Logo
>

Emiten Farmasi OBAT Targetkan Dana Rp59,5 Miliar dari Hasil IPO

Ditulis oleh Yunila Wati
Emiten Farmasi OBAT Targetkan Dana Rp59,5 Miliar dari Hasil IPO

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sepertinya, emiten farmasi akan bergairah kembali dengan datangnya pemain baru di pasar saham, yaitu PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT). Brigit Biofarmaka menargetkan dana sebesar Rp59,5 miliar dari hasil IPO-nya nanti.

    OBAT adalah perusahaan yang bergerak di bidang maklon herbal, kosmetik, minuman fungsional, dan botanikal. Emiten farmasi ini siap melaksanakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Dalam aksi korporasi ini, OBAT akan melepas sebanyak 170 juta lembar saham baru atau setara dengan 28,33 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

    Mengutip prospektus yang telah diterbitkan di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024, harga nominal saham ditetapkan sebesar Rp50 per lembar, sementara harga penawaran berada di kisaran Rp330 hingga Rp350 per saham. Dengan demikian, perusahaan berpotensi meraih dana hingga Rp59,5 miliar melalui penawaran umum ini.

    Selain saham baru, OBAT juga akan menerbitkan 85 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru, setara dengan 19,77 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I ini diberikan secara gratis dengan rasio setiap dua saham baru berhak atas satu Waran Seri I.

    Harga pelaksanaan waran ditetapkan sebesar Rp350 per lembar, memberikan peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana hingga Rp29,75 miliar jika seluruh waran dilaksanakan. Dana yang terkumpul dari penerbitan saham maupun pelaksanaan waran akan sepenuhnya dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja, seperti pembelian bahan baku, peningkatan kapasitas produksi, dan pengembangan pemasaran.

    Sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Oso Sekuritas Indonesia mendukung kesuksesan IPO ini. Rangkaian proses IPO dimulai dengan masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung dari 18 hingga 23 Desember 2024.

    Setelah itu, perseroan menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Desember 2024. Masa penawaran umum perdana dijadwalkan berlangsung dari 3 hingga 7 Januari 2025, diikuti dengan tanggal penjatahan saham pada 7 Januari 2025.

    Proses distribusi saham kepada investor dijadwalkan pada 8 Januari 2025, dengan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 9 Januari 2025.

    Strategi OBAT ini mencerminkan ambisinya untuk memperkuat fondasi bisnis melalui penggalangan dana dari publik. Industri yang digeluti perusahaan memiliki prospek cerah, mengingat tren meningkatnya minat masyarakat terhadap produk herbal dan berbasis botanikal yang dinilai lebih alami dan sehat.

    Dukungan dari pendapatan tambahan melalui pelaksanaan waran menjadi salah satu keunggulan rencana ini, memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam menghadapi tantangan di pasar. Di sisi lain, perusahaan menawarkan daya tarik bagi para calon investor melalui rencana pembagian dividen tunai hingga 50 persen dari laba bersih tahun buku 2024, menunjukkan komitmen terhadap optimalisasi nilai pemegang saham.

    Dengan prospek bisnis yang menarik dan strategi penggunaan dana yang terarah, IPO ini menjadi peluang berharga, baik bagi perusahaan yang ingin mengakselerasi pertumbuhan, maupun bagi investor yang mencari potensi pengembalian investasi yang solid. Momentum ini diharapkan mampu memperluas eksistensi OBAT di pasar sekaligus meningkatkan daya saingnya dalam industri maklon herbal, kosmetik, dan produk fungsional di Indonesia.

    Pelemahan Rupiah Tantangan Utama Industri Farmasi

    Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, dikatakan bahwa nilai tukar rupiah pada 2025 akan dijaga pada level Rp16.100. Analis menilai asumsi kurs dalam RAPBN 2025 mencerminkan tisiko pelemahan nilai rupiah pada tahub depan dan masih menjadi tantangan bagi emiten farmasi.

    Adapun alokasi anggaran untuk sektor kesehatan sebesar Rp197,8 triliun, atau 5,5 persen dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 diproyeksi berdampak positif bagi emiten-emiten farmasi.

    "Pelemahan rupiah memang masih akan menjadi tantangan bagi emiten farmasi, tetapi kita perlu melihat bagaimana strategi dari manajemen, apakah akan ada hedging atau strategi lainnya," kata analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis, dalam keterangannya.

    Dia mengatakan, strategi ekspor oleh sejumlah emiten juga menjadi langkah positif yang dapat meningkatkan kinerja pendapatan, mengumpulkan pendapatan dalam valuta asing, serta menjaga bottom line emiten farmasi dari risiko rugi selisih kurs.

    Raport Merah BUMN Farmasi

    Membahas tentang sektor farmasi Indonesia, memang sedang dalam kondisi yang tidak baik. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor Farmasi terus menjadi sorotan karena raport kinerja keuangan mereka sangat buruk. Menteri BUMN saat itu Erick Thohir, membentuk task force alias satuan tugas (satgas) untuk merestrukturisasi dan menyembuhkan BUMN Farmasi yang sedang sakit.

    Adapun raport merah BUMN Farmasi disebabkan oleh masalah keuangan yang menghampiri PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF), dan anak usaha INAF yaitu PT Indofarma Global Medika (IGM).

    Kondisi ini sempat dibahas dalam rapat bersama DPR, di mana legislator melempar kritik keras karena kondisi keuangan farmasi pelat merah memburuk seiring dengan adanya dugaan fraud atau kecurangan.(*)
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79