KABARBURSA.COM - Hashtag "Friday Coalday" membara di dunia maya. Para investor sedang mencerna dengan teliti, bagaimana para emiten batu bara bisa menyiasati dengan sempurna kesempatan ini untuk meraih cuan sebesar-besarnya. Tersebut PTBA, INDY, BUMI dan ADRO yang akan memenangkan 'pertarungan' batu bara ini.
Apalagi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 26 September kemarin baru saja mengumumkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk September 2024 melalui Keputusan Menteri ESDM No. 231.K/MB.01/MEM.B/2024. Dalam aturan tersebut, HBA ditetapkan berdasarkan empat kategori, dan terdapat perbedaan signifikan dalam harga jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Agustus 2024.
Dari hasil keputusan, kategori batu bara dengan kalori tertinggi dan terendah mengalami kenaikan harga, sementara kategori I dan II justru mengalami penurunan. Berikut adalah rincian HBA untuk bulan September 2024:
- HBA Utama: Dengan kesetaraan kalori 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26 persen, sulphur 0,66 persen, dan ash 7,94 persen, HBA ditetapkan sebesar USD125,15 per ton. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan HBA bulan Agustus yang sebesar USD115,29 per ton.
- HBA I: Untuk kategori ini, dengan kesetaraan kalori 5.300 kcal/kg GAR, total moisture 21,32 persen, sulphur 0,75 persen, dan ash 6,04 persen, harga ditetapkan pada USD85,01 per ton. Harga ini mengalami penurunan dari bulan Agustus yang mencapai USD86,20 per ton.
- HBA II: Dengan kesetaraan kalori 4.100 kcal/kg GAR, total moisture 35,73 persen, sulphur 0,23 persen, dan ash 3,9 persen, harga HBA II ditetapkan sebesar USD53,26 per ton. Angka ini juga mengalami penurunan dibandingkan HBA bulan Agustus yang berada di USD54,63 per ton.
- HBA III: Untuk kategori terendah, dengan kesetaraan kalori 3.400 kcal/kg GAR, total moisture 44,30 persen, sulphur 0,24 persen, dan ash 3,88 persen, harga ditetapkan di angka USD35,89 per ton, naik dari bulan Agustus yang berada di USD35,62 per ton.
Pemerintah melalui keputusan ini berharap dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pergerakan harga batu bara, yang merupakan salah satu komoditas penting dalam perekonomian Indonesia.
Kenaikan harga pada kategori batu bara dengan kalori tertinggi menunjukkan permintaan yang tetap kuat, sedangkan penurunan pada kategori I dan II mencerminkan fluktuasi pasar yang mungkin terkait dengan pasokan dan permintaan global.
Dengan ditetapkannya HBA ini, diharapkan para pelaku industri batu bara dapat merencanakan strategi bisnis yang tepat untuk menghadapi tantangan di pasar, serta memaksimalkan keuntungan di tengah kondisi yang dinamis.
Siapa Paling Menyala?
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam webinar "Suku Bunga The Fed Turun, Saatnya Jual atau Beli Saham?" yang digelar Kabarbursa.com, Kamis, 26 September 2024, sempat menyinggung tentang potensi batu bara yang kembali menarik untuk diperhatikan.
"Berbicara tentang batu bara, kini sedang menarik untuk dilihat fundamentalnya. Ada beberapa emiten batu bara yang sekiranya berpotensi untuk dibeli," kata Ibrahim, kemarin.
Jika ingin dibandingkan, berikut ini kinerja PTBA, INDY, BUMI dan ADRO:
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunjukkan kinerja yang stabil di pasar saham, meskipun terdapat beberapa fluktuasi harga yang signifikan. Saham PTBA ditutup pada harga Rp3,130, mengalami kenaikan sebesar 0.64 persen dibandingkan harga penutupan sebelumnya yang tercatat di Rp3,110.
