KABARBURSA.COM - Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 diperkirakan tidak setinggi dengan pertumbuhan kuartal pertama karena disebabkan oleh beberapa faktor.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Etika Karyani yang menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II berpotensi melambat.
"Saya perkirakan kuartal II tidak setinggi kuartal I atau melambat karena tingginya Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I lebih dipicu oleh faktor musiman seperti lebaran dan pemilu," ujar dia kepada Kabar Bursa, Selasa 7 Mei 2024.
Etika menyebut, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II mendatang, salah satunya adalah merosotnya penerimaan negara sebesar 4.1 persen (per Maret).
"Lalu biaya subsidi tinggi untuk menopang pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak serta daya beli masyarakat menurun efek dari kenaikan harga barang, khususnya pangan," terangnya.
Selain itu, lanjut Etika, pelemahan pertumbuhan juga bisa diakibatkan oleh kinerja ekspor yang tertekan. Kondisi ini dikarenakan efek dari isu global dan geopolitik.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan 5,11 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2024.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 ini ditopang oleh beberapa faktor seperti konsumsi rumah tangga, hari raya Idul Fitri, dan Pemilu 2024.
Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang mengalami pertumbuhan paling tinggi dibanding komponen lain yakni sebesar 24,29 persen juga menjadi penopang.
Pertumbuhan juga didorong oleh konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 19,90 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh belanja pemilihan umum dan belanja pegawai.