KABARBURSA.COM - Harga minyak dari hari ke hari terus mengalami penurunan tajam. Pada Rabu, 4 September 2024, melanjutkan penurunan yang signifikan dari hari sebelumnya dan mencapai level terendah sejak Desember 2023. Minyak mentah berjangka Brent, yang merupakan patokan internasional, turun 61 sen atau 0,83 persen menjadi USD73,14 per barel, setelah anjlok 4,9 persen pada sesi sebelumnya. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober menyusut 70 sen atau 1,00 persen menjadi USD69,64 per barel, setelah ambles 4,4 persen pada penutupan Selasa, 3 September 2024.
Beberapa faktor mempengaruhi penurunan harga minyak:
- Persetujuan Kesepakatan Libya: Ada ekspektasi bahwa perseteruan politik yang menghentikan ekspor Libya dapat diselesaikan. Dua badan legislatif Libya telah menyetujui penunjukan gubernur bank sentral bersama, yang dapat meredakan ketegangan politik dan memulai kembali produksi serta ekspor minyak. National Oil Corp (NOC) Libya juga mengumumkan force majeure pada ladang minyak El Feel-nya mulai 2 September, yang mengurangi produksi secara signifikan.
- Kekhawatiran Permintaan Global: Pasar minyak masih tertekan oleh kekhawatiran atas melambatnya permintaan global. Data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di Amerika Serikat tetap lesu meskipun mengalami sedikit peningkatan pada Agustus, sedangkan di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, aktivitas manufaktur merosot ke level terendah dalam enam bulan. Pertumbuhan harga rumah baru juga melambat di China, menambah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
- Data Inventaris yang Tertunda: Data inventaris mingguan Amerika Serikat tertunda karena libur Hari Buruh. Laporan dari American Petroleum Institute (API) dijadwalkan akan dirilis Rabu petang, dan data dari Energy Information Administration (EIA) akan dipublikasikan Kamis malam. Prediksi awal menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin AS, sementara persediaan sulingan mungkin naik.
Penurunan harga minyak ini dipengaruhi oleh kombinasi dari potensi pemulihan pasokan dari Libya dan kekhawatiran atas permintaan global yang lemah. Pasar minyak akan terus memantau perkembangan terbaru dari kedua faktor ini serta data inventaris AS untuk arah pergerakan harga berikutnya.
Waspadai Saham ini
Hendriko Gani, seorang analis investasi di Stockbit, menjelaskan bahwa penurunan harga minyak disebabkan oleh beberapa faktor utama. Salah satu faktornya adalah potensi peningkatan produksi minyak Libya setelah konflik domestik yang mengganggu produksi dalam beberapa pekan terakhir. Libya, yang merupakan salah satu eksportir minyak mentah utama dunia dengan produksi sekitar 1,2 juta barel per hari, dapat meningkatkan produksinya kembali, yang menambah tekanan pada harga minyak global.
Selain itu, harga minyak juga dipengaruhi oleh rendahnya permintaan minyak. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur China, sebagai importir minyak terbesar dunia, mengalami kontraksi ke level 49,4 pada Agustus 2024. Ini menandai kontraksi aktivitas pabrik di China selama empat bulan berturut-turut dan merupakan level PMI manufaktur terendah dalam enam bulan terakhir.
Di sisi lain, aktivitas manufaktur di Amerika Serikat juga lebih lemah dari ekspektasi pada bulan Agustus 2024. PMI manufaktur AS tercatat sebesar 47,2, di bawah ekspektasi konsensus sebesar 47,9.
Penurunan harga minyak ini dapat memberikan dampak negatif jangka pendek pada saham-saham emiten produsen dan penunjang minyak dan gas, seperti:
- MEDC,
- ENRG,
- WINS,
- ELSA,
- LEAD.
Saham-saham ini mungkin menghadapi tekanan karena harga minyak yang lebih rendah dapat mengurangi pendapatan dan margin keuntungan mereka.
Pada pagi hari perdagangan Rabu, 4 September 2024, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham yang terkait dengan sektor minyak dan gas mengalami penurunan yang signifikan. Berikut adalah rincian pergerakan harga saham:
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA): Merosot 2,37 persen
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC): Turun 2,03 persen
- PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG): Terkoreksi 0,97 persen
- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX): Terdepresiasi 1,81 persen
- PT Elnusa Tbk (ELSA): Minus 0,84 persen
- PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS): Berkurang 0,55 persen
Penurunan ini mencerminkan dampak dari harga minyak yang melemah akibat potensi peningkatan produksi dari Libya dan rendahnya permintaan minyak global, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Saham ELSA Tiba-tiba Lompat
Lonjakan signifikan pada saham PT Elnusa Tbk (ELSA) pada sesi I perdagangan 15 Juli 2024 menunjukkan pergerakan yang mencolok. Beberapa poin penting terkait pergerakan saham ELSA adalah sebagai berikut:
- Kenaikan Harga: Saham ELSA melonjak 7,30 persen menjadi Rp500 per lembar pada akhir sesi I, dengan level tertinggi mencapai Rp515, yang merupakan level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
- Volume dan Nilai Transaksi: Total transaksi saham ELSA mencapai 116,09 juta saham dengan frekuensi 6.120 kali dan nilai transaksi Rp58,26 miliar.
- Kinerja Bulanan: Dalam satu bulan terakhir, saham ELSA mengalami kenaikan 25,63 persen.
- Valuasi: Pada akhir sesi I, rasio price to book value (PBV) ELSA berada di bawah 1 kali, yaitu 0,79 kali. Price earning ratio (PER) tercatat 4,98 kali (annualised).
- Jumlah Pemegang Saham: Per 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham ELSA adalah 36.276, mengalami penurunan dari 37.664 pada bulan sebelumnya.
- Acara Perusahaan: Elnusa menyelenggarakan acara Vendor Annual Meeting 2024 pada 9 Juli 2024. Direktur SDM & Umum Elnusa, Hera Handayani, menekankan pentingnya kerja sama dengan mitra vendor dalam mendukung kelancaran operasional dan pencapaian tujuan perusahaan.
Lonjakan harga saham ELSA ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sentimen positif dari acara perusahaan, prospek bisnis yang baik, atau aktivitas investor. Dalam hal ini, acara tahunan dan pernyataan Hera tentang pentingnya kerjasama dengan mitra kerja mungkin turut berkontribusi pada lonjakan harga saham tersebut.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.