Logo
>

Hashim Djojohadikusumo Jadi Pemegang Saham COIN lewat Arsari Group

Arsari Group resmi masuk sebagai pemegang saham COIN, memperkuat posisi emiten aset digital.

Ditulis oleh Syahrianto
Hashim Djojohadikusumo Jadi Pemegang Saham COIN lewat Arsari Group
Ilustrasi: Dua keping mata uang kripto (crypto) di depan sebuah layar monitor. (Foto: Unsplash/Pierre Borthiry)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Arsari Nusa Investama, perusahaan yang berada di bawah naungan Arsari Group milik keluarga Hashim Djojohadikusumo, resmi masuk sebagai pemegang saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN). 

    Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam struktur pengendalian COIN sekaligus memperkuat posisi korporasi tersebut dalam industri aset digital nasional.

    Dalam keterangannya, Wakil Direktur Utama dan Direktur Operasional Arsari Group, Aryo P.S. Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa keputusan investasi dilakukan setelah menilai kesiapan ekosistem COIN, termasuk entitas anaknya PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), yang telah berizin dan berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    “COIN memiliki fondasi yang kuat dan ekosistem paling siap untuk menjadi katalis pembangunan industri aset digital nasional. Investasi ini bukan hanya tentang nilai ekonomi, tetapi tentang memperkuat kedaulatan digital Indonesia,” ujar Aryo, dikutip Rabu, 10 Desember 2025.

    Arsari Group menilai industri aset digital Indonesia berada pada fase pertumbuhan strategis, didukung regulasi yang semakin matang dan pengawasan penuh OJK sejak 2025. Langkah ini juga sejalan dengan agenda pemerintah dalam memperluas ekosistem ekonomi digital serta mendorong inovasi berbasis aset kripto yang teregulasi.

    Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, menyambut positif hadirnya Arsari Group sebagai pemegang saham baru. Menurutnya, masuknya investor strategis dengan rekam jejak pengelolaan korporasi besar akan memperkuat tata kelola COIN dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap industri aset digital.

    “Kehadiran Arsari Group memberikan nilai tambah signifikan bagi COIN, terutama dalam aspek governance. Hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap COIN dan industri aset digital secara keseluruhan,” kata Ade.

    Industri aset digital Indonesia menunjukkan momentum kuat. Data OJK hingga Oktober 2025 mencatat lebih dari 18 juta pengguna aset kripto, dengan nilai transaksi mencapai Rp409,56 triliun. Laporan 2025 Global Crypto Adoption Index keluaran Chainalysis menempatkan Indonesia di peringkat ke-7 global, menegaskan daya tarik pasar domestik bagi investor institusi.

    Arsari Group menilai posisi strategis Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar di dunia menjadi dasar bagi akselerasi inovasi di sektor ini. Dengan dukungan jaringan dan pengalaman lintas sektor, Arsari menyatakan siap mempercepat pengembangan produk baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional.

    “Kami memandang industri aset keuangan digital sebagai pilar penting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Arsari Group berkomitmen mendukung sektor ini demi mewujudkan kedaulatan digital Indonesia,” ujar Aryo.

    Masuknya Arsari Group, yang berada di bawah kepemilikan keluarga Hashim Djojohadikusumo, menandai penguatan struktur pemegang saham COIN dan membuka babak baru kompetisi di sektor aset digital. 

    Dengan fondasi ekosistem yang sudah terbangun dan dukungan investor strategis, COIN berada pada posisi yang lebih solid untuk mempercepat penetrasi pasar dan meningkatkan perannya dalam arsitektur ekonomi digital Indonesia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.