KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan akan mengambil langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG. Bahlil menegaskan pentingnya hilirisasi LPG sebagai salah satu upaya untuk menekan impor dan meningkatkan daya saing produksi migas nasional.
Pertamina pun menyambut baik program ini. Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, mengatakan pihaknya sudah mengkondisikan timnya untuk melaksanakan arahan peningkatan produksi nasional, pemanfaatan gas stranded, dan peningkatan produksi LPG nasional.
"Akan kita tindak lanjuti, kita siap untuk duduk bersama dengan Pak Menteri mencari solusi untuk peningkatan produksi tersebut," katanya di Mandarin Oriental Jakarta, Dikutip, Jakarta, 21 Agustus 2024.
Dengan dukungan penuh dari Pertamina, program hilirisasi ini diperkirakan dapat memberikan katalis positif bagi emiten-emiten di sektor gas seperti PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS). Laporan keuangan terbaru dari HITS menunjukkan sejumlah perkembangan yang menarik untuk dicermati, khususnya dalam konteks upaya pemerintah yang sedang berlangsung ini.
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), minyak mentah, bahan bakar minyak, bahan kimia, kontainer, batubara, dan kargo laut lainnya. Selain itu, perusahaan ini juga menyediakan layanan awak kapal dan manajemen kepada pemilik kapal. HITS mulai beroperasi secara komersial pada 1 Januari 1993, setelah didirikan pada 21 Desember 1992 berdasarkan Akta Notaris R.N. Sinulingga No. 464.
Perusahaan ini memiliki beberapa pemegang saham utama. PT Humpuss menguasai 45,52 persen saham perusahaan, dengan nilai sebesar Rp 3,23 triliun. Pemegang saham besar lainnya adalah PT Menara Cakra Buana, yang memiliki 32,84 persen saham atau senilai Rp 2,33 triliun. Masyarakat non-warkat memegang 11,22 persen saham atau senilai Rp 796,64 miliar, sementara H Hutomo Mandala Putra SH memegang 10,4 persen saham senilai Rp 738,69 miliar. Masyarakat warkat memiliki porsi yang sangat kecil, yaitu 0,02 persen atau sekitar Rp 1,22 miliar.
Dalam jajaran direksi, salah satu nama yang tercantum adalah Dedi Hudayana, yang memiliki saham dalam jumlah kecil, yaitu sebesar Rp 285,80 ribu, atau kurang dari 0,0001 persen dari total saham yang ada.
Pergerakan jumlah pemegang saham HITS menunjukkan variasi selama tahun 2024. Pada akhir Juli 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 1.045, meningkat sebanyak 44 pemegang dari bulan sebelumnya. Namun, sebelumnya terjadi penurunan jumlah pemegang saham, seperti pada Juni dan Mei yang masing-masing turun sebanyak 5 dan 10 pemegang. Angka terendah terlihat pada April 2024, dengan penurunan hingga 61 pemegang saham, yang mencapai 1.016 pemegang saham.
Laba Bersih
Pada 2024, HITS mencatatkan kinerja laba bersih yang mengalami fluktuasi. Di kuartal pertama, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp34 miliar, turun dari Rp44 miliar pada kuartal pertama tahun 2023.
Namun, di kuartal kedua, HITS berhasil meningkatkan laba bersihnya menjadi Rp43 miliar. Meskipun ada peningkatan dibandingkan kuartal pertama, laba ini masih jauh di bawah capaian pada kuartal kedua tahun 2023 yang sebesar Rp119 miliar. Kondisi ini menunjukkan adanya tantangan yang signifikan dalam menjaga stabilitas kinerja keuangan di tahun 2024.
Secara tahunan, laba bersih HITS untuk tahun 2024 diperkirakan akan mencapai Rp155 miliar, lebih tinggi dibandingkan Rp84 miliar pada tahun 2023. Kenaikan ini mengindikasikan perbaikan yang lebih baik dalam paruh kedua tahun 2024, meskipun terdapat penurunan laba di kuartal-kuartal sebelumnya.
Penilaian
Rasio harga terhadap laba (PE ratio) HITS yang dihitung secara tahunan (annualized) berada di angka 12,99, menunjukkan valuasi pasar yang masih cukup moderat. Namun, rasio PE berdasarkan laba setahun penuh terakhir (TTM) berada di angka negatif -1.915,21, yang menandakan bahwa laba perusahaan tidak stabil, sehingga menghasilkan rasio PE yang sangat tinggi dan tidak biasa.
Rasio harga terhadap penjualan (price to sales) berada di angka 1,04, yang menunjukkan bahwa saham perusahaan diperdagangkan sedikit di atas nilai penjualannya. Rasio harga terhadap nilai buku (price to book value) berada di 1,83, yang artinya pasar menilai perusahaan hampir dua kali lipat dari nilai aset bersihnya.
