Logo
>

Harga Minyak Naik Sesi Kedua, Brent Tembus USD85 per Barel

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Harga Minyak Naik Sesi Kedua, Brent Tembus USD85 per Barel

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak naik untuk sesi kedua berturut-turut, dengan Brent menetap di atas USD85 per barel seiring meningkatnya harapan pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS) setelah data menunjukkan perlambatan inflasi yang tak terduga.

    Mengutip, harga minyak mentah Brent naik 32 sen atau 0,4 persen menjadi USD85,40 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 52 sen atau 0,6 persen menjadi USD82,62 per barel.

    Data terbaru menunjukkan harga konsumen AS turun pada bulan Juni, memicu harapan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Setelah data dirilis, para pedagang memperkirakan probabilitas pemotongan suku bunga pada bulan September sebesar 89 persen, naik dari 73 persen pada hari Rabu.

    "Inflasi yang melambat dan pemotongan suku bunga kemungkinan akan mendorong lebih banyak aktivitas ekonomi," kata analis energi Growmark.

    Ketua The Fed Jerome Powell mengakui tren perbaikan baru-baru ini dalam tekanan harga, tetapi mengatakan kepada para legislator bahwa lebih banyak data diperlukan untuk memperkuat argumen pemotongan suku bunga.

    Data tersebut menurunkan indeks dolar AS, yang seharusnya mendukung harga minyak, kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy. Dolar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan untuk minyak yang dihargakan dalam dolar dari pembeli yang menggunakan mata uang lain.

    Harga minyak juga naik pada hari Rabu, menghentikan penurunan selama tiga hari setelah data AS menunjukkan penurunan stok minyak mentah di pasar minyak terbesar dunia, serta penurunan persediaan dan permintaan yang kuat untuk bensin dan bahan bakar jet.

    Minyak mentah AS bulan depan mencatat premi paling curam terhadap kontrak bulan berikutnya sejak April. Kesediaan peserta pasar untuk membayar premi untuk tanggal pengiriman lebih awal, struktur yang dikenal sebagai backwardation, biasanya merupakan tanda ketatnya pasokan.

    Namun, beberapa masih percaya prospek permintaan minyak tetap rapuh. Dalam laporan pasar minyak bulanan, Badan Energi Internasional (IEA) melihat pertumbuhan permintaan global melambat menjadi kurang dari satu juta barel per hari tahun ini dan tahun depan, terutama mencerminkan kontraksi konsumsi di China.

    Di sisi lain, kelompok produsen OPEC dalam laporan bulanan mereka pada hari Rabu mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan dunia tidak berubah, yakni 2,25 juta barel per hari untuk tahun ini dan 1,85 juta barel per hari tahun depan.

    "Perkiraan permintaan OPEC dan IEA lebih jauh dari biasanya, sebagian karena perbedaan pendapat tentang kecepatan transisi dunia ke bahan bakar bersih," kata analis StoneX, Alex Hodes.

    Perdagangan Relatif Sepi

    Harga Brent untuk kontrak pengiriman September 2024 naik 0,1 persen menjadi USD87,43 per barel, sementara WTI untuk kontrak pengiriman Agustus 2024 mencapai USD84,06 per barel, meskipun perdagangan relatif sepi karena libur Hari Kemerdekaan AS.

    Penurunan stok minyak mentah AS sebesar 12,2 juta barel, jauh di atas perkiraan analis yang hanya 680.000 barel, menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga ini.

    Brent sebelumnya juga mengalami kenaikan 1,3 persen ke USD87,34 per barel, yang merupakan penutupan tertinggi sejak 30 April. WTI juga mencatatkan penutupan tertinggi dalam 11 minggu di USD83,88 per barel.

    Selain faktor persediaan, pasar juga dipengaruhi oleh situasi geopolitik, seperti perang di Gaza dan pemilu di Perancis dan Inggris, serta perdagangan yang sepi. Analis RBN Energy, Martin King, menyatakan bahwa para pedagang memperhatikan pasar fisik dan kondisi geopolitik saat ini.

    Meski harga minyak sempat turun sebesar 83 sen, pelemahan ini diperkirakan tidak bertahan lama karena pelemahan dolar AS dan prospek permintaan bahan bakar yang lebih cerah setelah data EIA. Analis PVM, Tamas Varga, juga menyoroti bahwa data ekonomi yang lebih lemah di Jerman dan peningkatan permohonan tunjangan pengangguran di AS dapat mempercepat penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang dapat mendukung pasar minyak.

    Faktor lain yang mempengaruhi pasar adalah laporan Reuters bahwa produsen minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, akan mengurangi ekspor minyak dari pelabuhan Laut Hitam Novorossiisk pada bulan Juli. Di sisi lain, Saudi Aramco mengurangi harga minyak mentah ringan Arab yang dijual ke Asia, yang mencerminkan tekanan yang dihadapi oleh produsen OPEC karena pasokan non-OPEC terus meningkat sementara perekonomian global menghadapi hambatan.

    Bank Swiss UBS memperkirakan harga minyak mentah Brent akan mencapai USD90 per barel pada kuartal ini, dengan mengutip pengurangan produksi OPEC+ dan proyeksi penurunan persediaan minyak.

    Persediaan Global

    Harga minyak mengalami kenaikan sekitar 1 persen setelah terjadi penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan. Namun, kenaikan ini terbatas karena adanya kekhawatiran tentang peningkatan persediaan global di tengah perdagangan yang tipis menjelang libur Hari Kemerdekaan AS.

    Pada hari Rabu, 3 Juli 2024, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman September 2024 naik sebesar USD1,10 atau 1,3 persen menjadi USD87,34 per barel.

    Sejalan dengan itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 juga naik sebesar USD1,07 atau 1,3 persen menjadi USD83,88 per barel.

    Laporan dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa penyimpanan minyak mentah AS turun sebesar 12,2 juta barel pada minggu lalu. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan perkiraan para analis dalam jajak pendapat, yang hanya memperkirakan penurunan sebesar 680.000 barel.

     

     

     

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.