KABARBURSA.COM - Harga emas global melonjak tajam pada Jumat 22 Agustus 2025, didorong sentimen positif dari pasar yang semakin yakin akan langkah pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan depan. Angin segar itu datang langsung dari pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di forum bergengsi Simposium Ekonomi Jackson Hole.
Emas spot naik signifikan sebesar 0,99 persen, menembus level USD3.371,86 per troy ons. Kontrak berjangka emas di bursa Amerika Serikat juga tidak ketinggalan, ditutup menguat 1,1 persen di posisi USD3.418,5. Seperti dikutip reuters.
Dorongan tidak hanya berasal dari spekulasi kebijakan moneter. Nilai tukar dolar AS yang melemah 1 persen turut memberi ruang bagi emas untuk bersinar. Dolar yang loyo membuat logam mulia ini lebih terjangkau bagi investor global yang memegang mata uang non-dolar.
Dalam pidato yang menjadi panggung terakhirnya di Jackson Hole, Powell berbicara hati-hati namun penuh makna. Ia menyinggung perubahan lanskap risiko ekonomi yang membuka celah bagi penyesuaian suku bunga. Meski belum memberikan kepastian eksplisit, pasar membaca antara baris: pelonggaran moneter sedang disiapkan.
"Powell memicu kejutan positif di pasar yang semula dibalut kecemasan. Ucapannya seakan membuka jalan tol menuju pemangkasan suku bunga September," ungkap Tai Wong, analis independen logam mulia.
Wong juga menilai, momentum penguatan akan semakin solid jika emas mampu menembus dan bertahan di atas ambang psikologis US$ 3.400 dalam waktu dekat.
Alat pemantau pasar CME FedWatch kini mencatat probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin melonjak ke angka 85 persen, naik dari 75 persen sebelum pidato berlangsung.
Pasar kini menanti data penting: laporan ketenagakerjaan dan inflasi yang akan dirilis menjelang rapat kebijakan moneter The Fed pada 16–17 September mendatang. Dua indikator ini akan menjadi kunci apakah optimisme yang membuncah hari ini akan berubah menjadi keputusan nyata, atau hanya sekadar harapan di tengah ketidakpastian.
Pidato Jerome Powell
Dalam salah satu pidato penentu masa akhir kepemimpinannya, Powell berusaha meniti garis tipis antara menekan inflasi dan menjaga kestabilan pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan gejala kelelahan. Pesannya jelas: pelonggaran mungkin akan dimulai, tetapi arah jangka panjang masih penuh nuansa.
“Powell seperti menancapkan kepastian akan pemangkasan suku bunga September,” ujar Matthew Miskin, Co-Chief Investment Strategist di Manulife John Hancock Investments. “Namun, yang jadi pertanyaan besar adalah langkah setelah itu. Pasar mungkin sudah terlalu bersemangat.”(*)