KABARBURSA.COM - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan sejumlah tantangan perekonomian indonesia menjelang periode presiden dan wakil presiden yang baru.
Peneliti Center of Food, Energy, and Sustainable Development, INDEF Imaduddin abdullah menilai beberapa indikator ekonomi Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain.
Dia mencontohkan dengan negara Malaysia. Misalnya dari segi produktivitas nilai tambah pekerjaan Indonesia masih tertinggal jauh di bawah negara Jiran tersebut.
"Produktivitas sektor industri kita justru di bawah negara berpendapatan menengah, dan selevel dengan negara low midle income," katanya di Jakarta, pada Rabu 1 Mei 2024.
Adapaun, lanjut dia, dalam daya saing sektor manufaktur juga rendah, dengan indikator Review Component Advantage (RCA) RCA =1 Indonesia dianggap memiliki comparative advantage dibanding negara-negara lain. Tapi ternyata RCA Indonesia masih di bawah 1. Artinya, daya saing ekspor Indonesia masih terbilang rendah.
Dia mengatakan, Indonesia juga tertinggal dalam sektor Green Opportunities dan Hilirisasi Industri. Dia melihat intensitas negara-negara maju untuk mengintervensi sektor industrinya semakin kuat terutama bagi mineral dan produk-produk turunannya.
Karena itu hilirisasi Indonesia, khususnya di sektor mineral akan semakin mendapat resistensi dan persaingan semakin kuat dari negara-negara maju. "Dibutuhkan kabinet yang tidakhanya capable, tapi juga memiliki akuntabilitas dan respon yang kuat," tambah dia.
Dia melihat terdapat tiga faktor tantangan ekonomi politik domestik yang akan menghantui perekonomian Indonesia, yakni Tekanan Internasional, Kepentingan elit dan Keterlibatan Masyarakat.
Karena itu, dia ingin Indonesia bisa seperti China yang sukses karena mempunyai pra kondisi yang kuat dan memiliki respon pemerintah dan masyarakat yang juga kuat.
Lalu ada juga India yang juga punya pra kondisi kuat. Tapi negara tersebut tidak memiliki respon pemerintah yang membuat anak benua itu akhirnya kehilangan peluangnya.
"Aspek keterlitaban masyarakat, indikator demokrasi mempunyai pengaruh yang kuat bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi,"
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.