Saham PTBA membuka perdagangan pada harga Rp3,110 dan sempat mencapai titik tertinggi hari ini di Rp3,140. Namun, harga saham juga mengalami penurunan hingga ke level terendah Rp3,040, mencerminkan adanya volatilitas di pasar. Rata-rata harga yang tercatat sepanjang hari adalah Rp3,094, menunjukkan pergerakan yang cukup stabil di atas harga pembukaan.
Volume perdagangan untuk hari ini mencapai 211 ribu lot, dengan total nilai transaksi mencapai Rp65.3 miliar. Angka ini menunjukkan adanya minat yang cukup besar dari investor untuk membeli saham PTBA, menandakan likuiditas yang baik dalam perdagangan saham ini.
Kenaikan harga yang dialami PTBA dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk sentimen positif pasar terhadap kinerja perusahaan serta meningkatnya permintaan akan batu bara, yang merupakan komoditas utama yang diproduksi oleh perusahaan ini. Meskipun harga batu bara mengalami fluktuasi, kebutuhan global yang terus meningkat berpotensi mendukung pertumbuhan kinerja PTBA ke depan.
Namun, investor tetap diingatkan untuk waspada terhadap potensi tekanan jual, terutama di saat harga saham mencapai level tertinggi, seperti yang terlihat pada harga 3,140. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan kondisi pasar yang lebih luas dan dampak dari kebijakan pemerintah terkait sektor energi.
Secara keseluruhan, PTBA menunjukkan performa yang stabil dengan potensi untuk terus meningkat. Meskipun mengalami fluktuasi, minat beli yang tinggi di pasar mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan. Investor jangka pendek dapat memanfaatkan volatilitas ini untuk meraih keuntungan, sementara investor jangka panjang perlu tetap memperhatikan kondisi fundamental perusahaan serta dinamika pasar batu bara.
Dengan kinerja yang solid dan dukungan dari permintaan pasar yang kuat, PTBA berpotensi menjadi salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan di tengah ketidakpastian yang melanda pasar saat ini.
PT Indika Energy Tbk (INDY)
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) menunjukkan performa yang positif pada perdagangan hari ini. Saham dibuka pada harga Rp1,650, yang sama dengan harga penutupan sebelumnya. Namun, saham ini berhasil mencapai high harian di Rp1,730, menandakan adanya minat beli yang kuat dari investor.
Di sisi lain, harga saham sempat menyentuh low harian di Rp1,640, tetapi segera pulih dan ditutup pada Rp1,715, memberikan profit sebesar Rp65 atau 3.94 persen dari harga sebelumnya.
Volume perdagangan yang tercatat sebesar 266 ribu lot menunjukkan adanya aktivitas perdagangan yang cukup tinggi, mengindikasikan likuiditas yang baik. Total nilai transaksi mencapai Rp45.2 miliar, yang mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan saham INDY.
Kenaikan harga saham INDY dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sentimen positif di pasar energi dan peningkatan permintaan terhadap produk energi, yang merupakan fokus utama perusahaan. Meskipun harga minyak dan batu bara mengalami fluktuasi, prospek pertumbuhan sektor energi secara umum dapat memberikan dukungan bagi pergerakan harga saham INDY.
Saham INDY menunjukkan momentum yang positif dengan pertumbuhan yang signifikan pada hari ini. Kenaikan sebesar 3.94 persen mencerminkan adanya optimisme pasar terhadap kinerja perusahaan dan sektor energi secara keseluruhan. Investor jangka pendek mungkin melihat ini sebagai peluang untuk meraih keuntungan, sementara investor jangka panjang perlu memperhatikan tren fundamental dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Secara keseluruhan, INDY merupakan salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan di tengah dinamika pasar energi yang terus berkembang.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami kenaikan harga yang moderat pada perdagangan hari ini. Saham dibuka pada harga Rp123, yang sama dengan harga penutupan sebelumnya, dan berhasil mencapai high harian di Rp124. Penutupan di level Rp124 menunjukkan kenaikan sebesar 1 rupiah atau 0.81 persen dari harga sebelumnya.
Meskipun terdapat momentum kenaikan, harga saham sempat menyentuh low harian di 120, yang menunjukkan adanya tekanan jual sebelum kembali pulih dan ditutup lebih tinggi.
