KABARBURSA.COM - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (GIAA), dikabarkan akan memberi diskon tiket sebesar 10 persen selama hari raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), terhitung mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Penurunan harga tiket tersebut dinilai sebagai langkah positif yang diambil Garuda Indonesia. Namun, akankah cara ini memberikan dampak bagi kinerja saham maskapai pelat merah itu?
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata, meyakini jika kebijakan diskon yang diterapkan Garuda Indonesia diyakini bisa memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang ingin pergi berlibur saat Natal dan Tahun Baru menggunakan pesawat terbang.
"Penurunan harga tiket akan disambut dengan baik oleh para wisatawan. Apalagi tingkat wisman (wisatawan mancanegara) dan domestik semakin tinggi dari bulan ke bulan," kata Liza kepada Kabarbursa.com, Selasa, 3 Desember 2024.
Kendati demikian, penurunan harga tiket tersebut belum bisa mendongkrak fundamental dari saham Garuda Indonesia atau GIAA.
"Dari sisi laporan keuangan, saya rasa masih agak jauh karena selain revenue tentu ada faktor lain yang namanya utang, yang mana ini menjadi beban utama dari Garuda saat ini," jelas dia.
Liza mengatakan, Garuda juga perlu memperhatikan efisiensi. Sebab, revenue yang tinggi dirasa agak sulit untuk membuat profit jika efesiensi Perseroan masih belum begitu bagus.
Pada akhirnya Liza menyimpulkan, penurunan harga tiket selama Nataru mendatang belum bisa memberikan dampak signifikan terhadap performa keuangan Garuda Indonesia.
Prospek Saham GIAA usai Pergantian Direktur Utama
Kinerja saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) diprediksi akan menunjukkan perbaikan setelah pergantian Direktur Utama yang terjadi beberapa waktu lalu.
Pergantian tersebut telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024. Dalam rapat tersebut, Wamildan Tsani Panjaitan resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia, menggantikan Irfan Setiaputra.
Menurut pengamat pasar modal William Hartanto, sosok Wamildan Tsani Panjaitan yang berpengalaman dalam industri maskapai, memberikan harapan baru bagi kinerja Garuda Indonesia ke depan. William menilai bahwa pengalaman Wamildan di dunia maskapai akan memberi dampak positif bagi perusahaan dan saham GIAA.
“Dengan latar belakang yang kuat di industri penerbangan, pergantian ini membawa angin segar untuk Garuda Indonesia,” kata William.
Namun, meskipun pergantian pimpinan ini dianggap positif, William mengingatkan bahwa saham GIAA masih belum menunjukkan kinerja yang gemilang. Oleh karena itu, ia belum bisa merekomendasikan untuk membeli saham GIAA dalam waktu dekat.
Menurutnya, Garuda Indonesia perlu melakukan aksi korporasi yang signifikan agar pelaku pasar kembali tertarik untuk berinvestasi di saham perusahaan ini.
“Kita masih harus melihat apakah ada langkah strategis dari direktur baru dan bagaimana reaksi pasar terhadap perubahan ini,” tambahnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru Wamildan Tsani Panjaitan, mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan perusahaan, Wamildan menegaskan komitmennya untuk memperkuat kinerja Garuda Indonesia dengan melakukan financial and operational review secara menyeluruh. Ia juga berencana untuk mengakselerasi kinerja perusahaan, memperluas jaringan penerbangan, serta meningkatkan kualitas layanan.
“Sebagai Direktur Utama yang baru, saya akan menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab. Kami akan melakukan review operasional secara menyeluruh dan memperkuat Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional yang semakin sehat dan menjadi kebanggaan Indonesia,” ujar Wamildan.
Dia juga menyampaikan, bahwa amanah ini datang dengan perhatian khusus dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, yang berharap Garuda Indonesia dapat kembali menjadi kebanggaan nasional dan dikenal luas di dunia internasional.
“Presiden menekankan agar Garuda Indonesia tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, tetapi juga diakui dunia internasional,” ujar Wamildan.
Kinerja Keuangan Garuda Indonesia Meningkat
Kinerja keuangan Garuda Indonesia juga menunjukkan perbaikan. Hingga Oktober 2024, perusahaan mencatatkan pendapatan bersih (net revenue) sebesar USD 2,8 miliar, yang meningkat 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023, yang tercatat sebesar USD 2,4 miliar.
Angka EBITDA juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai USD 780 juta, yang mencerminkan kenaikan 13,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD 685 juta.
Treasury Management Group Head Garuda Indonesia Bima Tesdayu, dalam acara paparan publik yang diadakan pada 11 November 2024, menyampaikan bahwa perusahaan juga berhasil mencatatkan hasil operasional yang positif, dengan nilai operating result sebesar USD 310,4 juta, naik dari USD 249 juta pada tahun sebelumnya.
Selain itu, perusahaan melaporkan peningkatan market capitalization (market cap) hingga mencapai Rp6,4 triliun pada kuartal III 2024, yang menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan dengan posisi yang sempat turun menjadi Rp4,57 triliun pada bulan Juni 2024.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.