KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan hari Kamis, 2 Mei 2024, harga emas dunia di pasar spot ditutup pada USD2300,67 per troy ons, turun 0,91 persen, dibandingkan hari sebelumnya.
Lantas Jumat siang, pukul 12:21 WIB, harga emas kembali merangkak naik, 0,18 persen, menjadi USD2300,67 per troy ons.
Dalam sepekan terakhir, harga emas turun 1,16 persen, secara point to point, sehingga kenaikan harga emas dalam kurun waktu sebulan, tersisa 0,18 persen.
Analis commodities strategist Saxo Bank, Ole Hansen menilai bahwa, kenyataannya suku bunga tidak akan turun dalam waktu dekat, sehingga harga emas mungkin akan mengalami koreksi lebih dalam.
Kemarin dini hari waktu Indonesia, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengumumkan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC). Hasilnya, suku bunga acuan kembali ditahan di 5,25-5,5 persen. Ini adalah level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
“Saya tidak tahu butuh waktu berapa lama. Saya hanya bisa bilang, saat kami mendapatkan keyakinan maka suku bunga bisa turun, dan saya belum tahu kapan itu terjadi,” tegas Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell.
Dalam rapat Maret, Powell menyebut Federal Funds Rate sudah layak (appropriate) untuk diturunkan “tahun ini”. Namun kalimat itu tidak terulang lagi. Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Dari sisi teknikal dengan perspektif harian, emas masih menghuni zona bullish, yang terlihat dari Relative Strength Indexnya (RSI) yang sebesar 50,96. Sementara itu, indikator stochasticnya, berada di 12,23. Dibawah 20, tergolong jenuh jual.
Jadi dalam waktu dekat, harga emas berpeluang kembali bangkit walau terbatas. Target resisten terdekat adalah, USD2309 per troy ons. Jika terlampaui, target selanjutnya di level USD2318 per troy ons.
Saksikan berita ini dalam video berikut:
[embed]https://youtu.be/pa9X6Edjxfw?si=C1qC4ryslyEMFqGI[/embed]