KABARBURSA.COM – Rencana PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), untuk melakukan akuisisi terhadap 82 oerseb saham PT Mah Sing Indonesia dengan nilai transaksi Rp41 miliar, dipertanyakan efektivitasnya. Apakah benar, aksi korporaso ini mengamankan uang kas?
Emiten komponen otomotif milik TP Rachmat ini baru saja mengumumkan rencana mengakuisisi 82 persen. Perseroan menargetkan transaksi rampung paling cepat pada 26 November 2025 atau sekitar 30 hari setelah pengumuman resmi di media massa.
Pasca-transaksi, struktur kepemilikan berubah, rinciannya:
- DRMA menguasai 4,1 juta saham (82 persen)
- PT Kingsanindo Perkasa Indah memiliki 900 ribu saham (18 persen).
Sebelum aksi korporasi ini, mayoritas 65 persen berada di Vital Routes Sdn. Bhd.
Mengapa aksi ini dipertanyakan keefektifannya? Pertama, jika dilihat sari sisi kemampuan bayar, transaksi ini tentu sangat aman. DRMA memiliki kas Rp586 miliar, arus kas bebas sekitar Rp471 miliar (TTM), current ratio 1,82, dan debt to equity ratio 0,17.
Tidak hanya itu, net debt negatif menunjukkan posisi likuiditas kuat dari DRMA. Sementara, interest coverage 22,59 menandakan beban bunga sangat terkelola.
Jadi secara proporsi, nilai akuisisi hanya sekitar satu hingga dua persen dari total ekuitas Rp2,54 triliun. Yang artinya, aktivitas tidak menekan neraca maupun ruang belanja modal yang sudah dijadwalkan. Bahkan tanpa pendanaan eksternal, transaksi dapat ditutup dari kas internal.
DRMA juga dikenal kuat di komponen logam presisi, rangka, dan sub-assembly. Sedangkan Mah Sing bergerak di komponen plastik otomotif roda empat. Ini adalah diversifikasi horizontal yang berpotensi memperluas portofolio, memperdalam hubungan dengan OEM, dan membuka peluang bundling produk metal–plastik.
Sinergi bisa muncul dari cross-selling, optimasi rantai pasok, dan lokalisasi komponen untuk substitusi impor. Jika integrasi berjalan efisien, margin operasional berpeluang terjaga di atas dua digit, sebagaimana kinerja historis DRMA.
Materialitas Transaksi yang Kecil Perlu Diperhatikan
Namun, ada risiko yang patut dikritisi. Pertama, materialitas transaksi relatif kecil, sehingga kontribusi langsung ke pendapatan dan laba konsolidasi kemungkinan terbatas dalam jangka pendek.
Kedua, profil marjin segmen plastik biasanya di bawah komponen logam, di mana tanpa efisiensi skala, integrasi justru berisiko menurunkan marjin rata-rata Grup.
Ketiga, kebutuhan investasi lanjutan seperti mold, sertifikasi kualitas, dan kualifikasi pelanggan OEM bisa memakan waktu dan biaya sebelum pendapatan baru terealisasi. Keempat, transparansi valuasi belum dijelaskan, di mana basis harga Rp41 miliar apakah mengacu pada DCF, net asset, atau EBITDA multiple? Tanpa metrik perbandingan, sulit menilai apakah harga ini murah atau sekadar wajar.
Kelima, governance integrasi penting mengingat adanya perubahan pemegang saham dari entitas asing ke grup local. Di sini, pengelolaan transisi pemasok, kontrak, dan standardisasi mutu menjadi kunci keberlanjutan order.
Secara fundamental, DRMA masih sangat menarik, apalagi jika dilihat dari PE TTM 8,58, PBV 1,98, ROE 23,07 persen, arus kas operasi solid, dan disiplin dividen dengan payout sekitar 36,15 persen.
Aksi akuisisi bernilai kecil ini tidak mengubah narasi besar, namun memberi sinyal arah ekspansi ke lini plastik yang, bila dieksekusi tepat, bisa memperkuat daya saing portofolio.
Konfirmasi sinergi akan tampak dari pipeline pesanan, utilisasi pabrik, dan stabilitas marjin dalam beberapa kuartal pasca integrasi.
Hingga bukti itu muncul, pasar layak menempatkan aksi ini sebagai langkah taktis yang aman di neraca, tetapi masih perlu pembuktian di laba.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.