KABARBURSA.COM - PT FAP Agri Tbk (FAPA), salah satu emiten perkebunan sawit terkemuka di Indonesia, kembali menunjukkan performa keuangannya yang solid melalui penerimaan dividen dari anak usahanya, PT Karangjuang Hijau Lestari, senilai Rp275,5 miliar.
Dividen ini disetor pada 5 Desember 2024, dengan FAPA memiliki 95 persen kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Langkah ini mencerminkan komitmen FAPA dalam menjaga aliran pendapatan yang konsisten dari anak usahanya.
Corporate Secretary FAPA, Henryzal M Panjaitan, menegaskan bahwa transaksi ini tidak membawa dampak material terhadap operasional, keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa FAPA tetap kokoh secara fundamental meskipun menerima arus kas dalam jumlah besar dari dividen.
Dalam konteks yang lebih luas, arus dividen ini mencerminkan kesehatan finansial anak usaha FAPA yang tetap menguntungkan di tengah dinamika industri sawit.
Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2024, FAPA juga menerima dividen dari beberapa anak usaha lainnya. PT Tirta Madu Sawit Jaya menyetor Rp47,5 miliar, sedangkan PT Riau Agung Karya Abadi bersama PT Tirta Madu Sawit Jaya memberikan total dividen Rp116,85 miliar. Secara akumulatif, ini menegaskan peran anak usaha sebagai pilar penting dalam struktur keuangan FAPA.
FAPA, yang memiliki sembilan anak usaha strategis, terus memperkuat posisinya di industri sawit nasional. Kesembilan anak usaha ini beroperasi di berbagai wilayah strategis dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 95 persen.
Mereka termasuk PT Bhumi Simanggaris Indah, PT Borneo Bhakti Sejahtera, PT Bulungan Hijau Perkasa, dan PT Setia Agro Utama. Diversifikasi ini memberikan stabilitas dan fleksibilitas bagi FAPA dalam menghadapi tantangan industri dan memanfaatkan peluang pasar.
Secara pasar modal, saham FAPA mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan 0,47 persen, ditutup pada harga Rp5.375 pada perdagangan Kamis, 5 Desember 2024. Pada sesi berikutnya, harga saham dibuka stagnan, mencerminkan kepercayaan investor yang tetap terjaga.
Stabilitas ini menunjukkan apresiasi pasar terhadap strategi bisnis FAPA, termasuk pengelolaan aset dan pendapatan dari anak usaha yang optimal.
Ke depan, dengan komitmen pada pengembangan anak usaha dan pengelolaan keuangan yang efisien, FAPA berada dalam posisi yang kuat untuk terus menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya.
Penerimaan dividen yang signifikan dari anak usaha mencerminkan keberhasilan model bisnis yang terintegrasi dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat perannya sebagai salah satu pemain utama dalam industri sawit di Indonesia.
Kinerja Keuangan FAPA
Dilihat dari kinerja keuangannya, FAPA berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang menggembirakan di kuartal ketiga 2024. Dalam laporan keuangan yang dirilis, perusahaan yang bergerak di sektor agribisnis ini melaporkan kenaikan pendapatan yang signifikan.
Pendapatan FAPA tercatat mencapai Rp1,13 triliun, naik dari Rp1,04 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan ini seiring dengan peningkatan volume penjualan produk-produk unggulan perusahaan, meskipun kondisi pasar global masih mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.
Laba bersih perusahaan juga menunjukkan hasil positif, dengan angka yang tercatat sebesar Rp50,7 miliar, naik dari Rp42,5 miliar pada kuartal ketiga 2023. Laba ini memberikan gambaran yang baik mengenai efisiensi operasional dan strategi pengelolaan biaya yang dilakukan oleh manajemen.
Perusahaan mencatatkan kenaikan pada laba per saham (EPS) yang mencapai Rp10,3 per saham, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp8,7 per saham. Pencapaian ini mengindikasikan bahwa FAPA terus menunjukkan daya tarik bagi investor.
Selain itu, FAPA juga memperlihatkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang stabil di angka 0,57 kali, menunjukkan posisi keuangan yang relatif sehat dan terkendali. Dengan posisi kas yang solid dan likuiditas yang cukup, FAPA diharapkan mampu mempertahankan pertumbuhannya hingga akhir tahun.
