KABARBURSA.COM - Harga minyak menjalani pekan yang rapuh dengan nada melemah. Hingga Jumat waktu setempat, 6 September 2025, Brent dan WTI sama-sama tergelincir tiga sesi beruntun. Brent berkisar USD65–67 per barel, sementara WTI berada di sekitar USD63.
Rapuhnya Brent dan WTI datang dari dua penjuru, sinyal OPEC+ yang cenderung menambah produksi pada pertemuan akhir pekan dan data EIA yang menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah AS sekitar 2,4 juta barel, kebalikan dari harapan pasar.
Kombinasi wacana suplai ekstra dan stok yang kembali menumpuk membuat harga cepat kehilangan pijakan intraday. Di balik dinamika harian, nada ke depan juga belum banyak berubah.
Proyeksi jangka pendek EIA mengarahkan fase harga yang lebih rendah untuk beberapa kuartal ke depan. Rerata Brent diperkirakan turun ke kisaran USD58 pada kuartal IV/2025 dan merapat ke USD50 di awal 2026, seiring percepatan normalisasi pasokan yang bertemu pemulihan permintaan yang tidak secepat dugaan.
Bagi Rukun Raharja (RAJA), denyut harga minyak cenderung menggeser psikologi sektor energi ketimbang langsung menghantam arus kas. Model bisnis RAJA bertumpu pada distribusi dan niaga gas, pengelolaan infrastruktur gas, serta jasa operasi-pemeliharaan. Ini menjadi karakter yang lebih “berbasis volume” dan kurang volatil dibanding eksposur komoditas murni.
Saat OPEC+ mengisyaratkan produksi tambahan dan Brent/WTI melemah, emiten migas siklikal biasanya mengalami penyesuaian valuasi. Pada RAJA, transmisi dampaknya lebih halus. Biaya dan spread berpotensi lebih stabil, sementara rencana ekspansi infrastruktur, termasuk inisiatif LNG, tetap menjadi penopang narasi pertumbuhan menengah panjang selama eksekusi proyek berjalan sesuai rel.
Fundamental Terkelola dengan Baik
Mengutip data Stockbit, Minggu, 7 September 2025, fundamental RAJA terkelola baik untuk ukuran emiten infrastruktur energi. Likuiditas jangka pendek tebal dengan current ratio 2,04, leverage moderat (debt-to-equity 0,78) dan Altman Z-Score 3,83 mengindikasikan kesehatan keuangan yang aman.
Perusahaan juga membukukan arus kas bebas TTM positif Rp364 miliar, sedangkan ROE 12,12 persen menunjukkan pengembalian modal yang solid. Di sisi lain, harga saham sudah memuat premi pertumbuhan.
PER TTM 31,49x dan PBV 3,82x menuntut konsistensi kinerja, sementara laba kuartalan terakhir turun 33,46 persen YoY dan marjin bersih TTM di sekitar 7,5 persen mengingatkan perlunya disiplin biaya dan eksekusi proyek yang rapi agar valuasi tetap terbela.
Di lantai bursa, RAJA menutup perdagangan di Rp2.710. Pada bingkai teknikal mingguan, mayoritas moving average, hingga MA200, masih berpihak pada sisi beli, MACD berada di zona positif, dan RSI 14 sekitar 53 menandakan momentum yang netral cenderung menguat.
Namun ADX yang baru menyentuh kisaran pertengahan 20-an belum menegaskan tren yang benar-benar mapan, sementara ATR yang tinggi menunjukkan volatilitas tetap besar. Dengan pivot mingguan di sekitar Rp2.673, pasar akan menakar apakah level ini bisa menjadi landasan untuk menantang kembali Rp2.816 hingga Rp3.003.
Selama harga bertahan di atas poros tersebut, strategi yang masuk akal adalah akumulasi disiplin saat pelemahan terukur di area Rp2.640–Rp2.690 dengan batas risiko ketat di bawah Rp2.570. Penutupan mingguan yang bersih di atas Rp2.816 akan memvalidasi ruang uji Rp3.000–Rp3.200; sebaliknya, kegagalan menjaga poros membuka jalan menguji dukungan Rp2.486 lebih dulu.
Intinya, minyak yang melemah pekan ini memberi hembusan angin lebih dingin bagi sentimen energi. Tetapi bagi RAJA, pengaruhnya lebih psikologis ketimbang struktural. Selama neraca kuat dan proyek infrastruktur gas berjalan, tesis menengah tidak banyak bergeser.
Untuk jangka pendek, disiplin pada level dengan memanfaatkan pelemahan untuk menambah posisi secara terukur, menjaga stop yang realistis, dan menunggu konfirmasi penembusan resistansi, tetap menjadi kunci agar tidak terjebak oleh naik-turun harga yang kian lincah.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      