KABARBURSA.COM - PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban yang sahamnya dimiliki oleh Lo Kheng Hong, akan segera membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya akhir pekan ini. Pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja tahun buku 2023.
Para pemegang saham GJTL, termasuk Lo Kheng Hong, akan menerima total dividen sebesar Rp174,22 miliar atau Rp50 per lembar saham. Berdasarkan catatan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga 19 Juli 2024, Lo Kheng Hong memiliki 181.183.000 saham GJTL, sehingga beliau diperkirakan akan memperoleh sekitar Rp9,05 miliar.
Lo Kheng Hong tetap menjadi salah satu pemegang saham terbesar GJTL hingga akhir semester pertama 2024, dengan kepemilikan 181,13 juta lembar saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) hingga akhir Juni 2024. Kepemilikan ini setara dengan 5,199 persen dari total saham.
Dengan jumlah kepemilikan tersebut, Lo Kheng Hong berada di posisi ketiga sebagai pemegang saham terbesar GJTL, setelah Denham Pte Ltd dengan 49,5 persen dan Compagnie Financiere dengan 10 persen. Penelusuran Bisnis menunjukkan bahwa kepemilikan saham GJTL oleh Lo Kheng Hong meningkat dibandingkan akhir 2023, ketika beliau memiliki 180,63 juta lembar atau setara dengan 5,183 persen.
Kinerja GJTL
Untuk diketahui, PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban, mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,47 triliun pada kuartal I 2024. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen dibandingkan Rp4,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski pendapatan meningkat, GJTL berhasil mengurangi beban pokok penjualan, yang turun dari Rp3,56 triliun pada akhir Maret 2023 menjadi Rp3,43 triliun pada kuartal I 2024.
Akibatnya, laba kotor GJTL naik dari Rp881,13 miliar pada akhir kuartal I 2023 menjadi Rp1,04 triliun pada periode Januari hingga Maret 2024. Penjualan kepada pihak ketiga lokal tetap menjadi kontributor utama, dengan kontribusi meningkat dari Rp3,26 triliun tahun lalu menjadi Rp3,46 triliun pada kuartal I 2024.
Laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp338,84 miliar pada kuartal I 2024, mencerminkan pertumbuhan sebesar 27,53 persen dibandingkan Rp265,69 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Gajah Tunggal juga berhasil melanjutkan kinerja positif sepanjang tahun 2023. GJTL mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,18 triliun, berbalik dari rugi Rp181,38 miliar pada 2022. Laba per saham meningkat dari –52 menjadi 339.
Selama tahun lalu, GJTL mencatat penjualan bersih sebesar Rp16,97 triliun, mengalami penurunan 1,16 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan Rp17,17 triliun pada 2022. Penjualan kepada pihak berelasi mencapai Rp2,04 triliun, turun 27,16 persen yoy.
Sementara itu, penjualan kepada pihak ketiga mencapai Rp15,19 triliun, meningkat 4,27 persen yoy. Setelah dikurangi dengan insentif kinerja sebesar Rp265,99 miliar, meski penjualan menurun, perusahaan ini mampu menekan beban pokok penjualan hingga 10,66 persen yoy menjadi Rp13,23 triliun. Hasilnya, laba kotor yang diakumulasikan sepanjang 2023 mencapai Rp3,73 triliun, meningkat 58,70 persen yoy.
Saham GJTL
Saham GJTL mampu tumbuh positif pada 6 bulan hingga setahun ini. Dalam setahun saja, sahamnya tumbuh sebesar 32,35 persen, dari Rp1.280 per saham pada 25 Juli 2023, menjadi Rp1.005 per saham pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa, 23 Juli 2024. Untuk 6 bulan perdagangan, saham GJTL masih mengalami kenaikan sebesar 3,69 persen dari sebelumnya Rp1.155 per saham pada 23 Januari 2024.
Profil Gajah Tunggal
PT Gajah Tunggal Tbk adalah perusahaan yang memproduksi dan memperdagangkan produk-produk berbahan karet, termasuk ban dalam dan ban luar untuk berbagai jenis kendaraan, serta kain ban dan karet sintetis. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan fasilitas produksi ban terintegrasi terbesar di Indonesia.
Produk-produk perusahaan meliputi merek GT Radial, Giti TBR, Gajah Tunggal, IRC Tire, dan Zeneos. Ban GT Radial, yang merupakan merek untuk kendaraan penumpang, didistribusikan di seluruh Indonesia melalui lebih dari 40 distributor dan outlet ritel, termasuk outlet resmi Tirezone, serta diekspor ke lebih dari 90 negara. Giti TBR adalah ban untuk truk dan bus yang digunakan pada berbagai jenis jalan, baik dalam kota maupun antar kota. Gajah Tunggal adalah merek ban bias untuk kendaraan komersial, menjadi pemimpin pasar dan andalan di sektor transportasi, perkebunan, dan tambang. IRC Tire adalah pemimpin pasar untuk ban sepeda motor di Indonesia, dengan berbagai inovasi baru hasil kerjasama dengan Inoue Rubber Company Jepang. Zeneos adalah merek ban sepeda motor yang fokus pada ban tubeless yang modern dan stylish, dengan target pasar generasi muda berusia sekitar 18 hingga 29 tahun.
Perusahaan mengoperasikan lima pabrik ban terintegrasi yang memproduksi berbagai jenis produk, termasuk ban radial mobil penumpang, ban bias truk dan bus, ban sepeda motor, ban radial truk dan bus (TBR), dan ban dalam untuk sepeda motor dan mobil. Selain itu, ada fasilitas pendukung yang memproduksi aksesoris ban seperti flaps, rim tape, dan O-rings. Gajah Tunggal juga memiliki dua pabrik tambahan di Tangerang dan Serang yang memproduksi kain ban dan karet sintetis, dua komponen penting dalam produksi ban. Perusahaan memiliki lahan sekitar 100 hektar di Karawang yang digunakan sebagian untuk fasilitas riset dan pengujian ban serta rencana ekspansi pabrik di masa mendatang.
Divisi kain ban dan karet sintetis telah menjadi bagian dari perusahaan sejak akhir tahun 2004. Selain memproduksi bahan baku untuk keperluan internal, divisi ini juga menjual kelebihan produksi kepada pihak ketiga. Divisi kain ban perusahaan adalah salah satu produsen kain ban terbesar di Asia Tenggara. Kain ban adalah bahan baku yang terbuat dari benang filamen atau poliester dalam larutan kimia untuk memfasilitasi ikatan dengan senyawa karet. Karet sintetis (SBR), polimer yang disintesis dari bahan turunan minyak bumi, diproduksi di fasilitas produksi perusahaan, yang merupakan pabrik SBR pertama di Indonesia dan juga di Asia Tenggara. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.