Logo
>

Emas Dunia Naik Tajam di Tengah Pelemahan Dolar

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Emas Dunia Naik Tajam di Tengah Pelemahan Dolar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas dunia mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan Sabtu, 21 Desember 2024 dini hari WIB, didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi setelah data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan inflasi.

    Dilansir dari Consumer News and Business Channel International di Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2024, harga emas spot naik 1,1 persen menjadi USD2.623,36 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS meningkat 1,4 persen ke level USD2.643,20 per ons.

    Pelemahan dolar AS sebesar 0,4 persen dari level tertingginya dalam dua tahun membuat emas lebih murah bagi pembeli internasional sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia ini. Penurunan imbal hasil obligasi AS dari posisi tertingginya dalam enam bulan juga memberikan dorongan tambahan.

    Data ekonomi yang dirilis menunjukkan inflasi bulanan mulai melambat pada November. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) hanya naik 0,1 persen bulan lalu, lebih rendah dibandingkan kenaikan 0,2 persen pada Oktober.

    “Tidak hanya data PCE, tetapi juga data pendapatan pribadi dan pengeluaran pribadi semuanya lebih lemah dari ekspektasi. Kami melihat para investor kembali ke pasar emas dan membangun posisi mereka,” ujar Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.

    Menurut Streible, ekspektasi kebijakan suku bunga juga turut memengaruhi sentimen di pasar emas. Sebelumnya, pasar memperkirakan hanya dua kali pemangkasan suku bunga yang memicu aksi jual besar-besaran pada emas.

    Namun, kini muncul kemungkinan adanya tiga kali pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, meski masih terlalu dini untuk memastikannya. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.

    Ekspektasi Kebijakan Federal Reserve

    JP Morgan dalam catatannya mencatat meskipun permintaan fisik emas tetap solid, ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed di 2025 masih cukup rendah. Namun, bank tersebut menilai bahwa jika kekhawatiran inflasi mereda, The Fed dapat memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam kebijakan moneternya yang pada akhirnya dapat mendorong kenaikan harga emas lebih lanjut.

    Selain emas, pergerakan harga logam mulia lainnya juga positif. Perak spot melonjak 1,7 persen menjadi USD29,52 per ons, platinum naik 0,2 persen menjadi USD925,65 per ons, dan paladium meningkat 1,2 persen ke level USD916,88 per ons.

    Kenaikan ini menunjukkan bahwa sentimen di pasar logam mulia secara keseluruhan sedang menguat, didukung oleh ekspektasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

    Emas Berjangka Anjlok

    Harga emas berjangka dunia anjlok, terpuruk sangat dalam hingga 1,7 persen. Sementara, harga emas spot hanya naik tipis 0,4 persen, pada penutupan perdagangan Kamis, 19 Desember 2024 waktu setempat atau Jumat, 20 Desember 2024, WIB.

    Harga emas bergerak sangat fluktuatif. Hal ini masih dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika Serikat yang memperkuat ekspektasi Federal Reserve Untu bersikap lebih hati-hati dalam mengambil kebijakan moneternya di tahun depan.

    Akibatnya, emas spot kita berada di level USD2.598,20 per ons, sedangkan emas berjangka terlempar hingga ke posisi USD2.608,10 per ons.

    Kondisi dalam negeri Amerika Serikat memang sedang stabil. Data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara adidaya itu sepanjang kuartal ketiga ini melampauiekspektasi pasar. Diketahui, jumlah klaim pengangguran menyusut signifikan.

    Seorang analis dari TD Securities Bart Melek, mengatakan bahwa data tersebut menunjukkan kekuatan ekonomi AS saat ini. Meskipun dibayangi risiko inflasi dan tantangan lainnya, ekonomi AS bisa dikatakan mulai stabil.

    “Kondisi ekonomi yang solid ini mengurangi peluang The Fed Utuk bersikap agresif dalam pelonggaran kebijakan moneter, yang pada akhirnya berimplikasi negatif terhadap harga emas. Di sini, logam mulia tersebut tidak memberikan imbal hasil layaknya instrumen keuangan yang lain,” kata Melek.

    Sebenarnya, di awal perdagangan harga emas sempat anjlok lebihdari 2 persen. Bisa dikatakan, penurunan itu sudah mencapai level terendahnya dalam satu bulan ini. Penurunan terjadi usai the Fed memberikan sinyal akan mengurangi proyeksi pelonggaran kebijakan di tahun depan, seiring inflasi yang masih kuat.

    Tetapi, ternyata penurunan ini dimanfaatkan oleh sejumlah investor untuk membeli emas, sehingga harganya kemudian mampu rebound, bahkan hingga 1,5 persen di sesi berikutnya.

    Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengatakan bahwa volatilitas jangka pendek ini membuka peluang investasi yang menarik bagi pelaku pasar jangka panjang. Selain itu, Ebkarian menyoroti adanya ancaman, misalnya dari besarnya utang negara, serta adanya potensi government shutdown serta kebijakan penghematan anggaran yang dapat menjadi faktor pendorong naiknya harga emas ke depan.

    Sementara itu, ketidakpastian politik menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump turut memberikan tekanan tambahan pada pasar. Dorongan Trump untuk mempengaruhi Kongres demi menghindari penghentian layanan pemerintah, dinilai dapat memicu kekacauan pada sektor perjalanan udara dan layanan penegakan hukum selama musim liburan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).