Logo
>

Emiten ini Jadi Wonderfull Company Usai IPO, Cek Kinerjanya

Ditulis oleh Yunila Wati
Emiten ini Jadi Wonderfull Company Usai IPO, Cek Kinerjanya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Salah satu emiten Grup Sinar Mas disebut-sebut sebagai Wonderfull Company usai mengalami kenaikan nilai saham yang sangat signifikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dwi Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang dulu di-IPO-kan pada 2009 dengan harga Rp1.500 per saham, telah melonjak sebesar 19.433 persen atau hampir 20.000 persen menjadi mencapai level tertinggi Rp 293.000 per saham. Hal ini menjadikan DSSA sebagai salah satu saham termahal yang tercatat di BEI.

    Konsep "wonderful company" didefinisikan sebagai perusahaan yang terus bertumbuh dan memberikan capital gain yang signifikan bagi pemegang sahamnya. Dengan kenaikan saham yang mencolok sejak IPO-nya, DSSA secara potensial dapat dianggap sebagai contoh perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut.

    Selain itu, DSSA juga akan melakukan stock split dengan rasio 1:10. Artinya, nilai nominal saham akan berubah dari Rp250 per saham menjadi Rp25 per saham. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham dan membuatnya lebih terjangkau bagi investor retail. Stock split ini direncanakan akan dilaksanakan pada 18 Juli 2024, di mana saham akan mulai diperdagangkan dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi.

    Dengan demikian, langkah DSSA dalam melakukan stock split ini juga merupakan strategi untuk mengakomodasi pertumbuhan dan minat investor terhadap saham mereka.

    Stock Split 1:10

    PT Dwi Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyetujui rencana untuk melakukan pemecahan nominal (stock split) saham dengan rasio 1:10. Saat ini, harga satu lot atau 100 saham DSSA mencapai Rp24 juta.

    Direktur DSSA Hermawan Tarjono, menyatakan bahwa keputusan ini bertujuan untuk meningkatkan minat investor dalam membeli saham DSSA, meningkatkan jumlah pemegang saham, likuiditas saham, serta mendukung pertumbuhan nilai perusahaan.

    Setelah mendapat persetujuan dari RUPS, perusahaan akan mengumumkan jadwal pelaksanaan stock split sekitar pertengahan Juli 2024 melalui keterbukaan informasi. Hermawan juga mencatat bahwa Badan Ekonomi Efek (BEI) telah memberikan restu untuk stock split dengan rasio maksimal 1:10, meskipun perusahaan mengharapkan rasio yang lebih tinggi agar harga saham dapat lebih terjangkau.

    Saat ini, harga saham DSSA mencapai Rp241.175, menjadikannya salah satu saham termahal yang diperdagangkan di BEI. Dengan jumlah saham beredar sekitar 770,55 juta lembar dan kapitalisasi pasar sebesar Rp186 triliun, DSSA memiliki sekitar 850 pemegang saham per 31 Mei 2024. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi DSSA di pasar dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham serta investor.

    PT Dian Swastatika Sentosa Tbk menjalankan kegiatan usaha utama di bidang penyediaan tenaga listrik dan uap, pertambangan dan perdagangan batu bara, perdagangan besar bahan-bahan kimia, serta infrastruktur dan multimedia di Indonesia. Perseroan beroperasi secara komersial sejak 1 Januari 1998 dengan mengoperasikan empat kompleks pembangkit listrik dan uap yang berlokasi di Tangerang, Serang dan Karawang. Perseroan tergabung dalam kelompok usaha Sinarmas.

    Obligasi Berkelanjutan

    PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), sebuah emiten di sektor energi yang dimiliki oleh Grup Sinar Mas, akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 dengan total jumlah pokok Rp1,5 triliun.

    1. Obligasi Berkelanjutan:

      • Total jumlah pokok: Rp1,05 triliun.
      • Terdiri dari tiga seri dengan kupon antara 7,50 persen hingga 9 persen per tahun.
      • Tenor mulai dari 370 hari hingga lima tahun.

    2. Sukuk Mudharabah Berkelanjutan:

      • Total jumlah pokok: Rp447,48 miliar.
      • Juga terbagi dalam tiga seri dengan indikasi bagi hasil ekuivalen antara 7,50 persen hingga 9 persen per tahun.

    Dalam prospektusnya, DSSA mengalokasikan 70 persen dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk mudharabah untuk ekspansi penyediaan jasa internet oleh anak usahanya, PT Eka Mas Republik (EMR), yang dikenal sebagai MyRepublic, sebuah Internet Service Provider (ISP).

    Sisa dari dana hasil penerbitan akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan. Penerbitan ini didukung oleh sejumlah penjamin emisi termasuk PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), dengan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) bertindak sebagai wali amanat.

    Masa penawaran umum obligasi dan sukuk mudharabah sudah berlangsung dari 20 hingga 31 Mei 2024, dengan distribusi efek secara elektronik pada 5 Juni 2024 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Juni 2024.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79