Secara keseluruhan, hasil kinerja yang positif ini memberi indikasi bahwa FAPA terus berada di jalur yang tepat dalam memperkuat fondasi bisnisnya di tengah tantangan yang ada. Para analis memperkirakan bahwa jika kondisi pasar tetap mendukung, perusahaan ini memiliki potensi untuk mempertahankan kinerja keuangan yang solid hingga akhir tahun 2024.
Analisis Fundamental Buffett
Keuangan FAPA saat ini cukup membengkak, usai mencatatkan kinerja keuangan yang membaik di kuartal ketiga tahun ini dan pembagian dividen dari anak usaha.
Namun, menurut Warren Buffett, yang biasanya memilih perusahaan dengan karakteristik seperti moat ekonomi (keunggulan kompetitif berkelanjutan), manajemen yang kompeten, pendapatan stabil, dan harga saham yang masuk akal dibandingkan nilai intrinsiknya, ada baiknya jika investor menghindari untuk membeli saham pada valuasi saat ini.
Berikut ini pertimbangan yang diberikan oleh Buffett:
- Perusahaan dianalisis memiliki beberapa kekuatan menarik. Pendapatan (TTM) mencapai Rp5.611 miliar, dengan margin laba bersih sebesar 12,98 persen pada kuartal terbaru, menunjukkan efisiensi operasional yang cukup baik. Namun, Price-to-Earnings (P/E) Ratio (TTM) sebesar 60,05 jauh lebih tinggi dibandingkan IHSG median (7,23), menunjukkan valuasi premium yang memerlukan justifikasi dari pertumbuhan pendapatan masa depan.
- Dari perspektif solvabilitas, rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) sebesar 0,60 dan rasio total kewajiban terhadap ekuitas (Total Liabilities/Equity) sebesar 1,20 menunjukkan tingkat leverage yang moderat. Namun, Altman Z-Score sebesar 0,87 menunjukkan risiko kebangkrutan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang lebih stabil secara finansial. Rasio Current dan Quick masing-masing 0,76 dan 0,56 juga mencerminkan likuiditas yang lemah, yang berpotensi memengaruhi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
- Profitabilitas perusahaan menunjukkan kekuatan manajemen dalam mengelola aset dan modal. Return on Equity (ROE) sebesar 8,25 persen menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham. Meskipun demikian, ROE ini tidak luar biasa jika dibandingkan perusahaan dengan moat yang kuat di sektor yang sama.
- Arus kas bebas (Free Cash Flow) sebesar Rp1.138 miliar menunjukkan kemampuan menghasilkan uang tunai yang dapat digunakan untuk membayar dividen, investasi kembali, atau pelunasan utang. Rasio harga terhadap arus kas bebas (P/FCF) sebesar 17,15 memberikan gambaran valuasi moderat jika dibandingkan dengan sektor lain.
- Meskipun pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 50,51 persen mengesankan, PEG Ratio negatif (-0,77) menunjukkan bahwa ekspektasi pertumbuhan masa depan tidak cukup untuk membenarkan valuasi saat ini. Kombinasi dari P/E Ratio tinggi dan rasio EV/EBITDA sebesar 19,00 menunjukkan bahwa pasar telah memberikan penilaian yang optimis pada saham ini, meskipun pertumbuhan ini mungkin tidak berkelanjutan.
Dari perspektif Buffett, perusahaan ini tidak ideal untuk investasi, mengingat valuasinya yang tinggi dan likuiditas yang relatif rendah. Buffett lebih menyukai perusahaan dengan valuasi lebih rendah dan moat yang jelas, seperti kemampuan unik dalam menciptakan pendapatan stabil atau dominasi pasar.
Namun, jika sudah terlanjut memegang saham FAPA, pertimbangkan untuk meninjau kembali strategi, terutama jika pertumbuhan pendapatan tidak sesuai ekspektasi. Sebaliknya, cari perusahaan dengan ROE tinggi, rasio P/E moderat, dan arus kas bebas yang sehat dengan harga lebih kompetitif untuk investasi jangka panjang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.