Logo
>

Harga Emas Pecahkan Rekor, Harganya Jadi Segini

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Emas Pecahkan Rekor, Harganya Jadi Segini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Selasa, 20 Agustus 2024, dengan harga di pasar spot ditutup pada USD2.514,3 per troy ons, meningkat 0,42 persen dari hari sebelumnya.

    Logam mulia ini sedang mengalami tren positif. Dalam seminggu terakhir, harga emas naik 2,03 persen secara point-to-point, dan selama sebulan terakhir, harga melonjak 4,94 persen.

    Aakash Doshi, Head of Commodities untuk Amerika Utara di Citi Research, menjelaskan bahwa lonjakan harga emas didorong oleh peningkatan permintaan investasi seiring dengan ekspektasi bahwa The Fed akan memulai pelonggaran moneter pada September mendatang. Ia menambahkan, harga emas diperkirakan bisa mencapai US$ 2.600 per troy ons pada akhir 2024 dan berpotensi naik menuju US$ 3.000 per troy ons pada pertengahan 2025.

    Berdasarkan CME FedWatch, kemungkinan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25 persen pada September adalah 67,5 persen, sementara kemungkinan penurunan sebesar 50 bps menjadi 4,75-5 persen adalah 32,5 persen.

    Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas cenderung lebih menguntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah. Para trader akan memantau dengan saksama risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Juli yang akan dirilis pada Rabu, 21 Agustus 2024 serta pidato utama Ketua The Fed, Jerome Powell, di simposium Jackson Hole akhir pekan ini untuk petunjuk lebih lanjut mengenai pemangkasan suku bunga.

    Menurut Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, posisi emas saat ini mungkin sudah terlalu tinggi. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang signifikan dapat memicu koreksi jika narasi ini berubah.

    Emas, yang cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah, telah naik lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini dan menuju tahun terbaik sejak 2020. Joseph Cavatoni, ahli strategi pasar di World Gold Council, menambahkan bahwa ketidakpastian geopolitik, meningkatnya minat spekulatif, dan arus masuk ETF global yang signifikan semakin memperkuat tren bullish pada emas.

    Sementara itu, harga logam mulia lainnya menunjukkan penurunan: perak turun 0,2 persen menjadi US$ 29,42 per ons, platinum terkoreksi 0,5 persen menjadi US$ 949,05, dan paladium jatuh 0,5 persen menjadi US$ 927.

    Emas Antam

    Emas batangan terus menjadi pilihan utama investasi bagi masyarakat Indonesia yang cenderung menghindari risiko tinggi. Namun, dengan lonjakan harga saat ini, apakah membeli emas masih merupakan keputusan yang bijak?

    Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yang merupakan patokan utama di dalam negeri, mengalami kenaikan tipis hari ini menjadi Rp1.419.000 per gram, naik Rp1.000 dari hari sebelumnya. Sepanjang tahun ini, harga jual emas Antam telah meroket 25,6 persen (year-to-date), atau naik Rp289.000 dari posisi akhir tahun lalu yang masih berada di level Rp1.130.000 per gram.

    Puncak harga emas terjadi pada 1 Agustus lalu, ketika emas Antam mencapai rekor tertinggi di Rp1.433.000 per gram. Kenaikan harga ini tentu menjadi kabar gembira bagi para investor yang telah menabung emas. Sebab, biasanya, kenaikan harga jual emas Antam akan diikuti dengan kenaikan harga buyback.

    Harga buyback, yaitu harga yang ditawarkan jika Anda ingin menjual kembali emas ke Antam, hari ini berada di Rp1.270.000 per gram. Angka ini sedikit menurun dari level tertinggi awal Agustus sebesar Rp1.284.000 per gram. Meskipun begitu, kenaikan harga emas sepanjang tahun ini tetap memberikan senyuman kepada banyak investor.

    Bagi mereka yang membeli emas pada akhir tahun 2023, saat harga masih di kisaran Rp1.130.000 per gram, potensi keuntungan mencapai 12,4 persen. Ini jelas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) bertenor satu tahun yang hanya sekitar 6,50 persen.

    Keuntungan semakin signifikan bagi mereka yang melakukan pembelian lebih awal. Investor yang membeli emas pada Agustus 2023 berpotensi memperoleh keuntungan hingga 20,2 persen, melampaui kenaikan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang hanya meningkat sekitar 13 persen dalam setahun terakhir.

    Di pasar internasional, harga emas juga mencapai rekor baru. Emas batangan dengan bobot 400 troy ons, yang mengandung antara 350 hingga 430 ons emas murni, kini dihargai lebih dari satu juta dolar AS, dengan harga emas global mencapai USD2.509 per ons.

    Pertanyaan yang muncul di benak para penggemar emas adalah apakah harga emas masih memiliki ruang untuk terus meningkat? Kenaikan harga emas Antam sebesar 25 persen sepanjang tahun ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama: kenaikan harga emas dunia, fluktuasi kurs dolar AS, dan margin keuntungan Antam. Kenaikan harga emas dunia sebesar 20 persen, ditambah dengan penguatan kurs dolar AS yang sempat mencapai 6 persen sebelum kembali melemah, telah menjadi pendorong utama lonjakan harga emas Antam.

    Dengan prediksi bahwa The Fed akan memulai siklus penurunan suku bunga pada September mendatang, harga emas global berpotensi semakin melambung. Penurunan suku bunga akan menurunkan yield obligasi AS, menjadikan emas sebagai aset yang lebih menarik. Jika dalam pertemuan Jackson Hole pekan ini Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan sinyal pivot yang ditunggu-tunggu, harga emas bisa kembali naik dan bahkan mencetak rekor baru. Tidak menutup kemungkinan harga emas Antam bisa menyentuh Rp1,5 juta per gram pada akhir tahun ini.

    Investasi emas sebaiknya dipandang sebagai investasi jangka panjang. Penting untuk tidak hanya mempertimbangkan harga jual, tetapi juga harga buyback. Harga buyback, yang biasanya lebih rendah daripada harga jual karena margin keuntungan yang diambil oleh produsen seperti Antam, harus diperhatikan oleh investor.

    Pada dekade 2010-an, selisih antara harga jual dan harga buyback emas Antam hanya sekitar Rp50.000. Namun, saat ini selisih tersebut semakin melebar, mencapai Rp149.000, mencerminkan margin yang semakin besar dari penjualan emas batangan. Untuk emas digital yang dijual melalui layanan Brankas LM, selisih harga dengan buyback tercatat lebih kecil, yakni hanya Rp88.060 per 20 Agustus ini. Selisih harga emas digital Pegadaian bahkan hanya Rp40.000, membuatnya lebih menarik bagi sebagian investor.

    Investor tentu akan lebih diuntungkan jika selisih antara harga jual dan buyback tidak terlalu besar, karena ini memungkinkan mereka untuk lebih cepat balik modal dan mendapatkan margin keuntungan. Sebaliknya, menjual emas terlalu cepat bisa berisiko merugi.

    Sebagai contoh, seorang investor yang membeli emas kemarin di harga Rp1.418.000 per gram dan terpaksa menjualnya hari ini akan mengalami kerugian sebesar Rp148.000, karena harga buyback masih di level Rp1.270.000 per gram.

    Oleh karena itu, membeli emas hari ini sebagai investasi jangka panjang hanya bijaksana jika harga buyback mampu menutupi biaya pembelian dan memberikan imbal hasil yang memadai.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.