KABARBURSA.COM - Harga emas dunia mengalami penurunan tipis pada perdagangan pagi ini setelah sebelumnya mencatat rekor tertinggi. Pada Rabu 10 April 2024 pukul 07:38 WIB, yang bertepatan dengan 1 Syawal 1445 H, harga emas dunia di pasar spot tercatat sebesar USD2.352,1 per troy ons, mengalami penurunan 0,05 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Kemarin, harga emas ditutup naik 0,59 persen menjadi USD2.353,41 per troy ons, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 2,33 persen secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambang 7,8 persen.
Sepanjang tahun ini (year-to-date), harga emas meroket 14,09 persen.
“Momentum beli secara teknikal akan berlanjut di pasar emas. Kecuali laju inflasi kemudian lebih cepat dari perkiraan. Jika inflasi melambat, maka harga emas bisa mencapai USD2.400/troy ons,” tegas Phillip Streble, Chief Market Strategist di Blue Line Futures.
Saat inflasi lebih terkendali, maka terbuka ruang bagi bank sentral di berbagai negara untuk menurunkan suku bunga acuan. Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), sehingga lebih diuntungkan dalam iklim suku bunga rendah.
“Dengan prospek penurunan suku bunga, maka reli harga emas sudah masuk di radar,” sebut catatan World Gold Council.
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 83,68.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun perlu diperhatikan, RSI di atas 70 juga menjadi tanda sudah masuk area jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 96,46. Juga sudah overbought, karena di atas 80.
Oleh karena itu, risiko koreksi harga emas pun meninggi. Target support terdekat adalah USD2.333/troy ons. Jika tertembus, maka USD2.292/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah USD2.369/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi ke USD2.374/troy ons.