Logo
>

Harga Minyak Dunia Naik: Dolar AS Loyo dan Sanksi Rusia

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Harga Minyak Dunia Naik: Dolar AS Loyo dan Sanksi Rusia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada Senin 24 Juni 2024, dipicu oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

    Mengutip Reuters, Selasa 25 Juni 2024 harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 naik 90 sen, atau sekitar 1,1 persen, menjadi USD81,63 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 meningkat 77 sen, atau sekitar 0,9 persen, menjadi USD86,01 per barel di London ICE Futures Exchange.

    Nilai tukar dolar AS melemah dengan indeks dolar AS turun 0,29 persen menjadi 105,49. Penurunan ini terjadi setelah data terbaru menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat ke level tertinggi dalam 26 bulan terakhir pada Juni. Pelemahan dolar AS membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi lebih murah bagi pemilik dana dalam mata uang lain.

    Selain itu, harga minyak dunia juga terdongkrak oleh kabar Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia. Sanksi tersebut termasuk pelarangan pengiriman LNG produksi Rusia melalui wilayah Uni Eropa ke negara ketiga, yang turut menambah tekanan pada pasokan minyak global.

    Namun, penguatan mata uang dolar AS membuat komoditas yang dihargai dalam dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

    “Dolar AS, tampaknya telah naik lebih tinggi setelah data PMI AS yang lebih baik pada Jumat malam dan kekhawatiran politik menjelang pemilihan Prancis,” kata analis IG Tony Sycamore.

    Di Ekuador, Petroecuador, perusahaan minyak negara, telah mengumumkan keadaan darurat dalam pengiriman minyak mentah berat Napo untuk ekspor karena penutupan pipa utama dan sumur minyak akibat hujan lebat, demikian dilaporkan oleh sumber pada hari Jumat.

    Di Amerika Serikat, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah rig minyak yang beroperasi turun tiga menjadi 485 minggu lalu, mencapai level terendah sejak Januari 2022.

    Awal Pekan

    Harga minyak mengalami koreksi tipis pada awal pekan ini, hari ini Pukul 06.50 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 di New York Mercantile Exchange tercatat di USD 80,43 per barel, mengalami penurunan 0,37 persen dari penutupan pekan sebelumnya yang berada di USD 80,73 per barel.

    Menurut laporan dari Bloomberg, penurunan harga minyak kali ini disebabkan oleh pertimbangan pedagang atas situasi geopolitik di Timur Tengah serta ekspektasi terkait permintaan minyak selama musim panas. Israel telah mengumumkan rencana untuk mengakhiri tahap pertempuran di Gaza dan beralih fokus ke operasi yang lebih terfokus, yang mengurangi ketegangan di kawasan tersebut. Meskipun demikian, harga minyak mentah masih mengikuti tren kenaikan bulanan, dengan adanya indikasi kenaikan harga bensin di AS seiring dengan meningkatnya permintaan.

    Di sisi lain, rebound produksi minyak di Brasil diperkirakan akan memberikan tantangan bagi OPEC dalam upaya mereka untuk mengatur pasokan minyak dan mempengaruhi harga minyak global secara keseluruhan. Produksi minyak mentah harian di Amerika Selatan mencapai 3,73 juta barel pada awal tahun ini sebelum mengalami penurunan hampir 25 persen akibat perbaikan dan pemeliharaan kapal-kapal.

    Kondisi ini mengindikasikan bahwa lebih dari sepertiga dari defisit produksi tersebut telah pulih, yang berdampak signifikan bagi perekonomian Brasil dan pasar energi global. Upaya peningkatan pasokan minyak ini diperkirakan akan menghambat upaya OPEC dalam mengerek harga dengan cara memangkas produksi.

    Pada sisi lain, data Baker Hughes juga melaporkan penurunan jumlah rig minyak yang beroperasi di Amerika Serikat sebesar tiga unit menjadi 485 rig minggu lalu, mencatatkan level terendah sejak Januari 2022. Meskipun demikian, fokus pasar masih terpusat pada dinamika geopolitik yang mempengaruhi stabilitas pasokan minyak global.

    Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi oleh tindakan Uni Eropa yang menyetujui paket sanksi baru terhadap Rusia atas konflik di Ukraina, termasuk larangan terhadap pengisian ulang gas alam cair (LNG) Rusia untuk ekspor ke negara-negara ketiga. Sementara itu, penguatan dolar AS membuat aset-aset berharga dalam mata uang tersebut kurang menarik bagi investor non-AS.

    Secara keseluruhan, situasi pasar minyak saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks seperti geopolitik regional, prospek permintaan global, dan dinamika ekonomi serta kebijakan dari berbagai negara produsen minyak. Para pelaku pasar terus memantau perkembangan ini untuk memperkirakan arah harga minyak ke depan dan mengatur strategi perdagangan mereka di pasar komoditas global.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.