Logo
>

GZCO Setor Modal Rp370 Miliar untuk Perkuat Anak Usaha

Ditulis oleh Syahrianto
GZCO Setor Modal Rp370 Miliar untuk Perkuat Anak Usaha

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) mengumumkan adanya transaksi afiliasi berupa tambahan setoran modal yang dilakukan oleh anak usahanya, PT Suryabumi Agrolanggeng (SA), pada 12 Desember 2024.

    Direktur GZCO, Yongki Tedja, dalam keterbukaan informasi yang dirilis Jumat, 13 Desember 2024, menyampaikan bahwa SA telah menyetor modal sebesar Rp370 miliar kepada PT Sinar Karya Mandiri (SKM).

    Transaksi tersebut berdasarkan keputusan sirkuler RUPS PT SKM dan tertuang dalam Akta Notaris Hari Santoso, SH, MH, dengan nomor 10.

    Setoran modal ini bernilai sekitar 31,67 persen dari ekuitas GZCO per 31 Desember 2023. Oleh karena itu, transaksi ini tergolong sebagai Transaksi Material sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK Nomor 17/POJK.04/2020.

    Dengan tambahan modal tersebut, komposisi kepemilikan SA di SKM meningkat menjadi 99,92 persen atau setara dengan Rp565,19 miliar. Sementara itu, sisa kepemilikan 0,08 persen dimiliki oleh Daniel Lianto dengan nilai Rp0,44 miliar.

    Sebagai informasi, SA adalah anak usaha GZCO dengan kepemilikan saham sebesar 99,50 persen. Di sisi lain, SKM merupakan anak usaha SA dengan kepemilikan saham sebesar 99,78 persen. Hal ini menjadikan transaksi tersebut sebagai transaksi afiliasi, sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2020.

    Transaksi ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lahan SKM. Saat ini, SKM memiliki lahan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 9.610 hektare, di mana 3.152 hektare telah ditanami kelapa sawit dengan usia tanam bervariasi antara 1 hingga 9 tahun. Namun, SKM masih memerlukan pendanaan tambahan untuk mencapai tingkat komersial, termasuk pembukaan lahan baru di area yang belum ditanami.

    “Tambahan setoran modal ini akan memperkuat struktur modal SKM, baik dari sisi likuiditas maupun solvabilitas,” jelas Yongki Tedja.

    Yongki menambahkan bahwa setoran modal ini menggunakan dana internal perusahaan yang berasal dari kas dan hasil penjualan. Transaksi ini tidak melibatkan pinjaman dari pihak eksternal, sehingga tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi keuangan GZCO.

    Dengan langkah strategis ini, GZCO berharap dapat mendorong pengembangan SKM sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kinerja grup secara keseluruhan.

    Kinerja Keuangan GZCO

    GZCO mencatat laba bersih sebesar Rp6,4 miliar pada kuartal ketiga 2024. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 34,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan membukukan laba bersih Rp9,8 miliar. Dengan capaian tersebut, laba bersih per saham GZCO tercatat sebesar Rp1,07 per lembar.

    Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp438,3 miliar, yang menghasilkan laba kotor Rp46,2 miliar. Namun, GZCO mengalami kerugian operasional sebesar Rp32,8 miliar, meski mencatat EBITDA positif sebesar Rp59,4 miliar. Beban bunga yang mencapai Rp26,6 miliar menjadi salah satu faktor penggerus laba bersih.

    Secara neraca, GZCO memiliki total aset sebesar Rp2,17 triliun, dengan kas dan setara kas Rp123,3 miliar. Total ekuitas perusahaan mencapai Rp1,17 triliun, sementara total utang (jangka pendek dan panjang) tercatat sebesar Rp998,9 miliar, memberikan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,85 kali.

    Rasio keuangan menunjukkan bahwa GZCO memiliki Price-to-Earnings Ratio (PER) sebesar 93,46 kali, yang mengindikasikan valuasi cukup tinggi dibandingkan laba yang dihasilkan. Book Value Per Share (BVPS) tercatat Rp195,41, dengan rasio Price-to-Book Value (PBV) sebesar 0,51 kali. Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing berada pada level rendah, yaitu 0,30 persen dan 0,55 perse , mencerminkan efisiensi yang masih perlu ditingkatkan dalam menghasilkan laba.

    Penurunan laba bersih ini mengindikasikan tantangan yang dihadapi GZCO dalam mengelola beban operasional serta beban bunga yang tinggi. Meskipun perusahaan mencatat EBITDA positif, rasio Debt-to-EBITDA sebesar 16,83 menunjukkan tekanan utang yang cukup besar. Dengan rasio EBITDA-to-Interest Expense hanya 2,23 kali, kemampuan perusahaan untuk menutup beban bunga dari pendapatan operasional masih tergolong rendah.

    GZCO belum mengumumkan dividen untuk tahun ini, sejalan dengan fokus perusahaan dalam menjaga likuiditas dan memperkuat struktur keuangan di tengah tantangan ekonomi. Dengan valuasi pasar sebesar Rp600 miliar dan harga saham terakhir di level Rp100 per lembar, perusahaan diharapkan mampu memperbaiki kinerja operasional dan keuangan pada kuartal mendatang.

    Performa Saham GZCO

    Saham GZCO mencatatkan harga penutupan di level Rp101 pada perdagangan Jumat, 13 Desember 2024, tanpa mengalami perubahan dari harga pembukaan maupun harga penutupan hari sebelumnya. Saham ini diperdagangkan dalam rentang harga Rp100 hingga Rp103 sepanjang hari tersebut.

    Volume perdagangan mencapai 8,3 juta saham, sedikit di bawah rata-rata volume harian sebesar 34,51 juta saham. Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp839,4 juta, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 374 kali transaksi.

    Selain itu, terdapat 2,5 juta lembar saham yang dilepas melalui aksi jual oleh broker asing (Foreign Sell) pada perdagangan hari tersebut, sementara tidak ada catatan pembelian oleh pihak asing (Foreign Buy). (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.