Logo
>

Gelombang PHK di AS Terus Terjadi, Kini Giliran LA Times

Ditulis oleh KabarBursa.com
Gelombang PHK di AS Terus Terjadi, Kini Giliran LA Times

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Los Angeles Times melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 100 jurnalis, yang setara dengan 20 persen dari total awak redaksi surat kabar tersebut. Manajemen perusahaan menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap tekanan keuangan yang dihadapi.

    Sebagai bentuk protes terhadap rencana PHK, serikat pekerja surat kabar berencana untuk mogok kerja pada Jumat (19/1) waktu setempat. Mereka menuntut klarifikasi dari Los Angeles Times terkait target penghematan biaya dan jumlah karyawan yang akan dirumahkan, karena informasi tersebut masih cukup tertutup.

    Serikat pekerja menekankan perlunya manajemen terlibat dalam perundingan dengan itikad baik untuk merumuskan rencana bersama terkait jumlah karyawan yang diberhentikan atau penghematan biaya yang diinginkan.

    Sementara manajemen menyatakan kekecewaannya terhadap rencana mogok, mereka tetap menghormati hak para pekerja untuk melakukannya.

    Kejadian PHK ini terjadi setelah editor eksekutif Los Angeles Times, Kevin Merida, mengundurkan diri dari jabatannya pekan lalu, setelah lebih dari dua tahun bekerja di surat kabar tersebut.

    Langkah PHK oleh Los Angeles Times mencerminkan tren yang terjadi di perusahaan teknologi besar. Google, misalnya, telah melakukan PHK pada beberapa divisi, di antaranya divisi Voice Assistant, HP Pixel, perangkat pintar Nest, dan jam pintar Fitbit. Divisi pengembangan teknologi augmented reality juga tidak luput dari PHK.

    Google, bersama dengan perusahaan teknologi lainnya, memperkenalkan perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi untuk mengurangi beban kerja karyawan. Keputusan PHK juga diumumkan setelah Google mengumumkan model AI tercanggih mereka yang diberi nama Gemini.

    Google tampaknya tidak sendirian dalam kebijakan PHK, seiring dengan Amazon yang baru-baru ini mengumumkan PHK ratusan pegawai di divisi streaming dan studio, termasuk 500 pegawai di anak usahanya, Twitch.

    Selain dampak langsung pada pekerjaan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan juga menjadi sorotan. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa teknologi AI berpotensi memperbesar ketimpangan dan dapat menyebabkan hilangnya 40 persen pekerjaan yang digantikan oleh AI. Guru Besar Kecerdasan Buatan di Binus University, Widodo Budiharto, menekankan bahwa meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga berpotensi mengancam peran tenaga kerja manusia dan meningkatkan tingkat PHK.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi