Logo
>

Gelar RUPST Hari Ini, Intip Kinerja Telkom (TLKM) Setahun Terakhir

RUPST dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 WIB di Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta.

Ditulis oleh Yunila Wati
Gelar RUPST Hari Ini, Intip Kinerja Telkom (TLKM) Setahun Terakhir
Gedung Telkom Indonesia. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 27 Mei 2025. 

Agenda strategis seperti pembagian dividen, rencana buyback saham, hingga isu perombakan jajaran direksi menjadi sorotan dalam rapat tahunan emiten pelat merah ini.

RUPST dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 WIB di Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta. Para pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per 2 Mei 2025 pukul 16.15 WIB berhak hadir dan memberikan suara dalam rapat tersebut.

Buyback Saham dan Dividen Masuk Agenda Utama

Salah satu poin penting yang akan dibahas adalah rencana pembelian kembali (buyback) saham. Telkom mengajukan proposal untuk buyback maksimal 10 persen dari modal disetor penuh, dengan alokasi dana hingga Rp3 triliun. 

Rencana ini akan berlaku selama 12 bulan, mulai 28 Mei 2025 hingga 27 Mei 2026.

Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk menjaga stabilitas harga saham dan memberikan sinyal positif kepada investor atas kinerja jangka panjang Telkom.

Sementara itu, pembagian dividen juga menjadi agenda utama. Meski nilai pastinya belum diumumkan, manajemen Telkom sebelumnya telah memberi sinyal bahwa rasio dividen tahun ini tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu, yang mencapai 72 persen dari laba bersih.

Sebagai catatan, Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp23,6 triliun sepanjang tahun 2024, didorong oleh pertumbuhan bisnis digital dan peningkatan efisiensi operasional.

Isu Pergantian Direktur Utama Kian Menguat

Rapat pemegang saham tahun ini juga diperkirakan akan menjadi panggung penting bagi isu pergantian Direktur Utama. Ririek Adriansyah, yang menjabat sejak 2019, disebut-sebut akan mengakhiri masa jabatannya.

Beberapa nama yang santer dikabarkan masuk bursa calon Dirut antara lain Honesti Basyir (eks Dirut Bio Farma), Heri Supriadi (Direktur Keuangan Telkom), Ismail (Dirjen SDPPI Kominfo), dan Muhammad Awaluddin (Dirut Angkasa Pura II).

Meski belum ada konfirmasi resmi, dinamika ini menarik perhatian karena posisi Dirut Telkom strategis dalam mengawal transformasi digital BUMN tersebut.

Selain pembagian laba dan perubahan direksi, RUPST juga akan membahas laporan tahunan dan laporan keuangan tahun buku 2024, penunjukan akuntan publik untuk audit tahun 2025, serta pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun berjalan.

Lalu, bagaimana kinerja Telkom (TLKM) setahun terakhir ini?

Kinerja TLKM Sepanjang 2025: Solid di Fundamental

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membuka tahun 2025 dengan kinerja yang masih mencerminkan kekuatan fundamental, meski dinamika pasar membuat harga sahamnya belum sepenuhnya mencerminkan hal itu. 

Sejumlah indikator keuangan memperlihatkan konsistensi dan kehati-hatian Telkom dalam menjaga performa bisnisnya di tengah ketatnya persaingan industri telekomunikasi dan tekanan ekonomi global.

Sepanjang 12 bulan terakhir, Telkom mencatat laba bersih Rp23,4 triliun. Angka ini sedikit terkoreksi dari tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp23,6 triliun. 

Penurunan ini utamanya disebabkan oleh turunnya pendapatan kuartal pertama 2025 sebesar 2,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih Q1 2025 pun tercatat menurun 4,01 persen secara tahunan, menjadi Rp5,81 triliun.

Meski demikian, dari sisi valuasi, saham TLKM masih tergolong menarik. Dengan Price to Earnings (PE) Ratio di level 11,85 (TTM) dan earnings yield sebesar 8,44 persen, Telkom tetap menjadi salah satu saham blue chip yang dipandang memiliki potensi imbal hasil jangka panjang. 

Untuk konteks pasar, rasio PE TLKM memang sedikit lebih tinggi dari median PE IHSG yang berada di angka 8,13, tapi tetap berada dalam batas wajar bagi perusahaan sekelas Telkom yang memiliki basis pelanggan dan bisnis digital yang luas.

Dari sisi kinerja operasional, perusahaan ini juga mencatatkan return yang kuat. Return on Equity (ROE) di angka 15,8 persen dan Return on Assets (ROA) sebesar 7,81 persen memperlihatkan bagaimana manajemen mampu mengelola aset dan modal pemegang saham dengan efisien. 

Beban utang pun dikelola secara konservatif. Rasio utang terhadap ekuitas tercatat hanya 0,31, menunjukkan posisi keuangan Telkom masih sangat sehat.

Salah satu kekuatan Telkom yang jarang disorot pasar adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bebas (free cash flow). Dalam setahun terakhir, Telkom mampu menghasilkan Rp33,3 triliun free cash flow, modal penting untuk menjaga dividen, melakukan ekspansi, atau buyback saham. 

Rasio harga terhadap free cash flow (P/FCF) berada di angka 8,33. Level yang masih tergolong murah bagi perusahaan dengan posisi kas sekuat ini.

Soal dividen, Telkom masih mempertahankan reputasinya sebagai emiten BUMN yang royal kepada pemegang saham. Dividen tahun buku 2024 ditetapkan Rp178,5 per saham, atau sekitar 76 persen dari laba bersih. 

Ini memberikan dividend yield sebesar 6,38 persen, tinggi untuk ukuran pasar saham domestik. Komitmen dividen ini menjadi salah satu faktor yang membuat TLKM tetap digemari investor institusi jangka panjang.

Harga Saham Masih Menanti Momentum

Namun, dari sisi pergerakan harga saham, TLKM belum mencetak performa yang menggembirakan. Dalam setahun terakhir, harga saham TLKM terkoreksi sekitar 4,76 persen, dan dalam tiga tahun terakhir bahkan turun lebih dari 30 persen. 

Angka-angka ini tentu membuat investor bertanya-tanya, mengingat performa keuangan perusahaan tidaklah buruk. Ada kemungkinan bahwa pasar menunggu katalis baru, terutama dari arah strategi digitalisasi dan restrukturisasi anak usaha seperti Telkomsel dan Indihome.

Kabar baiknya, dalam tiga bulan terakhir, tren harga saham mulai menunjukkan perbaikan. TLKM naik 11,11 persen dalam periode tersebut, dan mencatat kenaikan 7,69 persen dalam sebulan terakhir. Ini bisa menjadi sinyal awal bahwa investor mulai melirik kembali saham ini setelah periode undervaluation yang cukup panjang.

Dengan kinerja keuangan yang stabil, dividen yang menarik, dan valuasi yang masih terjaga, Telkom tampaknya tinggal menunggu sentimen positif baru untuk benar-benar mencetak rebound yang berkelanjutan. 

Transformasi digital yang sedang dijalankan akan menjadi kunci, dan pasar tampaknya sedang menunggu bukti konkret hasil dari langkah-langkah tersebut.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79