KABARBURSA.COM -Belajar saham merupakan langkah penting bagi siapa pun yang ingin memahami dan terlibat dalam pasar keuangan. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang memungkinkan individu untuk memiliki kepemilikan dalam suatu perusahaan.
Proses belajar ini mencakup pemahaman tentang bagaimana pasar saham berfungsi, analisis fundamental dan teknis, serta risiko dan potensi imbal hasil. Dengan mempelajari saham, seseorang dapat mengembangkan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan finansial mereka, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang ekonomi global dan dinamika perusahaan.
Salah satu yang akan dibahas di sini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham?
Pergerakan harga saham suatu perusahaan dan harga saham secara kolektif pada bursa, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Naik turunnya harga saham menunjukkan kekuatan permintaan dan penawaran. Harga saham yang menurun menunjukkan tekanan permintaan yang lebih rendah dibanding penawaran yang dibuat investor.
Sebaliknya, harga saham yang naik menunjukkan tekanan permintaan yang lebih tinggi dibanding penawaran yang tersedia. Harga yang naik terus menerus dalam kurun waktu tertentu membentuk uptren.
Sementara harga yang menurun terus menerus dalam kurun waktu tertentu akan membentuk downtren. Bila harga bergerak seimbang naik-turunnya, akan membentuk tren sideways (grafik mendatar).
Melansir Sikapi Uangmu OJK, 28 Juni 2024, berikut ini adalah faktor yang memengaruhi harga saham di bursa.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan atau emiten, sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan. Adapun sejumlah faktor eksternal yang dapat memengaruhi gerak harga saham antara lain:
- Kondisi fundamental ekonomi secara makro
- Fluktuasi kurs rupiah terhadap mata uang asing, biasanya dolar AS
- Kebijakan pemerintah yang dapat memengaruhi bisnis perusahaan, langsung ataupun tidak
- Faktor panik atau kepanikan pasar yang diakibatkan berita-berita tertentu
Keempat faktor ini dapat memengaruhi analisa dan persepsi investor-investor besar yang memiliki modal dalam jumlah besar dan investor ritel. Kebijakan yang dianggap mempersulit dan mempermudah bisnis berpeluang mengerek harga turun dan naik.
Demikian pula dengan nilai tukar rupiah yang berfluktuasi, mengingat banyak emiten yang bertransaksi menggunakan dolar, baik untuk menjual hasil produksinya maupun membeli bahan baku untuk perusahaannya.
Nilai tukar rupiah yang tinggi, dapat menjadi beban belanja pada emiten-emiten yang membeli bahan baku dari luar negeri. Namun secara bersamaan, emiten yang menjual komoditas ke luar negeri dalam dolar AS pun berpeluang mencatatkan keuntungan.
Kondisi global secara makro pun demikian. Misalnya, bila terjadi perang di suatu daerah, dan suplai barang-barang tertentu dari negara terkait rupanya mandeg. Maka emiten yang mendatangkan barang dari negara tersebut bisa terpengaruh suplai bahan bakunya.
Lagi-lagi, secara bersamaan, emiten yang menjual komoditas yang dihasilkan negara terkait itu, berpeluang untuk mencatatkan peningkatan penjualan bila perseroan memanfaatkan momentum untuk mencari potensi pembeli.
2. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam perusahaan atau emiten. Ini terkait dengan kinerja perusahaan, fundamental keuangan dan performa bisnis secara umum, dan aksi korporasi yang diambil emiten.
Aksi korporasi seperti rights issue, stock split, akuisisi, dan sebagainya, juga dapat memengaruhi analisa investor dan trader. Jika aksi korporasi dianggap menguntungkan, maka harga sahamnya berpeluang tersengat sentimen positif.
Demikian pula dengan performa perusahaan. Jika perusahaan berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang memuaskan, berpeluang mencatatkan kenaikan harga saham akibat sentimen positif.
Kinerja dan perkembangan fundamental perusahaan memengaruhi ekspektasi pasar terhadap potensi keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut di masa mendatang, dan pada akhirnya berpotensi menambah conviction atau keyakinan investor untuk membeli.
Sangat penting untuk memahami bahwa kondisi eksternal seperti kondisi ekonomi makro, fluktuasi kurs mata uang, kebijakan pemerintah, dan faktor kepanikan pasar dapat secara signifikan mempengaruhi persepsi dan keputusan investor.
Di sisi lain, faktor internal seperti kinerja keuangan perusahaan, aksi korporasi seperti rights issue atau akuisisi, serta fundamental bisnis dapat menghasilkan sentimen positif atau negatif yang memengaruhi harga saham secara langsung. Memahami kedua faktor ini membantu investor dalam mengambil keputusan investasi yang lebih baik.
Jika berminat ingin menjadi investor, perlu diperhatikan betul faktor eksternal maupun internal dalam melakukan analisis dan pengambilan keputusan investasi. Dengan memahami bagaimana faktor-faktor ini saling berinteraksi dan mempengaruhi harga saham, investor dapat mengembangkan strategi yang lebih terinformasi dan mampu mengelola risiko dengan lebih baik.
Selain itu, memantau perkembangan kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan aksi korporasi perusahaan merupakan langkah penting dalam menjaga keberlanjutan investasi dalam pasar saham yang dinamis.(*)