KABARBURSA.COM – PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk atau dalam kode saham ELPI mengumumkan rencananya menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam waktu dekat.
Rencana itu diumumkan melalui surat pemberitahuan resmi yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai rencana penyelenggaraan Public Expose Tahunan 2025.
"Acara tersebut dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 24 April 2025 pukul 13.00 WIB hingga selesai, bertempat di DoubleTree Hotel Surabaya, Jalan Tunjungan No.12, Surabaya," tulis Corporate Secretary ELPI, Wawan Heri Purnomo melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa, 8 April 2025.
Acara akan dihadiri oleh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Heri menyebut penyelenggaraan Public Expose ini merupakan bagian dari kewajiban keterbukaan informasi yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00015/BEI/01-2021 tentang Perubahan Peraturan Nomor I-E.
Selain itu bagi pemegang saham yang ingin mengikuti bisa mendaftar melalui tautan yang tersedia di https://bit.ly/PublicExposeELPI2025. "Setelah registrasi, tautan untuk mengikuti acara akan dikirimkan ke alamat email yang telah terdaftar," sambung dia.
PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak di bidang jasa angkutan laut dan logistik, serta tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ia didirikan pada April tahun 1992 di Kota Ambon, Kalimantan Timur.
Sampai awal tahun 2000, Perseroan berfokus pada penyediaan solusi logistik ke wilayah timur Indonesia, terutama di Maluku dan Irian Jaya dan di tahun 2002 terdapat penambahan armada LCT bernama EFILYA.
Pada perdagangan hari ini saham ELPI turun 14,29 persen atau 56 poin ke level Rp336 per lembarnya.
Catatan Kinerja Perusahaan
Dilansir dari laporan keuangan Stockbit, peluang dividen ELPI cukup menjanjikan untuk dicermati.
Secara valuasi, ELPI diperdagangkan dengan rasio price to earnings (PE) sebesar 9,87 kali baik secara trailing twelve months (TTM) maupun annualised. Angka ini berada sedikit di atas median PE IHSG yang tercatat sebesar 7,62 kali, namun masih dalam batas wajar mengingat tingkat profitabilitas perusahaan yang tinggi. Earnings yield ELPI juga mencapai 10,13 persen, jauh lebih tinggi dari suku bunga deposito maupun yield obligasi pemerintah, menjadikannya menarik bagi investor yang mencari return dari laba bersih.
Secara harga terhadap nilai buku, ELPI diperdagangkan di level 1,24 kali, sedangkan price to sales ratio (TTM) berada di angka 2,07 kali. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp2,49 triliun dan nilai enterprise value Rp2,66 triliun, valuasi perusahaan dapat dikatakan moderat, tidak tergolong mahal. Apalagi jika mempertimbangkan rasio EV/EBITDA sebesar 7,00 kali dan PEG ratio (price/earnings to growth) hanya 0,19, yang mengindikasikan pertumbuhan laba yang masih undervalued.
Dari sisi kinerja, ELPI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp252 miliar dalam 12 bulan terakhir, naik tajam dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp156 miliar. Pendapatan perusahaan juga tumbuh menjadi Rp1,205 triliun, dengan margin laba bersih kuartalan mencapai 23,50 persen. Return on equity (ROE) tercatat 12,56 persen dan return on assets (ROA) sebesar 9,54 persen, menandakan efisiensi pengelolaan modal dan aset yang baik.
Struktur keuangan ELPI pun tergolong sehat. Debt to equity ratio hanya 0,14 dan current ratio mencapai 5,24, mencerminkan likuiditas kuat serta tingkat utang yang sangat rendah. Altman Z-Score sebesar 7,35 juga menempatkan ELPI dalam kategori perusahaan yang jauh dari risiko kebangkrutan.
Dari sisi pembagian dividen, perusahaan mencatatkan payout ratio sebesar 18,5 persen dengan dividen TTM sebesar Rp6,30 per saham. Dengan dividend yield sebesar 1,79 persen, peluang pembagian dividen di masa depan masih terbuka lebar, terutama dengan tren kenaikan laba bersih dan posisi kas yang solid (Rp212 miliar per kuartal). Terlebih lagi, perusahaan masih memiliki free cash flow sebesar Rp328 miliar, memberikan ruang fleksibel untuk ekspansi maupun peningkatan distribusi dividen.
Namun dari sisi harga, saham ELPI sedang mengalami tekanan. Dalam seminggu terakhir, harga saham turun 14,29 persen dan secara year-to-date tercatat negatif 5,08 persen. Padahal secara tahunan, saham ini masih naik 18,31 persen. Saat ini, ELPI diperdagangkan di kisaran harga Rp342, masih jauh dari puncak 52 minggunya di Rp400 dan lebih dekat ke titik terendah Rp256, yang bisa membuka peluang akumulasi bagi investor jangka panjang.
Laporan Keuangan Kuartal III 2024
ELPI berencana mengalokasikan dana capital expenditure (capex) sebesar Rp1 triliun untuk pengadaan kapal-kapal baru guna menjangkau pangsa pasar di luar Indonesia.
Alokasi capex tersebut akan digunakan untuk menambah 7 armada kapal baru untuk memenuhi permintaan kapal pendukung offshore baik yang beroperasi di domestik maupun untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional khususnya di Asia Tenggara.
Melalui keterangan resmi, Chief Operating Officer ELPI Dave Ritandhaka mengatakan, per Februari ELPI akan memulai proyek penunjang rig lepas pantai yang digunakan oleh perusahaan minyak Malaysia Sarawak Sabah Shell dengan durasi 2 tahun.
“Dimungkinkan juga kami segera dapat beroperasi di Sabah karena kami melihat potensi pasar untuk pekerjaan drilling & support offshore service sangat besar,” imbuh Dave.
Selain pengadaan kapal di atas, ELPI juga berencana untuk melakukan pengadaan satu kapal melalui entitas anak perusahaan yaitu PT Samudra Luas Sejahtera Abadi (SLSA). Kapal yang akan ditambah berjenis Carrier yaitu Mother Vessel Supramax untuk pemuatan cargo.
Adapun capex tersebut didapatkan melalui kas internal dan pinjaman perbankan yang saat ini telah terdapat beberapa proposal yang masuk. Alokasiini diharap dapat memberikan dampak positif pada peningkatan revenue non offshore.
Mengutip laporan keuangan kuartal III 2024, Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ELPI kepada entitas induk mencapai Rp146,55 miliar. Nilai tersebut naik 76,58 persen dari Rp82,99 miliar di tahun 2022.
Lonjakan tersebut utamanya ditopang oleh kenaikan pendapatan ELPI sebesar 76,22 persen menjadi Rp 806,05 miliar dari Rp 457,39 miliar. Adapun pendapatan dari segmen usaha offshore berkontribusi sebesar 61 persen dari total pendapatan atau sekitar Rp 492,40 miliar.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok ELPI ikut terkerek 89,1 persen menjadi Rp616,14 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp325,81 miliar.
Dari segi permodalan, total aset ELPI naik menjadi Rp2,32 triliun hingga 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp1,93 triliun. Sementara Liabilitas dan ekuitas perseroan tercatat masing-masing Rp467,04 miliar dan Rp1,85 triliun. (*)