Logo
>

Ekspor Nikel Melonjak 45,85 Persen, Nilainya USD210 Juta

Ditulis oleh Syahrianto
Ekspor Nikel Melonjak 45,85 Persen, Nilainya USD210 Juta

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor komoditas nikel dan barang terkaitnya mengalami peningkatan signifikan sebesar USD210,6 juta atau 45,85 persen pada bulan April 2024.

    Menurut Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, ekspor nikel dan produk terkaitnya pada bulan Maret 2024 mencapai USD459,5 juta, sedangkan pada bulan April 2024 meningkat menjadi USD670,1 juta.

    "Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar April 2024, komoditas dengan penurunan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar USD478,9 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar USD210,6 juta," ujar Pudji.

    Pudji mengatakan, komoditas lainnya yang juga menurun nilai ekspornya adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya USD323,6 juta (24,65 persen), kendaraan dan bagiannya USD173,6 juta (19,20 persen), lemak dan minyak hewan/nabati USD171,2 juta (8,38 persen), alas kaki USD127,5 juta (21,66 persen) dan bahan bakar mineral USD119,3 juta (3,57 persen).

    Selain itu, bijih logam, perak, dan abu USD75,9 juta (8,44 persen) dan berbagai produk kimia USD47,4 juta (9,40 persen). Sementara komoditas yang meningkat lainnya adalah besi dan baja USD40,5 juta (1,91 persen).

    Selama Januari-April 2024, ekspor dari sepuluh golongan barang di atas memberikan kontribusi 64,54 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor sepuluh golongan barang tersebut turun 9,92 persen terhadap periode yang sama pada 2023.

    Menurut sektornya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-April 2024 turun 1,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 17,22 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 6,90 persen.

    Ekspor nonmigas April 2024 terbesar adalah ke China yaitu USD4,28 miliar, disusul India USD1,81 miliar, dan Amerika Serikat USD1,75 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,98 persen.

    BPS juga menyebut, nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD19,62 miliar atau turun 12,97 persen dibanding ekspor Maret 2024. Namun, naik 1,72 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada April 2023.

    Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2024 mencapai USD81,92 miliar atau turun 5,12 persen dibanding periode yang sama pada 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD76,67 miliar atau turun 5,43 persen.

    Hilirisasi Nikel 

    Saat ini fokus pemerintah, kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ada pada peningkatan hilirisasi industri. Indonesia tak lagi mengekspor komoditas mentah di tiap sektor, upaya ini dilakukan guna mendapatkan nilai tambah dari pengolahan industri agar bisa meningkatkan devisa negara.

    Salah satu hasil dari hilirisasi terlihat pada peningkatan pendapatan industri nikel, pihaknya mencatat tahun 2017 ekspor produk turunan nikel hanya sebesar 3,3 miliar dolar AS, namun pada tahun 2022 industri itu meningkat 10 kali lipat hingga mencapai 33,8 miliar dolar AS.

    "Kami sudah memulai (hilirisasi), ibarat pesawat kami sudah take off. Tidak ada satu negara pun yang dapat memerintahkan kita untuk mundur. Kami akan jalan terus seiring berjalan waktu dan dinamika global,” ujar dia.

    Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM selama periode tahun 2023, Australia menempati peringkat ke-10 sebagai sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar bagi Indonesia dengan realisasi investasi mencapai 0,5 miliar dolar AS.

    Sedangkan pada periode triwulan I tahun 2024, Australia masih berada di peringkat ke-10 dengan realisasi investasi sebesar 172,3 juta dolar AS.

    Adapun tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Australia yaitu pertambangan 65,4 persen, hotel dan restoran 7,6 persen, dan jasa lainnya 6,4 persen.

    Kinerja Ekspor Maret

    BPS juga melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai USD22,43 miliar, naik 16,4 persen dari bulan sebelumnya. Capaian tersebut ditopang oleh penjualan logam mulia, emas perhiasan, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati

    Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan nilai ekspor migas tercatat USD1,29 miliar atau naik 5,62 persen pada Maret, sedangkan nonmigas naik 17,12 persen dengan nilai USD21,15 miliar.

    Peningkatan nilai ekspor bulan ketiga tahun berjalan didorong ekspor nonmigas, terutama pada logam mulia emas perhiasan dengan andil peningkatan sebesar 4,85 persen, besi dan baja dengan andil 2,35 persen, serta lemak dan minyak hewan atau nabati dengan andil 1,71 persen.

    “Dari sisi ekspor migas, peningkatan terjadi pada komoditas gas dengan andil 0,34 persen,” ujar Amalia, Senin 22 April 2024.

    Kendati demikian, nilai ekspor maret 2024 secara tahunan merosot hingga 4,19 persen. Kontraksi ini didorong penurunan ekspor nonmigas, terutama pada bahan bakar mineral alias batu bara, besi dan baja, dan lemak dan minyak nabati alias minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

    Di sisi lain, kemarin Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi April. Sesuai ekspektasi, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.

    “Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23—24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 7 persen,” ungkap Perry dalam jumpa pers usai RDG.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.