KABARBURSA.COM – Harga komoditas utama dunia menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 27 Oktober 2025. Penguatan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme terhadap prospek permintaan energi global dan sinyal positif dari pasar keuangan Asia.
Berdasarkan data perdagangan terkini, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik menjadi USD61,72 per barel, atau menguat sekitar 0,35 persen dibandingkan sesi sebelumnya.
Sementara itu, harga Brent Crude juga meningkat 0,37 persen ke posisi USD 66,18 per barel. Kenaikan ini menandai keberlanjutan tren positif harga minyak di tengah harapan pemulihan aktivitas industri dan konsumsi energi di negara-negara besar importir.
Kenaikan harga minyak kali ini didorong oleh kombinasi faktor eksternal dan fundamental. Optimisme pasar meningkat setelah Amerika Serikat dan Tiongkok mencapai kerangka kesepakatan dagang baru, yang dinilai dapat memperkuat prospek perdagangan global serta menumbuhkan kembali permintaan energi di sektor manufaktur dan transportasi.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan mengatakan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) terus meningkat, mendekati level tertinggi dalam dua pekan terakhir.
Penguatan harga minyak dipicu oleh sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa produsen utama Rusia sehingga menimbulkan kekhawatiran baru terkait pasokan global.
“Volatilitas komoditas menjadi faktor yang turut memengaruhi pergerakan saham-saham energi dan pertambangan di bursa domestik. Namun, secara keseluruhan pasar tetap dalam kondisi riskan karena pelaku pasar melihat potensi rebound ekonomi global masih terbuka,” ujar David dalam keterangannya, Senin, 27 Oktober 2025.
Sementara dari sisi kebijakan moneter, pelaku pasar juga menilai langkah bank sentral utama dunia yang mempertahankan suku bunga rendah dapat mendukung permintaan energi dan aktivitas komoditas, terutama di tengah pemulihan ekonomi yang masih rapuh.
Selain itu, permintaan gas alam meningkat menjelang musim dingin di belahan utara, yang memperkuat posisi natural gas di pasar energi global.
“Sanksi energi Rusia kurang efektif dari yang diperkirakan, tekanan kelebihan pasokan bisa kembali ke pasar,” ujar Yang An, analis di Haitong Securities, dikutip dari Reuters, Senin, 27 Oktober 2025.
Di sisi lain, harga komoditas energi lainnya juga mencatat pergerakan bervariasi. Natural gas menguat 1,99 persen ke level USD3,37 per MMBtu, sedangkan batubara melemah tipis 0,10 persen ke posisi USD104,10 per ton.
Penguatan harga minyak dan gas sekaligus mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset komoditas, di tengah ketidakpastian makroekonomi dan gejolak geopolitik yang masih membayangi pasar.
Secara keseluruhan, pasar energi global masih berada dalam fase pemulihan bertahap, dengan dukungan dari permintaan bahan bakar yang meningkat menjelang akhir tahun.
Kendati demikian, volatilitas harga diperkirakan tetap tinggi dalam jangka pendek, seiring dengan dinamika kebijakan OPEC+, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan arah kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia. (*)