Logo
>

HGBT Diperpanjang, Analis Rekomendasi Emiten Agrikultur ini

Ditulis oleh KabarBursa.com
HGBT Diperpanjang, Analis Rekomendasi Emiten Agrikultur ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah dengan harga USD6 per MMBTU. Kebijakan ini akan tetap berlaku untuk tujuh sektor industri tertentu.

    Adapun ketujuh industri yang berhak mendapatkan gas murah tersebut adalah sektor pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Meski begitu, program HGBT tidak langsung mendongkrak harga saham di sektor agrikultur yang dalam produksinya mengandalkan pupuk.

    Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menuturkan, kebijakan HGBT mampu menekan biaya produksi emiten agrikulture. Akan tetapi, kebijakan itu tidak signifikan menaikkan harga saham di tengah melemahnya permintaan.

    "Hal ini (Program HGBT) bisa menjaga biaya dari emiten agriculture, tetapi saat ini kinerja top line emiten agriculture masih belum ada pendorong mengingat harga dan permintaan masih cenderung melemah," kata Aziz kepada KabarBursa, 10 Juli 2024.

    Meski begitu, Kiwoom Sekuritas tetap merekomendasikan saham yang dapat dipilih para investor di sektor agriculture. Aziz merekomendasikan trading buy untuk saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

    "Kami merekomendasikan trading buy untuk LSIP dengan target 850-860," ungkapnya.

    Profil dan Kinerja LSIP

    PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk atau LSIP, emiten sektor pertanian yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Perusahaan yang resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Juli 1996 ini memiliki produk utama minyak sawit mentah, karet, dan sejumlah kecil kakao, teh, serta berbagai jenis biji-bijian.

    LSIP sendiri merupakan anak perusahaan dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Adapun perusahaan perkebunan ini telah beroperasi secara komersial pada tahun 1963.

    Secara kinerja keuangan, LSIP berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp879,46 miliar di kuartal I 2024 kendati mengalami penurunan 2,73 persen (year-on-year/yoy). Sementara laba bersih, LSIP berhasil membukukan peningkatan sebesar 141 persen yoy menjadi Rp 269 miliar di kuartal I 2024.

    Berdasarkan melaporkan laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2023 (FY2023), LSIP mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti sebesar 1,18 juta ton, sama dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara produksi CPO turun 4 persen yoy menjadi 294 ribu ton.

    Lonsum juga membukukan penjualan sebesar Rp4,19 triliun di FY2023, turun 9 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya terutama seiring turunnya harga jual rata-rata produk sawit (CPO dan produk PK) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit seiring realisasi persediaan CPO akhir tahun sebelumnya.

    Lonsum mencatat laba kotor sebesar Rp1,15 triliun, laba usaha Rp759 miliar dan core profit Rp927 miliar. Lonsum tidak ada pendanaan melalui hutang bank pada tanggal 31 Desember 2023.

    Adapun Presiden Direktur Lonsum LSIP, Benny Tjoeng menuturkan, tahun 2023 industri agribisnis menghadapi berbagai tantangan terutama dampak dari cuaca dan volatilitas harga komoditas.

    Lonsum tetap berfokus untuk memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi, meningkatkan produktivitas, memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting serta menjalankan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan.

    Harga CPO 

    Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengaku melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berdampak pada harga penjualan Crude Palm Oil (CPO).

    Ketua Apkasindo, Gulat Manurung menyebut, pelemahan rupiah hanya berdapak pada biaya produksi. Pasalnya, pupuk yang digunakan para petani sawit mayoritas masih bergantung pada produk impor yang transaksinya menggunakan mata uang dolar.

    “Bagi kami petani sawit kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak begitu berpengaruh, justru menaikkan biaya produksi karena pupuk itu mayoritas di impor,” kata Gulat kepada KabarBursa, Jumat, 28 Juni 2024.

    Meski begitu, Gulat mencatat adanya kenaikan harga kendati tidak signifikan. Dia mencatat, kenaikan harga terjadi di Bursa CPO Indonesia, Bursa CPO Malaysia, maupun tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom.

    Berdasarkan data dari Apkasindo periode 1 November hingga 21 Juni 2024, harga CPO di Bursa Indonesia ICDX, Bursa Malaysia, dan tender KPBN terpantau bergerak fluktuatif.

    Akan tetapi, bursa Malaysia sempat menyentuh harga tertinggi hampir menyentuh 15.500 pada awal April. Sedangkan bursa CPO indonesia-ICDX awal April kenaikan tertinggi hampir menyentuh 15.000. Dan tender KPBN di bulan yang sama hanya menyentuh 13.500.

    Namun, bursa ICDX sempat menyentuh harga terendahnya di bawah 10.500 pada Desember 2023.

    “Kami mencatat kenaikan harga CPO di bursa CPO Inconesia ICDX, Bursa Malaysia dan Tender KPBN juga tidak naik signifikan, (kurva) malah turun di bursa ICDX (Bursa CPO Indonesia),” ungkap Gulat.

    Secara hitungan ekonomi, kata Gulat, mestinya melemahnya rupiah mengerek harga CPO. Faktanya, kata dia, tidak ada kenaikan harga yang signifikan. “Secara hitungan ekonomi memang seharusnya naik harga CPO karena di Bursa Indnesia maupun tender CPO KBPN itu memakai rupiah, tapi faktanya tidak naik,” tutupnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi