KABARBURSA.COM - PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), dikabarkan akan menggarap dua proyek berkapasitas 150 megawatt di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Lalu, bagaimana kinerja sahamnya?
Dalam pengerjaan dua proyek baru tersebut, ARKO akan berkolaborasi dengan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Rencananya proyek ini akan membangun satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Barat (Kalbar) dengan kapasitas 50 megawatt. Sementara proyek di Kalimantan Tengah (Kalteng) membangun PLTA berkapasitas 100 megawatt.
Jika kedua proyek tersebut berjalan, maka ini diklaim menjadi kapasitas PLTA terbesar yang digenggaman ARKO.
ARKO juga dikabarkan berencana meningkatkan produksi listrik sampai 129 gigawatt per hour (GWh) selama 2024.
Dua proyek di Kalimantan tersebut membuat ARKO diyakini banyak dilirik investor. Terlebih, emiten sektor pembangkit tenaga listrik energi baru dan terbarukan ini dapat dikatakan memiliki riwayat kinerja yang positif.
PT Arkora Hydro Tbk didirikan pada tahun 2010 lalu. Sejak saat itu, perseroan berkomitmen menjalankan usaha di sektor kelistrikan terhadap kegiatan energi baru terbarukan.
Dilansir dari situs resmi perusahaan, PT Arkora Hydro hadir dalam rangka membantu perkembangan energi terbarukan di Tanah Air dengan melakukan pembangunan PLTA aliran sungai langsung (run of river). Fokus pembangunan ini di antaranya ialah meliputi daerah terpencil.
Dikutip dari stockbit, Senin, 22 Juli 2024, ARKO memiliki curent ratio (quarter) 2.54 dan quick ratio (quarter) 2.54. Ini menunjukan likuiditas yang kuat dari ARKO dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
ARKO juga memiliki catatan positif penjualan bersih (TTM) sebesar Rp140 miliar hingga laba bersih (TTM) senilai Rp27 miliar.
Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah ARKO mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih secara year on year (yoy). Pertumbuhan pendapatan (Quarter YoY) ARKO menunjukan -45.5 persen, sementara pertumbuhan laba kotor (Quarter YoY) -39.4 persen.
Selain itu, ARKO juga mempunyai Current PE Ratio (TTM) sebesar 108.50, yang mengindikasikan bahwa saham ini overvalued atau terlalu tinggi.
Namun di satu sisi, emiten ini mencatatkan menunjukkan tren positif dalam beberapa periode terakhir. Terpantau pada Senin 22 Juli 2024, ARKO mengalami kenaikan harga 22.56 persen dalam satu bulan terakhir dan 42.55 persen dalam enam bulan.
ARKO Dapat Pinjaman dari UNTR
Untuk diketahui, PT United Tractors Tbk (UNTR) memberikan pinjaman kepada PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) pada tanggal 28 Juni 2024.
Sara K. Loebis, Corporate Secretary UNTRA mengatakan bahwa pihaknya memberikan pinjaman sebesar Rp150 miliar kepada ARKO dalam bentuk fasilitas pinjaman berulang (revolving).
Dana pinjaman ini akan digunakan oleh ARKO untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga air di Pongbembe, Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan kapasitas 3x6,66 MW.
ARKO merupakan anak usaha dari UNTR melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) dan PT Bina Pertiwi Energi (BPE).
Adapun UNTR memiliki semua saham EPN dan BPE. Karenanya, ini merupakan transaksi afiliasi sesuai regulasi OJK dalam POJK 42/2020.
Sara menambahkan, secara bisnis, bagi UNTR akan lebih menguntungkan memberikan pinjaman ini daripada menyimpan dana kasnya di bank dengan tingkat suku bunga deposito saat ini.
Lima Proyek Listrik di Kalimantan
PT PLN (Persero) tengah membangun sejumlah infrastruktur kelistrikan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Beberapa waktu lalu, Plh General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) Agus Risfian Noor mengatakan, saat ini perseroan tengah melakukan pembangunan lima proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) di Kalbar, 7 proyek SUTT 150 kV di Kalteng, 1 proyek gardu induk (GI) di Kalbar, dan 6 proyek GI di Kalteng.
Pembangunan interkoneksi di kedua provinsi seperti GI Sukamara, SUTT 150 kV Kendawangan-Marau, dan SUTT 150 kV Marau-Sukamara, akan memudahkan evakuasi daya listrik saat terjadi gangguan di salah satu sisinya.
“Sehingga sistem kelistrikan di kedua provinsi dapat saling menopang satu dengan lainnya,” jelas Agus.
Dia mengatakan, PLN akan terus berupaya untuk membangun infrastruktur kelistrikan yang berkualitas guna memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu, keseluruhan proyek diharapkan dapat meningkatkan keandalan kelistrikan di kedua provinsi dan mendukung transisi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit energi baru terbarukan di berbagai daerah.
“Kami yakin dengan ketersediaan listrik yang baik, maka perekonomian juga dapat tumbuh dengan baik. Hal itu tentu dapat berkontribusi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. (yog/*)