Logo
>

Ekonom: Tantangan Berat, Presiden Baru Perlu Aksi Cepat

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ekonom: Tantangan Berat, Presiden Baru Perlu Aksi Cepat

KABARBURSA.COM - Tantangan ekonomi di depan mata menyambut Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teuku Riefky, mengungkapkan bahwa presiden terpilih akan segera dihadapkan dengan harga komoditas yang melemah, karena adanya penurunan permintaan global yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Bagaimana kemudian pemerintah baru bisa menavigasi tantangan global di jangka pendek ini menjadi tantangan utama," ujarnya.

Dia menekankan pentingnya pembangunan pondasi yang kuat dalam lima tahun masa jabatan presiden baru untuk mencapai visi Indonesia maju. Baginya, tanpa pondasi yang solid, Indonesia mungkin akan kesulitan menghadapi ketidakpastian global yang berpotensi berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dan tak menentu.

Sementara itu, mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri, memberikan saran kepada presiden baru Indonesia yang terpilih kelak. Dalam wawancara dengan CNN, Chatib menyoroti perlunya akselerasi ekonomi di Indonesia. Dia menegaskan bahwa Indonesia akan menghadapi populasi yang menua pada tahun 2050, sehingga perlu adanya dorongan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

"Jadi kesempatan untuk Indonesia hanya tinggal 26 tahun lagi dari saat ini. jadi siapapun presidennya butuh mendorong pertumbuhan ekonomi mulai dari 6 persen sampai 7 persen," ujar Chatib.

Chatib menekankan pentingnya mencapai pertumbuhan ekonomi antara 6 persen hingga 7 persen, mengingat pertumbuhan ekonomi saat ini masih sekitar 5 persen. Menurutnya, kinerja ekonomi yang lebih tinggi diperlukan untuk menghindari jebakan pendapatan menengah.

Untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi, Chatib mengungkapkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan kontribusi investasi ke PDB hingga mencapai 41 persen-48 persen, yang saat ini masih berada di kisaran 35 persen.

"Jadi ada saving investment gap yang cukup besar," tambah Chatib.

Presiden Baru ditunggu Genjot Pertumbuhan 6-7 persen

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai tugas terberat bagi presiden baru adalah menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga mencapai level 6-7 persen. Menurutnya, hanya dengan cara itu, kue pembangunan akan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Andry menyebut kunci untuk mencapai target tersebut adalah dengan meningkatkan daya saing Indonesia di berbagai sektor.

Selain itu, dia menekankan pentingnya pembangunan yang lebih inklusif, baik secara vertikal maupun horizontal. Vertikal mengacu pada pembangunan yang dapat dirasakan oleh semua kelompok ekonomi masyarakat, sedangkan horizontal mengacu pada pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

Andry juga menyoroti tantangan jangka pendek yang harus dihadapi presiden baru, yaitu memastikan pasokan pangan dan energi Indonesia aman.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa pekerjaan besar presiden baru adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Josua menekankan perlunya peningkatan produktivitas perekonomian melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan teknologi produksi.

Menurutnya, transformasi struktural menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencapai target sebagai negara maju pada tahun 2045. Akselerasi transformasi struktural menjadi penting agar pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat, dan hal ini akan sangat tergantung pada seberapa cepat Indonesia melakukan transformasi tersebut.

Josua juga menyebut bahwa Indonesia memiliki bonus demografi yang dapat menjadi peluang besar jika didukung oleh tenaga kerja terampil. Namun, tantangan dari sisi domestik adalah konsistensi keberlanjutan kebijakan transformasi struktural, mengingat adanya kecenderungan untuk mengambil kebijakan jangka pendek secara politis.

Transformasi struktural, yang menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi ke depan, memerlukan peningkatan pada kepastian hukum, regulasi, penurunan kasus KKN, dan penanganan isu-isu sosial.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

KabarBursa.com

Redaksi