Logo
>

Harga CPO Diproyeksikan Bertahan Tinggi, Pasar Tertekan Permintaan Lemah

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Harga CPO Diproyeksikan Bertahan Tinggi, Pasar Tertekan Permintaan Lemah
Ilustrasi komoditas sawit. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan bergerak di kisaran 4.200–4.500 ringgit per metrik ton (USD998–1.069) dalam beberapa pekan ke depan. Proyeksi ini muncul di tengah pasokan minyak nabati global yang terbatas, sementara permintaan dari pasar utama belum menunjukkan penguatan berarti.

    Malaysian Palm Oil Council (MPOC), dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters dari Kuala Lumpur, Senin 22 September 2025, menyebut harga acuan CPO kontrak Desember di Bursa Derivatif Malaysia Exchange siang tadi naik 39 ringgit atau 0,88% menjadi 4.464 ringgit (USD1.060,58) per metrik ton.

    MPOC memperkirakan konsumsi empat minyak nabati utama—sawit, bunga matahari, rapeseed, dan kedelai—pada 2026 akan meningkat lebih cepat dibandingkan laju produksinya. Ketidakseimbangan ini diperkirakan menimbulkan defisit pasokan moderat.

    Permintaan minyak kedelai di Amerika Serikat dan Brasil melonjak akibat kebijakan biodiesel yang lebih ketat. Kondisi ini mempersempit ketersediaan ekspor soyoil global. Di sisi lain, ekspor sawit Indonesia juga berpotensi menurun jika pemerintah benar-benar menaikkan mandatori biodiesel ke level B50. Kombinasi faktor tersebut diyakini menopang harga minyak nabati hingga akhir 2025.

    Meski demikian, MPOC menilai kenaikan harga CPO tetap terbatas oleh lemahnya minat beli dari konsumen utama. Ekspor sawit pada Agustus relatif stagnan dibanding Juli. Pengiriman ke Asia-Pasifik, Afrika Sub-Sahara, Uni Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah meningkat, namun pasar Amerika dan Asia Selatan justru mencatatkan penurunan.

    Dari sisi produksi, pertumbuhan kedelai global musim 2025/26 diperkirakan hanya bertambah 2,5 juta ton, jauh di bawah lonjakan 27 juta ton pada musim sebelumnya. Perlambatan ini terkait peralihan lahan tanam di Amerika dan Argentina ke komoditas yang dianggap lebih menguntungkan.

    Kendati produksi kedelai global 2026 masih melebihi konsumsi, akumulasi stok diproyeksikan bertambah jauh lebih lambat dibanding tiga tahun terakhir. Kondisi tersebut akan mengurangi tekanan penurunan harga kedelai.

    MPOC juga memprediksi stok minyak sawit global akan mencapai titik tertinggi pada Oktober, sebelum kembali menyusut seiring masuknya periode produksi rendah pada November.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.