Solvabilitas
Rasio lancar (current ratio) HITS tercatat sebesar 1,71 pada kuartal terakhir, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat (quick ratio) yang berada di 1,56 juga menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat, di mana perusahaan mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus menjual persediaan.
Namun, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) berada di angka 1,98, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki jumlah utang yang hampir dua kali lipat dari ekuitasnya, menandakan leverage keuangan yang cukup tinggi.
Klik Halaman Selanjutnya...
Profitabilitas
Dalam hal profitabilitas, pengembalian atas aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) perusahaan masing-masing berada di angka negatif -0,02 persen dan -0,10 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian, meskipun margin laba kotor (gross profit margin) tercatat sebesar 24 persen. Margin laba operasi (operating profit margin) sebesar 13,50 persen dan margin laba bersih (net profit margin) sebesar 7,83 persen juga mencerminkan profitabilitas yang tetap terjaga meskipun ada tekanan pada bottom line (laba bersih).
Laporan Laba Rugi
Total pendapatan HITS dalam setahun penuh terakhir (TTM) mencapai Rp1,930 triliun, dengan laba kotor (gross profit) sebesar Rp431 miliar. EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) perusahaan tercatat sebesar Rp469 miliar, sedangkan laba bersih (net income) tercatat negatif Rp1 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan menghadapi tantangan serius dalam mencapai profitabilitas bersih.
Neraca
Dalam laporan neraca, HITS memiliki kas (cash) sebesar Rp667 miliar pada kuartal terakhir. Total aset perusahaan mencapai Rp4,62 triliun, dengan total kewajiban (total liabilities) sebesar Rp2,84 triliun. Utang jangka pendek (short-term debt) tercatat sebesar Rp213 miliar, sedangkan utang jangka panjang (long-term debt) mencapai Rp1,96 triliun, sehingga total utang perusahaan adalah Rp2,17 triliun. Ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp1,10 triliun, dan utang bersih (net debt) sebesar Rp1,51 triliun.
Laporan Arus Kas
Pada tahun terakhir (TTM), PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) mencatat arus kas dari operasi sebesar Rp 297 miliar, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya. Namun, arus kas dari investasi menunjukkan angka negatif sebesar Rp452 miliar, yang mengindikasikan adanya pengeluaran besar untuk kegiatan investasi, mungkin dalam bentuk pembelian aset atau pengembangan bisnis.
Arus kas dari pembiayaan tercatat sebesar Rp395 miliar, menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan pendanaan eksternal yang signifikan, kemungkinan dari penerbitan utang atau ekuitas. Belanja modal (capital expenditure) selama periode ini mencapai Rp365 miliar, yang merupakan investasi untuk pertumbuhan jangka panjang. Namun, arus kas bebas (free cash flow) tercatat negatif Rp67 miliar, menandakan bahwa setelah semua pengeluaran untuk operasional dan investasi, perusahaan masih mengalami defisit dalam arus kas bebas.
Pertumbuhan
Dari sisi pertumbuhan, pendapatan (revenue) HITS mengalami pertumbuhan sebesar 26,86 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan pendapatan tahun berjalan (YTD) sebesar 23,33 persen. Namun, secara tahunan (annual), pertumbuhan pendapatan justru sedikit menurun sebesar -0,78 persen, yang menunjukkan adanya perlambatan kinerja tahunan.
Pertumbuhan laba bersih (net income) mengalami penurunan yang signifikan, dengan penurunan sebesar -63,41 persen untuk kuartal dibandingkan tahun sebelumnya, dan penurunan -52,36 persen untuk tahun berjalan. Secara tahunan, laba bersih menurun sebesar -31,24 persen, yang mencerminkan adanya penurunan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Pertumbuhan laba per saham (EPS) juga menunjukkan pola penurunan yang serupa, menandakan bahwa penurunan laba perusahaan berpengaruh langsung terhadap pendapatan pemegang saham.
Kinerja Harga Saham
Kinerja harga saham HITS juga menunjukkan tren yang menurun. Selama satu minggu terakhir, harga saham turun sebesar -1,39 persen, dan dalam satu bulan terakhir, penurunan mencapai -8,39 persen. Selama tiga bulan dan enam bulan terakhir, harga saham turun masing-masing sebesar -21,55 persen. Penurunan terbesar terjadi selama satu tahun terakhir, dengan harga saham turun sebesar -36,61 persen.
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, penurunan harga saham selama tiga tahun mencapai -21,11 persen, lima tahun sebesar -57,29 persen, dan sepuluh tahun sebesar -15,22 persen. Hingga tahun berjalan, harga saham HITS turun sebesar -24,47 persen. Harga tertinggi saham dalam 52 minggu terakhir mencapai Rp500, sedangkan harga terendahnya berada di Rp238.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.