KABARBURSA.COM - Harga Bitcoin pada Selasa pagi, 19 Agustus 2025, kembali menunjukkan gejala tekanan, namun pasar sejauh ini membaca koreksi ini sebagai fase wajar dalam tren yang lebih luas.
Berdasarkan data Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) turun 1,12 persen dalam 24 jam terakhir dan melemah 2,27 persen dalam sepekan. Kini, BTC diperdagangkan di level USD 116.082 per koin atau sekitar Rp1,882 miliar dengan asumsi kurs Rp16.218 per dolar AS.
Tekanan ini terjadi bersamaan dengan koreksi pada 10 aset kripto utama lainnya, di mana Dogecoin memimpin pelemahan.
Meski terkoreksi, sejumlah indikator pasar memberi sinyal bahwa tekanan Bitcoin kali ini masih dalam batas normal. Nilai pasar ETF Bitcoin yang mencapai USD152 miliar memperlihatkan arus masuk dan keluar dana sebesar 1 persen tidak cukup untuk mengubah arah tren secara signifikan.
Volatilitas Bitcoin juga relatif terjaga. Kali terakhir BTC bergerak lebih dari 12 persen dalam kurun 72 jam terjadi pada awal April lalu. Artinya, meski harga terkoreksi, kondisi pasar saat ini jauh lebih stabil dibandingkan periode volatilitas tinggi beberapa bulan sebelumnya.
Di sisi lain, data dari platform derivatif besar seperti Binance dan OKX menunjukkan bahwa pelaku pasar utama belum tergesa-gesa menutup posisi long mereka. Rasio long-to-short memang sempat menyusut pada akhir pekan lalu, namun kini kembali stabil.
Situasi ini memperlihatkan bahwa trader besar justru bersikap menunggu, dengan kecenderungan memanfaatkan level lebih rendah, seperti di kisaran USD112 ribu, sebagai peluang untuk menambah posisi alih-alih meninggalkan pasar.
Dari pasar stablecoin, kondisi di China menjadi indikator sentimen yang tak kalah penting. Tether (USDT) di sana diperdagangkan dengan diskon 0,8 persen terhadap kurs resmi dolar AS, menandakan adanya tekanan ringan dari sisi permintaan.
Namun, angka ini sudah stabil sejak Jumat malam, sehingga tidak menunjukkan tanda-tanda pelemahan sentimen yang lebih dalam. Selama diskon ini tidak melebar di atas 1 persen atau 2 persen, pelaku pasar menilai ketakutan ritel masih berada di level moderat.
Kombinasi sinyal dari arus ETF, stabilitas derivatif, dan pasar stablecoin mengindikasikan bahwa penurunan Bitcoin kali ini lebih merupakan koreksi sehat ketimbang awal dari tren bearish baru.
Level USD114.755 diperkirakan menjadi titik bawah jangka pendek yang dapat menopang harga sebelum BTC mencoba kembali menembus kisaran psikologis USD120 ribu.
Dengan kata lain, meski pagi ini Bitcoin terlihat tertekan, prospek jangka pendeknya tetap terjaga, didukung oleh sentimen pasar yang relatif stabil dan keyakinan investor besar untuk bertahan.(*)