Logo
>

Harga Emas Dunia Tembus Rekor, Beli atau Jual Sekarang?

Harga emas dunia cetak rekor di atas USD4.500/oz. Harga Antam 1 gram tembus Rp2,59 juta. Apakah ini saat tepat beli, jual, atau tahan emas Anda?

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Harga Emas Dunia Tembus Rekor, Beli atau Jual Sekarang?
Ilustrasi harga emas cetak rekor sejarah. Foto: KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga emas global kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan dampaknya langsung terasa hingga ke pasar ritel Indonesia.

    Di tengah lonjakan harga tersebut, publik dihadapkan pada satu pertanyaan klasik yang kembali relevan: beli atau jual emas sekarang?

    Emas spot dunia dilaporkan telah menembus level psikologis baru di atas USD4.500 per troy ounce. Data perdagangan internasional menunjukkan harga emas bergerak di kisaran USD4.484 hingga USD4.525 per ounce dengan posisi terakhir sekitar USD4.508,60 per ounce.

    Level ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah dan memperkuat status emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global.

    Lonjakan harga global itu langsung tercermin pada harga emas ritel di Indonesia. Berdasarkan data Logam Mulia yang diperbarui pada  24 Desember 2025, harga emas batangan Antam ukuran 1 gram tercatat Rp 2.590.000.

    Setelah dikenakan Pajak Penghasilan PPh 0,25 persen, harga efektif yang harus dibayar konsumen menjadi Rp 2.596.475 per gram.

    Namun, di balik euforia rekor harga, terdapat realitas lain yang kerap luput dari perhatian investor ritel, yakni selisih harga beli dan harga jual kembali.

    Pada halaman simulasi buyback Logam Mulia, harga pembelian kembali emas batangan Antam tercatat Rp2.420.000 atau Rp2,4 juta per gram dengan pembaruan terakhir pada 23 Desember 2025 pagi. Artinya, terdapat selisih sekitar Rp 170.000 per gram atau sekitar 6,6 persen dari harga jual ritel.

    Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menegaskan bahwa rekor harga bukanlah penentu tunggal dalam mengambil keputusan investasi emas. “Rekor hanya menandai posisi hari ini, bukan kepastian besok,” ujarnya.

    Menurut Achmad, kesalahan umum masyarakat adalah memperlakukan rekor harga sebagai sinyal pasti untuk bertindak, baik untuk membeli maupun menjual. Padahal, keputusan tersebut seharusnya bertumpu pada tujuan keuangan, horizon waktu, dan kemampuan menanggung risiko. “Keputusan beli atau jual semestinya ditentukan oleh tujuan, horizon waktu, dan kemampuan menanggung risiko, bukan oleh euforia rekor semata,” kata Achmad.

    Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga emas global saat ini lahir dari kombinasi ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga global, serta akumulasi emas oleh institusi besar sebagai lindung nilai.

    Dalam kondisi seperti ini, emas tidak lagi hanya diperlakukan sebagai alat proteksi nilai, tetapi juga menjadi bahan obrolan publik yang memicu rasa takut ketinggalan.

    Achmad mengingatkan bahwa bagi investor ritel, biaya tersembunyi justru muncul dari spread antara harga beli dan harga buyback. “Di titik tertinggi, yang paling mahal bukan hanya tiket masuk, tapi juga biaya salah langkah,” ujarnya.

    Kondisi ini membuat emas kurang ideal diperlakukan sebagai instrumen trading jangka pendek bagi kebanyakan rumah tangga. Untuk mereka yang menjadikan emas sebagai pelindung nilai jangka panjang, pembelian bertahap dengan porsi yang terukur dinilai lebih rasional dibandingkan mengejar harga di tengah euforia.

    Sementara itu, rekor harga emas juga berdampak signifikan pada pergerakan saham-saham emiten emas di Bursa Efek Indonesia. Dalam perdagangan saham sektor tambang emas, volatilitas terlihat jelas dalam tiga bulan terakhir.

    Saham PT Aneka Tambang Tbk ditutup di level 3.260 per saham, turun 410 poin atau 11,17 persen dalam periode tiga bulan terakhir. Pergerakan harga menunjukkan tekanan meskipun harga emas global sedang berada di rekor tertinggi.

    Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk juga mencatatkan pelemahan. Harga saham MDKA berada di level 2.240, terkoreksi 210 poin atau 8,57 persen dalam tiga bulan terakhir, seiring fluktuasi sentimen pasar dan penyesuaian valuasi.

    Berbeda dengan dua emiten tersebut, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk justru mencatatkan lonjakan signifikan. Harga saham BRMS berada di level 1.165, melonjak 480 poin atau 70,07 persen dalam tiga bulan terakhir.

    Kenaikan tajam ini mencerminkan tingginya minat pasar terhadap emiten emas dengan prospek produksi dan ekspansi yang agresif.

    Saham PT Archi Indonesia Tbk juga menunjukkan kinerja positif. Harga saham ARCI tercatat di level 1.755, naik 675 poin atau 62,50 persen dalam periode tiga bulan terakhir. Penguatan ini sejalan dengan sentimen positif terhadap emas serta kinerja operasional perusahaan.

    Achmad menilai bahwa bagi investor yang telah memiliki emas atau saham emas sejak harga rendah, kondisi rekor saat ini dapat menjadi momentum untuk merapikan portofolio.

    “Menjual sebagian untuk mengunci keuntungan sering lebih sehat daripada menunggu sampai euforia berakhir,” ujarnya.

    Ia menekankan bahwa keputusan tersebut bukan berarti pesimistis terhadap emas, melainkan bagian dari manajemen risiko dan keseimbangan aset. Rekor harga, menurutnya, adalah ujian kedewasaan dalam mengambil keputusan keuangan.

    Pada akhirnya, Achmad menyimpulkan bahwa jawaban atas dilema beli atau jual emas tidak bersifat universal. “Rekor harga bukan kompas moral,” ujarnya.

    Bagi investor dengan tujuan perlindungan nilai jangka panjang, emas tetap relevan selama dibeli dengan disiplin dan kesiapan menghadapi fluktuasi.

    Sebaliknya, bagi mereka yang sudah menikmati kenaikan signifikan, mengambil keuntungan sebagian dapat menjadi langkah rasional untuk menjaga ketahanan finansial.

    Di tengah dunia yang semakin tidak pasti, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset lindung nilai. Namun, seperti diingatkan Achmad, emas bukanlah lomba menebak puncak harga, melainkan sarana menjaga kewarasan finansial di tengah ketidakpastian global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.