KABARBURSA.COM - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dinilai masih belum bangkit di kuartal II 2025. Hal ini terjadi dikarenakan banyak sentimen negative yang mengintai perusahaan.
Diketahui, GGRM mencatatkan kinerja kurang bagus di kuartal I 2025. Dalam periode ini, perusahaan meraup pendapatan sebesar Rp 23,06 triliun, turun 12,17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Prospek kinerja Gudang Garam di kuartal II 2025 kemungkinan belum akan menunjukkan pembalikan yang drastis," ujar pengamat pasar modal, Wahyu Laksono kepada KabarBursa.com, Selasa, 20 Mei 2025.
Menurut Wahyu, industri rokok secara umum masih menghadapi tekanan dari kenaikan tarif cukai, perubahan preferensi konsumen, dan regulasi yang semakin ketat.
"Sentimen ini kemungkinan akan terus membebani volume penjualan dan margin keuntungan GGRM di kuartal II," katanya.
Wahyu menjelaskan meskipun kuartal II mencakup periode Lebaran yang biasanya meningkatkan konsumsi, dampaknya terhadap penjualan rokok mungkin tidak signifikan untuk mengkompensasi tekanan yang ada.
Selain itu, lanjut dia, peningkatan konsumsi selama Lebaran juga diikuti dengan peningkatan biaya operasional dan promosi.
"Saat ini, belum terlihat adanya katalis positif yang kuat dan spesifik untuk GGRM yang dapat mendongkrak kinerja bisnis intinya secara signifikan dalam jangka pendek," jelasnya.
Meski begitu, Wahyu melihat terdapat sejumlah sentimen pendorong yang berpotensi meningkatkan kinerja Gudang Garam. Ia menyebut jika perusahaan berhasil menaikkan harga jual produknya untuk mengkompensasi kenaikan cukai tanpa terlalu menggerus volume penjualan, ini bisa menjadi sentimen positif.
"Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada elastisitas permintaan dan daya saing dengan kompetitor," tuturnya.
Di sisi lain, tambah Wahyu, upaya berkelanjutan perusahaan dalam melakukan efisiensi operasional dan pengendalian biaya dapat memberikan sedikit dukungan pada margin keuntungan.
Kinerja Saham GGRM Naik Tipis
Mengutip data perdagangan Stockbit, harga saham GGRM pada sesi I perdagangan Selasa, 20 Mei 2025, berada di zona hijau setelah mengalami kenaikan tipis sebesar 1,00 persen ke level 10.100.
Adapun dalam satu tahun terakhir, harga saham GGRM telah turun hingga -47,87 persen, dan bila ditarik lebih jauh lagi ke periode 10 tahun, nilainya telah anjlok hingga -78,71 persen. Padahal, dalam seminggu terakhir, saham GGRM sempat naik 5,21 persen dan sebulan terakhir tumbuh 6,04 persen.
Berdasarkan data keuangan terbaru, GGRM memiliki current ratio sebesar 2,34, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih sangat mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki.
Rasio ini berada di atas ambang sehat umum (sekitar 1,5), mengindikasikan manajemen kas perusahaan tergolong baik.
Namun, bila dilihat dari sisi Quick Ratio yang berada di angka 0,43, terlihat bahwa kemampuan GGRM dalam melunasi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan masih kurang baik.
Sementara itu, Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,14 menunjukkan bahwa struktur modal perusahaan masih sangat konservatif, dengan utang yang relatif kecil dibandingkan ekuitasnya.
Dari segi profitabilitas, perusahaan memiliki Return on Assets (ROA) hanya sebesar 0,58 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) berada di angka 0,79 persen.
Tekanan profitabilitas ini juga tergambar jelas dari margin-margin keuangan. Gross Profit Margin perusahaan berada di level 8,69 persen, Lebih lanjut, Operating Profit Margin tercatat hanya 1,37 persen, dan Net Profit Margin lebih rendah lagi di 0,45 persen.
Menanti Kebangkitan Gudang Garam di Q2 2025
Sebelumnya diberitakan, perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Suryo Wonowidjojo ini tetap memiliki potensi untuk bangkit, terutama jika berhasil meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong penjualan domestik.
Sentimen terhadap pemulihan daya beli konsumen juga bisa menjadi faktor pendorong, khususnya bila perusahaan kembali agresif dalam memperkuat distribusi dan menstabilkan margin.
Dengan Altman Z-Score di level 7,48, GGRM justru tergolong sangat sehat dari sisi kelangsungan usaha. Ini menjadi catatan penting di tengah tekanan laba, bahwa perusahaan tidak sedang dalam ancaman kegagalan finansial.
Jika dalam beberapa kuartal ke depan GGRM mampu membalikkan kinerja dan menyalurkan kembali dividen secara konsisten, potensi turnaround bisa saja menjadi kenyataan.
Jelang kuartal kedua 2025, investor sebaiknya mencermati dengan jeli. Gudang Garam memang bukan saham spekulatif yang bergerak liar dalam waktu singkat, tapi dengan valuasi yang sudah sangat rendah dan fundamental yang mulai menunjukkan tanda stabil, peluang pemulihan tetap terbuka.
Kini tinggal menunggu, apakah GGRM bisa memanfaatkan momentum? Atau tekanan makro dan sektor masih akan terus membayangi? Pasar akan menilai jawabannya dalam waktu dekat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.