Logo
>

Harga Emas Turun ke Level Terendah 2 Minggu

Harga emas tergelincir karena mencairnya tensi dagang global, libur di China, dan pasar menunggu laporan nonfarm payrolls AS.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Turun ke Level Terendah 2 Minggu
Harga emas jatuh 2,3 persen ke USD3.211,53/ons, terendah dua minggu, dipicu sinyal damai dagang dan libur China. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM – Harga emas tergelincir ke posisi terendah dalam dua minggu pada Kamis, 2 Mei 2025, terdorong oleh tanda-tanda mencairnya ketegangan dagang global dan libur panjang di pasar China sebagai konsumen utama emas. Pasar juga tengah menanti rilis laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat untuk membaca arah prospek ekonomi.

Dikutip dari Reuters di Jakarta, Jumat, 2 Mei 2025, harga emas spot turun 2,3 persen menjadi USD3.211,53 per ons pada pukul 13:44 waktu AS (1744 GMT), setelah sempat menyentuh posisi terendah sejak 14 April. Pekan lalu, harga emas sempat memecahkan rekor tertinggi di USD3.500,05 per ons. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup turun 2,9 persen ke USD3.222,20.

Menurut Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, ada isyarat kesepakatan dagang yang mulai muncul, termasuk kabar dari China bahwa pemerintahan Trump telah menghubungi Beijing. “Saat ini pasar sedang dalam mode risk-on, memicu aksi ambil untung dari emas yang sebelumnya jadi aset aman,” jelasnya.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang kemungkinan bisa tercapai dengan India, Jepang, dan Korea Selatan. Ia juga menyebut ada “peluang sangat bagus” untuk mencapai kesepakatan dengan China. Bahkan, sebuah akun media sosial yang terafiliasi dengan media pemerintah China mengabarkan bahwa AS telah mendekati China untuk membuka pembicaraan terkait tarif Trump sebesar 145 persen.

Perlu dicatat, pasar China saat ini tutup karena libur Hari Buruh pada 1–5 Mei, dan menurut catatan TD Securities, kondisi ini menciptakan kekosongan likuiditas yang turut menyeret harga emas.

Dari sisi data makro, laporan Rabu menunjukkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama, sementara indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS tidak berubah pada Maret. Kini, perhatian pasar tertuju pada laporan nonfarm payrolls AS yang akan keluar Jumat ini.

Para pejabat Federal Reserve sendiri memberi sinyal bahwa suku bunga akan tetap ditahan hingga ada bukti kuat inflasi melandai menuju target dua persen atau ada potensi pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.

Sementara itu, turunnya suku bunga dan ketidakpastian geopolitik biasanya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai yang tidak memberikan imbal hasil. Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, menulis, “Meski koreksi jangka pendek terjadi akibat membaiknya sentimen pasar, faktor struktural yang menopang kekuatan emas tetap solid.”

Adapun pergerakan logam mulia lainnya, perak spot turun 1,4 persen menjadi USD32,13 per ons, platinum melemah 0,6 persen ke USD961,05, sedangkan paladium justru naik tipis 0,4 persen menjadi USD941,33.

Goldman Sachs Prediksi Harga Emas Tembus USD3.700 Tahun ini


Goldman Sachs kembali menaikkan proyeksi harga emas di akhir tahun 2025. Dalam catatan riset terbarunya, bank investasi raksasa asal Amerika Serikat ini memperkirakan harga emas bisa mencapai USD3.700 (Rp61.790.000) per ons troi, naik dari prediksi sebelumnya sebesar USD3.300. Bahkan, mereka mematok kisaran perdagangan antara USD3.650 hingga USD3.950 per ons troi.

Goldman menyebutkan, revisi ini didorong oleh permintaan yang lebih kuat dari bank-bank sentral dunia serta arus masuk dana ke produk Exchange Traded Fund (ETF) emas yang meningkat akibat kekhawatiran resesi global. “Jika resesi benar-benar terjadi, arus masuk ke ETF bisa semakin deras dan mendorong harga emas menembus USD3.880 per ons troi pada akhir tahun,” tulis Goldman Sachs dalam laporannya, dikutip dari Yahoo Finance.

Namun, bank itu juga memberikan catatan. Jika pertumbuhan ekonomi ternyata lebih kuat dari perkiraan akibat berkurangnya ketidakpastian kebijakan, maka aliran dana ke ETF bisa kembali melambat. Dengan begitu, harga emas diprediksi lebih mendekati kisaran USD3.550 per ons troi.

Di sisi lain, Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan pengecualian tarif untuk produk-produk seperti ponsel pintar dan komputer dalam skema tarif “resiprokal” Amerika Serikat. Meski demikian, Presiden Donald Trump tetap memperingatkan kemungkinan pemberlakuan tarif di kemudian hari tetap terbuka.

Sementara itu, harga emas di pasar spot sempat mencetak rekor baru lagi pada awal pekan ini, mencapai USD3.245,42 per ons troi. Namun, arah pergerakan harga masih cenderung tidak pasti lantaran pasar tengah mencerna perkembangan cerita perang tarif AS-China.

Goldman Sachs juga merevisi asumsi permintaan dari bank sentral. Mereka memperkirakan pembelian emas oleh bank sentral kini mencapai 80 ton per bulan, naik dari estimasi sebelumnya sebesar 70 ton.

Sementara itu, JP Morgan memproyeksikan harga emas mencapai rata-rata USD3.675 (sekitar Rp61.372.500) per ons troi pada kuartal keempat 2025, dan terus bergerak naik hingga menembus USD4.000 (sekitar Rp66.800.000) per ons troi pada kuartal kedua 2026. Lonjakan ini seiring meningkatnya potensi resesi akibat lonjakan tarif AS dan memanasnya kembali perang dagang antara Amerika Serikat dan China. 

JP Morgan juga mengingatkan ada peluang harga emas melampaui proyeksi tersebut lebih cepat dari perkiraan, apabila permintaan investor dan bank sentral melebihi ekspektasi pasar. “Yang menopang proyeksi harga emas menembus USD4.000 per ons tahun depan adalah permintaan kuat dari investor dan bank sentral, dengan rata-rata net demand sekitar 710 ton per kuartal sepanjang tahun ini,” tulis analis JP Morgan dalam riset tersebut, dikutip dari Reuters.

Sepanjang tahun ini, harga spot emas sudah melonjak 29 persen dan menorehkan 28 rekor harga baru, termasuk saat pertama kalinya menembus level USD3.500 (sekitar Rp58.450.000) per ons troi pada Selasa, 8 April 2025 lalu. Sebelumnya, Goldman Sachs juga menaikkan proyeksi harga emas akhir 2025 dari USD3.300 menjadi USD3.700 (sekitar Rp61.790.000) per ons troi. Bahkan dalam skenario ekstrem, Goldman membuka kemungkinan harga emas bisa menyentuh kisaran USD4.500 (sekitar Rp75.150.000) per ons troi pada akhir tahun depan.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Moh. Alpin Pulungan

Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).