin.
“Kami tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun 2024,” ungkap Patrick dalam pernyataan resminya pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Dengan keputusan RUPSLB ini, GoTo kini memiliki susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang baru. Agus D. W. Martowardojo tetap menjabat sebagai Komisaris Utama, didampingi oleh Garibaldi Thohir, Winato Kartono, dan Wishnutama Kusubandio sebagai komisaris.
Di jajaran direksi, Patrick Walujo memimpin sebagai Direktur Utama, didukung oleh Wakil Direktur Utama Thomas Kristian Husted, serta para direktur lainnya seperti Simon Ho, Catherine Hindra Sutjahyo, dan Nila Marita.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.