KABARBURSA.COM - Harga emas mencatatkan kenaikan tertinggi sepanjang tahun 2023. Harga emas spot meningkat 13.10 persen, ditutup pada $2,062.98 per ons troi. Kinerja terburuk tercatat oleh harga paladium yang mengalami penurunan sebesar 38.63 persen.
Kenaikan harga emas didukung oleh prediksi pemangkasan suku bunga tahun depan. Pembelian emas oleh bank sentral dunia juga menjadi penopang besar. Meskipun demikian, reksadana berbasis komoditas yang diperdagangkan di pasar mengurangi kepemilikan paladium.
PT Deu Calion Futures (DCFX) memproyeksikan bahwa harga emas akan terus bullish atau meningkat pada tahun 2024. Faktor ini didorong oleh kemungkinan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang berkepanjangan akibat gagal bayar dan dampak pembayaran obligasi.
Pada tahun 2024, The Fed berencana untuk menahan suku bunga acuannya lebih lama, membuka kemungkinan penurunan dolar AS. FOMC memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat menjadi 1.5 persen pada tahun 2024, laju yang moderat namun positif. Tingkat pengangguran AS diprediksi akan mencapai 4.1 persen pada tahun 2024, jauh di bawah rata-rata jangka panjang sekitar 5.7 persen.
Inflasi AS juga diprediksi akan mengalami penurunan yang cukup lama akibat dampak dari gagal bayar utang yang mencapai batas limit. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada penurunan dolar AS dalam jangka panjang, dan investor cenderung meninggalkan mata uang tersebut.
Analisis DCFX, Andrew Fischer, memprediksi bahwa harga emas akan mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) baru pada 2024. Setelah mencapai ATH sebesar $2,148 per ons troi pada awal Desember 2023, target harga tertinggi pertama untuk emas pada tahun 2024 adalah $2,200 per ons troi. Selanjutnya, harga emas diperkirakan akan mengalami koreksi, namun akan menguji ATH baru lagi di level $2,400 per ons troi.