KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin, 22 Juli 2024, sektor healthcare mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. Meski begitu, sektor healthcare dinilai tetap prospektif di semester II tahun ini.
Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan, sejumlah emiten sektor healthcare mengalami pergerakan saham yang positif di semester I 2024. Adapun emiten itu di antaranya PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), Siloam International Hospital Tbk (SILO), dan Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
“Di sini kita melihat bahwa pergerakan harga saham MIKA, SILO, HEAL, ini rata-rata beres consolidation ya. Jadi terlihat penguatannya, atau up trend-nya,” kata Nafan kepada KabarBursa, Senin, 22 Juli 2024.
Secara fundamental, kata Nafan, ketiga emiten healthcare itu telah mencatatkan kinerja yang baik, baik secara kuartal maupun secara tahunan. Bahkan, MIKA berhasil mencatat pertumbuhan dua digit di semester pertama.
Nafan menyebut, prospek sektor healthcare berbasis jangka panjang mengingat tingkat penyebarannya yang masih terfokus pada pusat-pusat kota di Indonesia. Di sisi lain, fasilitas dari masing-masing rumah sakit di daerah juga banyak yang belum mempuni dalam menangani penyakit tertentu.
“Yang terpencil itu misalnya, itu masih mengalami kekurangan fasilitas healthcare yang sangat memadai seperti itu. Dan di situ lah prospek dari emiten-emiten berbasis healthcare,” jelasnya.
Di sisi lain, tingkat pemerataan ekonomi juga menjadi salah satu penunjang pertumbuhan fundamental sektor healthcare. Hal itu sangat mempengaruhi ekspansi bisnis healthcare.
Ekspansi bisnis healthcare di daerah-daerah itu yang membuat emiten rumah sakit memiliki prospektif jangka panjang. Pasalnya, kehadiran rumah sakit di wilayah perkotaan tergolong menjamur dan memiliki persaingan yang sangat ketat.
“Memang opportunity dari healthcare ini ada di kota-kota. Bukan kota pusat, bukan kota-kota besar, tapi daerah. Itu sebenarnya juga opportunity kalau menurut saya jika dilihat dari tingkat penyebaran penduduk. Karena kita melihat dari tingkat penyebaran dokter saja misalnya, itu hanya terpusat di kota-kota besar,” tutupnya.
MIKA, SILO, HEAL: Mana yang Lebih Kuat?
Berdasarkan data perdagangan di RTI Business, Senin, 22 Juli 2024, saham MIKA mengalami peningkatan yang signifikan di semester pertama 2024. Performa MIKA dalam satu semester tercatat meningkat sebesar 6,52 persen dengan rata-rata harga saham Rp2,490 hingga Rp3,200 per lembar saham.
Di semester pertama, MIKA juga mencatat volume share hingga 1,8 miliar dengan saham yang diperdagangkan mencapai Rp5,0 triliun. Adapun frekuensi saham yang diperdangkan dalam satu semester terakhir mencapai 287,542.
Data Stockbit juga mencatat revenue MIKA sebesar Rp2,452 miliar dengan gross profit Rp1,318 miliar. Sementara Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) MIKA berada di level Rp1,632,77 miliar dengan net income Rp601 miliar.
Senada dengan MIKA, RTI Business juga mencatat peningkatan saham SILO dalam satu semester terakhir. SILO mencatat pertumbuhan saham hingga 25,00 persen dengan rata-rata harga saham Rp1,960 hingga Rp2,790 per lembar saham.
Di semester pertama, SILO juga mencatat volume share hingga 1,8 miliar dengan perbedaan tipis saham yang diperdagangkan sebesar Rp4,9 triliun jika dibandingkan MIKA. Adapun frekuensi saham yang diperdangkan dalam satu semester terakhir mencapai 150,785.
Data Stockbit juga mencatat revenue SILO sebesar Rp3,027 miliar dengan gross profit Rp1,155 miliar. Sementara EBITDA SILO sendiri berada di level Rp2,465,62 miliar dengan net income Rp14 miliar.
Beda nasib dengan HEAL, data perdagangan RTI Business mencatat penurunan saham sebesar 9,22 persen dengan rata-rata harga saham sebesar Rp1,060 hingga Rp1,500 per lembar saham.
Meski begitu, HEAL sempat mengalami rebound jika dilihat dari data perdanganan per tiga bulan. Dalam tiga bulan terakhir, HEAL mencatat peningkatan 12,24 persen dengan rata-rata harga saham Rp1,060 hingga Rp1,400 per lembar saham.
Di semester pertama, HEAL mencatat volume share hingga 1,5 miliar, berbeda tipis dengan dua kompetitornya. Sementara saham yang diperdagangkan, HEAL tercatat lebih rendah dari MIKA dan SILO, yakni sebesar Rp2,0 triliun. Adapun frekuensi saham yang diperdangkan dalam satu semester terakhir mencapai 222,894.
Data Stockbit juga mencatat revenue HEAL sebesar Rp1,706 miliar dengan gross profit Rp669 miliar. Sementara EBITDA HEAL berada di level Rp1,616,27 miliar dengan net income Rp191 miliar.
Rekomendasi
Sementara itu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra menuturkan, kinerja MIKA di semester I 2024 cukup menarik minat investor. Selain berhasil tumbuh, kata dia, MIKA berhasil meningkatkan margin profit dan rasio return on quality (ROE).
“Jika melihat kinerja yg sudah keluar di semester I, MIKA lebih menarik dan dari sisi kesehatan rasio utang, MIKA paling kecil dan margin profit paling tinggi,” kata Wahyu kepada KabarBursa, Senin, 22 Juli 2024.
Hanya saja, kata Wahyu, sisi valuasi SILO juga menarik dicermati jiga dilihat dari nilai price to book value (PBV) di level 4.37 kali. Sementara PBV HEAL di angka 4.88 kali dan MIKA 6.97 kali. Begitu juga dengan price earnings (PE) 12M, SILO berada di level 36.9 kali. Sementara dua kompetitornya, HEAL di level 37.9 kali dan MIKA 39.2 kali.
Adapun berikut rekomendasi saham untuk ketiga emiten rumah sakit tersebut:
Last Price
SILO : Rp2,660
HEAL : Rp1,325
MIKA : Rp2,900
Trading Buy Target Price (TP)
SILO : TP Rp2,790 dengan support Rp2,590
MIKA : TP Rp3,010 dengan support Rp2,820
HEAL : TP Rp1,400 dengan support Rp1,295.(ndi/*)