KABARBURSA.COM - Founder Gojek, Kevin Bryan Aluwi, dilaporkan telah menjual seluruh kepemilikan saham seri A di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Dengan harga saham yang masih di level gocap, Kevin diperkirakan bisa mendapatkan dana sekitar Rp29,17 miliar dari penjualan tersebut.
Data dari laporan bulanan pemegang saham GOTO per 30 Juni 2024 menunjukkan bahwa Kevin kini tidak memiliki saham seri A sama sekali. Sebelumnya, pada Mei 2024, Kevin memiliki 583,37 juta saham seri A, yang setara dengan 0,05 persen kepemilikan dan 0,02 persen hak suara.
Walaupun telah menjual seluruh saham seri A, Kevin masih memiliki 3,27 juta saham seri B GOTO, yang memberikan hak suara sebesar 3,7 persen. Namun, informasi mengenai penjualan atau transaksi saham seri A Kevin belum mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak GOTO hingga berita ini ditulis.
Pada 12 Juli 2024 kemarin, harga saham GOTO masih di level Rp50 per lembar, dengan volume perdagangan mencapai 131,19 juta lembar dan nilai transaksi Rp6,81 miliar. Frekuensi perdagangan saham GOTO tercatat sebanyak 3.167 kali, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp60,07 triliun.
Kevin awalnya memiliki 5,79 miliar saham Seri A GOTO saat perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April 2022. Setelah masa lock-up berakhir, ia mulai menjual saham ini secara bertahap, dengan penjualan pertama dilakukan pada Mei 2023, satu tahun setelah IPO.
Di sisi lain, mantan Komisaris dan Co-Chairman GOTO, William Tanuwijaya, justru memperbesar kepemilikannya dengan membeli 1,06 miliar saham seri A GOTO. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham William mencapai 8,36 miliar saham, atau sekitar 0,70 persen dari total saham beredar GOTO yang berjumlah 1,20 triliun.
William juga masih memiliki 12,58 miliar saham seri B, yang setara dengan 1,05 persen dari total saham beredar. Selain itu, GOTO melaporkan peningkatan jumlah pemegang saham menjadi 366.550 per 30 Juni 2024, bertambah 11.993 dari bulan sebelumnya.
Kevin Aluwi adalah salah satu pendiri Gojek, yang didirikan pada tahun 2010 bersama Michaelangelo Moran dan Nadiem Makarim. Ia menjabat sebagai CFO di awal pendirian perusahaan berkat latar belakangnya di bidang keuangan.
Lahir pada 1 September 1986, Kevin menyelesaikan pendidikan di University of Southern California, Marshall School of Business, dengan gelar Bachelor di bidang Corporate Finance, Entrepreneurship, dan International Relations.
Karir profesionalnya dimulai di Salem Partners LLC sebagai analis Investment Banking, sebelum beralih ke Merah Putih Inc. sebagai Manajer Pengembangan Bisnis. Ia juga menjabat sebagai Kepala Business Intelligence di Zalora Indonesia selama dua tahun.
Pada tahun 2019, Kevin resmi diangkat sebagai CEO Gojek, menggantikan Nadiem Makarim yang menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI oleh Presiden Jokowi. Meskipun memiliki latar belakang formal di bidang keuangan, ketertarikan Kevin terhadap teknologi sudah terlihat sejak kecil.
Setelah tiga tahun memimpin dan membawa Gojek melakukan merger dengan Tokopedia hingga melantai di BEI, Kevin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Gojek dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) GOTO pada 28 Juni 2022, dan beralih menjadi Komisaris. Ia kemudian resmi mengundurkan diri dari jajaran manajemen GOTO pada Februari 2023.
Kinerja GOTO 2023
Pada tahun 2023, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp90,39 triliun, meningkat 124 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan pencatatan goodwill yang terjadi akibat pelepasan PT Tokopedia.
Manajemen GOTO menjelaskan bahwa pencatatan goodwill sebesar Rp78,8 triliun terjadi karena kepemilikan Tokopedia dilepaskan kepada TikTok. Angka ini bersifat tidak berulang, dan merupakan pos non kas serta non operasional.
Namun, jika goodwill tidak dipertimbangkan, GOTO seharusnya mencatatkan rugi bersih sebesar Rp11,8 triliun pada tahun 2023. Meskipun jumlah ini mengalami penurunan 60 persen secara tahunan dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp29,3 triliun di tahun 2022.
Kendati begitu, kinerja operasional GOTO menunjukkan perbaikan. Berdasarkan laporan keuangannya yang dirilis pada tanggal 19 Februari, pendapatan bersih perusahaan teknologi ini mencapai Rp14,78 triliun, naik 30,28 persen secara tahunan atau yoy on year (yoy) dari Rp11,34 triliun.
Pendapatan dari imbalan jasa meningkat 37,42 persen menjadi Rp8,66 triliun. Sementara itu, pendapatan dari imbalan iklan menyumbang sebesar Rp2,19 triliun dan pendapatan lainnya sebesar Rp1,79 triliun.
Jumlah beban GOTO mengalami penurunan signifikan 39,86 persen secara tahunan menjadi Rp25,06 triliun di tahun 2023. Padahal pada tahun 2022, jumlah beban induk usaha GoJek mencapai Rp41,67 triliun.
Sebagai hasilnya, rugi usaha GOTO mengecil 66,11 persen menjadi Rp10,27 triliun sepanjang tahun 2023. Pada tahun sebelumnya, rugi usaha perusahaan yang dipimpin oleh Patrick Walujo ini mencapai Rp30,32 triliun.