Dengan volume perdagangan mencapai 3,916 ribu lot, aktivitas perdagangan saham BUMI cukup tinggi, mencerminkan minat investor yang signifikan. Total nilai transaksi mencapai Rp47.8 miliar, menunjukkan likuiditas yang baik dan kepercayaan pasar terhadap saham ini.
Kenaikan harga saham BUMI mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental yang positif di sektor pertambangan dan energi. Adanya potensi peningkatan permintaan untuk komoditas yang menjadi fokus perusahaan dapat menjadi pendorong bagi pergerakan harga saham. Namun, fluktuasi harga komoditas dan sentimen pasar yang lebih luas harus diperhatikan oleh investor.
Saham BUMI menunjukkan pertumbuhan yang stabil dengan kenaikan 0.81 persen pada hari ini. Meskipun pergerakan harga terbilang moderat, volume perdagangan yang tinggi mengindikasikan adanya minat beli yang cukup kuat. Investor dapat melihat ini sebagai indikasi stabilitas dan potensi pertumbuhan saham BUMI di masa depan, terutama dalam konteks dinamika sektor energi dan pertambangan.
Secara keseluruhan, BUMI tetap menjadi saham yang layak untuk diperhatikan oleh investor, terutama bagi mereka yang tertarik dengan sektor komoditas.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menunjukkan kinerja positif pada perdagangan hari ini, dengan harga penutupan mencapai Rp3,870, naik sebesar Rp90 atau 2.38 persen dari harga penutupan sebelumnya. Saham dibuka pada harga Rp3,780, yang sama dengan harga penutupan sebelumnya, menunjukkan stabilitas awal.
Selama sesi perdagangan, saham ADRO mencatat high harian di 3,880, mencerminkan permintaan yang kuat dari investor. Namun, saham juga mengalami low harian di 3,740, yang menandakan adanya tekanan jual yang signifikan sebelum berhasil rebound dan menutup sesi di level yang lebih tinggi.
Volume perdagangan mencapai 580 ribu lot, yang menunjukkan aktivitas perdagangan yang relatif moderat. Dengan total nilai transaksi sebesar Rp220.7 miliar, likuiditas saham ADRO tetap baik, menandakan minat investor yang cukup signifikan di pasar.
Kenaikan harga saham ADRO dapat dikaitkan dengan faktor fundamental positif di sektor energi, khususnya terkait dengan produksi dan permintaan batu bara. Kenaikan harga batu bara global dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan energi dapat meningkatkan prospek kinerja ADRO ke depan. Sentimen pasar yang positif terhadap komoditas energi juga berkontribusi pada pertumbuhan saham ini.
Saham ADRO mencatatkan kenaikan 2.38 persen pada hari ini, menunjukkan pergerakan yang positif di tengah volatilitas pasar. Volume perdagangan yang baik dan total nilai transaksi yang tinggi mengindikasikan minat yang kuat dari investor.
Meskipun saham sempat mengalami tekanan dengan low di 3,740, rebound yang cepat ke level 3,870 menunjukkan potensi pertumbuhan yang solid. Investor yang tertarik pada sektor energi dan pertambangan dapat mempertimbangkan ADRO sebagai pilihan investasi yang menjanjikan, terutama dalam konteks pergerakan harga komoditas yang positif.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan, berikut adalah perbandingan cuan (keuntungan) dari masing-masing saham:
- PTBA:
- Profit: +0.64 persen
- Harga Penutupan: 3,130
- INDY:
- Profit: +3.94 persen
- Harga Penutupan: 1,715
- BUMI:
- Profit: +0.81 persen
- Harga Penutupan: 124
- ADRO:
- Profit: +2.38 persen
- Harga Penutupan: 3,870
Dari data di atas, saham INDY (Indika Energy Tbk) mencatatkan profit tertinggi sebesar 3.94 persen, menjadikannya sebagai saham yang paling cuan di antara yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa INDY memiliki kinerja yang lebih baik dalam periode perdagangan yang disebutkan dibandingkan saham PTBA, BUMI, dan ADRO.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.