Logo
>

Harga Emas Domestik Diprediksi Meningkat Jelang Imlek 2025

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Harga Emas Domestik Diprediksi Meningkat Jelang Imlek 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga emas global diprediksi bakal terus meningkat seiring dengan penguatan dolar. Sementara harga emas di Indonesia juga diprakirakan bakal meningkat seiring dengan pelemahan rupiah dan peningkatan permintaan menjelang imlek.

    Analis pasar uang Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah dan peningkatakan harga emas global dipastikan bakal mengerek harga emas domestik seperti Antam.

    “Tentu saja akan (harga emas) akan meningkat. Ditambah lagi kita tahu permintaan domestik Indonesia juga sangat tinggi sehingga sempat menyebabkan kelangkaan terhadap harga emas Antam,” kata Lukman saat dihubungi kabarbursa.com, Minggu, 12 Januari 2025.

    Lukman mengungkapkan bahwa peningkatan permintaan menjelang perayaan Imlek mendorong Antam merilis produk baru.

    “Perayaan Imlek akan meningkatkan permintaan domestik. Permintaan yang sangat kuat membuat kenaikan harga emas domestik lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga emas dunia,” ujarnya.

    Harga Emas Dunia

    Sejumlah analis memperkirakan bahwa harga emas dunia pekan ini akan mengalami kenaikan yang signifikan. Penguatan harga emas ini diperkirakan akan terus berlanjut meskipun dolar Amerika Serikat (AS) juga sedang menguat.

    “Kita bisa lihat dolar AS menguat, emas juga menguat. Jadi memang sentimen emas jauh lebih kuat dari dolar AS sendiri,” ujarnya.

    Lukman juga menyebutkan bahwa kekhawatiran dapat muncul pada pekan depan setelah pelantikan presiden terpilih Donald Trump. Kendati demikian, ia masih optimis harga emas memiliki peluang untuk meningkat lebih tinggi.

    Lebih lanjut, Lukman menjelaskan bahwa faktor utama pendorong kenaikan harga emas minggu ini adalah tingginya permintaan dari Bank Sentral, China, dan faktor geopolitik.

    “Jadi China yang paling utama dan diyakini permintaan ini masih akan kuat dan terus berlangsung. Itu hal yang positif dan sifatnya jangka panjang. Ditambah lagi dengan prediksi terkait Bank Central dunia yang masih akan melanjutkan pemangkasan suku bunga,” tambahnya.

    Sementara itu, untuk faktor geopolitik, ia menilai bahwa ketegangan seperti konflik Ukraina dan Timur Tengah adalah variabel yang sulit diprediksi. Berbagai ketegangan ini diperkirakan akan menjaga kondisi ekonomi tetap lesu pada tahun mendatang.

    “Ekonomi China juga tidak akan terlalu kuat. Amerika, kalau dari sisi Trump, itu benar-benar melancarkan perang dagang itu Proteksionisme itu akan memperparah keadaan ekonomi global dan AS juga. Jadi itu akan menjadi dukungan bagi permintaan safe haven,” jelasnya.

    Sementara itu, pengamat komoditas sekaligus founder traderindo.com, Wahyu Tribowo, menyebut bahwa XAUUSD masih berada dalam kondisi konsolidasi di level USD2.600-2.700. Menurutnya, secara fundamental, XAUUSD masih mengalami tekanan sehingga sulit mendekati ATH (all-time high).

    “Didukung data NFP AS yang bagus, sesuai dengan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir menunjukkan pelambatan pengetatan moneter sehingga outlook cut rate berkurang di 2025,” ujar Wahyu kepada kabarbursa.com, Minggu, 13 Januari 2025.

    Ia menambahkan bahwa kebijakan Trump, terutama terkait perang tarif dengan China, Rusia, dan Kanada, menjadi salah satu pendorong penguatan harga emas pekan ini.

    “Juga geopolitik Rusia dan Middle East. Kemudian pelambatan China dan ancaman deflasi yg memicu stimulus luar biasa,” ujarnya.

    Sanksi terhadap Rusia

    Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa harga emas pada Minggu, 12 Januari 2025, berada di level USD2.700. Namun, pada Senin, 13 Januari 2025, harganya diperkirakan turun ke USD2.670.

    “Salah satu penyebabnya sebenarnya kalau lihatin indeks dolar itu menguat kemungkinan besar 110-an. berarti minyak sama emas dunia ini menguat itu salah satu nyebabnya adalah Amerika memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia yaitu untuk minyak mentah,” kata Ibrahim kepada kabarbursa.com, Minggu, 13 Januari 2025.

    Sebelumnya, harga emas yang sempat menguat pada Selasa lalu kini mengalami tekanan akibat penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah setelah data menunjukkan peningkatan lapangan kerja yang mengejutkan. Kondisi ini memunculkan spekulasi bahwa The Fed akan memperlambat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

    Dilansir dari Consumer News and Business Channel di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025, harga emas di pasar spot naik 0,5 persen ke USD2.647,59 per ons, setelah sempat melonjak hingga 1 persen. Kontrak emas berjangka AS juga naik 0,6 persen menjadi USD2.662,60 per ons.

    “Kenaikan lapangan kerja yang lebih tinggi dari perkiraan dan data sektor jasa yang tetap kuat menunjukkan ekonomi masih tangguh, meskipun ancaman inflasi tetap ada. Hal ini kemungkinan membuat The Fed menahan diri untuk memotong suku bunga, setidaknya hingga Maret,” ujar Wakil Presiden dan Analis Senior di Zaner Metals, Peter Grant.

    Indeks dolar AS kembali menguat setelah data menunjukkan stabilnya pasar tenaga kerja dan kokohnya sektor jasa. Hal ini memberikan indikasi bahwa The Fed mungkin akan memperlambat laju pemangkasan suku bunga.

    Data terbaru menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan di AS bertambah 259.000 menjadi 8,098 juta pada akhir November 2024, meskipun laju perekrutan melambat.

    Selain itu, ketidakpastian terkait kebijakan tarif menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari memicu kekhawatiran akan lonjakan inflasi yang dapat menghambat The Fed untuk memangkas suku bunga secara agresif. Walaupun emas dikenal sebagai aset pelindung dari inflasi, kenaikan suku bunga justru mengurangi daya tarik logam mulia karena tidak memberikan imbal hasil.

    Pelaku pasar kini menanti laporan tenaga kerja AS pada Jumat mendatang, data pekerjaan ADP, dan risalah pertemuan Desember The Fed yang akan dirilis pada Rabu untuk memperoleh petunjuk mengenai kebijakan moneter selanjutnya. Di sisi lain, bank sentral China kembali menambah cadangan emasnya untuk bulan kedua berturut-turut pada Desember, menurut data resmi.

    “Langkah pembelian emas oleh China ini kemungkinan akan terus menopang harga logam mulia,” kata Analis Senior di ActivTrades, Ricardo Evangelista. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.