KABARBURSA.COM - Keputusan pemerintah memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah dengan harga USD6 per MMBTU dinilai memberikan dampak positif terhadap sektor petrokimia.
Head riset PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, mengatakan keberlanjutan program HGBT bakal memberikan kepastian harga bagi industri petrokimia.
"Kelanjutan program HGBT ini positif untuk sektor yang terkait, terutama petrokimia karena akan memberikan kepastian harga gas bagi industri petrokimia, yang menjadi bahan baku penting dalam produksi mereka," ujar Sukarno kepada Kabar Bursa, Kamis 11 Juli 2024.
Sukarno menjelaskan, harga gas yang lebih murah akan membantu emiten petrokimia menurunkan biaya produksi, sehingga bisa meningkatkan margin keuntungan.
Selain itu, dia juga berharap kelanjutan program HGBT ini bisa mendorong kinerja keuangan emiten petrokimia.
"Kebijakan HGBT diharapkan dapat mendorong kinerja keuangan emiten petrokimia krn Penurunan biaya produksi akan meningkatkan laba emiten petrokimia," ungkapnya.
Sementara itu Analis Relience Sekuritas, Ayu Dian mengatakan berlanjutnya program HGBT memberikan dampak positif bagi sektor yang ditetapkan.
Akan tetapi, lanjut Ayu, pihaknya memandang industri petrokimia tidak akan terdampak signifikan dengan kebijakan tersebut.
"Kami melihat kebijakan ini akan berdampak positif bagi sektor yang menerima manfaat HGBT, namun khususnya untuk sektor petrokimia sendiri kami lihat tidak akan berdampak terlalu signifikan," jelasnya kepada Kabar Bursa, Rabu 10 Juli 2024.
Hal tersebut diungkapkan Ayu karena dia menilai, volume atau kuota HGBT cenderung terbatas dan telah ditentukan sehingga perlu dicermati kembali.
"Apakah volume dari HGBT tersebut signifikan untuk memenuhi kebutuhan produksi setiap emiten. Sementara pemberlakuan HGBT telah dilakukan sejak tahun 2020," ungkapnya.
"namun kami lihat kinerja keuangan pada sektor petrokimia ini lebih terpengaruh oleh supply dan demand," tambah dia.
Di sisi lain, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menuturkan, kebijakan HGBT mampu menekan biaya produksi emiten agrikulture. Akan tetapi, kebijakan itu tidak signifikan menaikkan harga saham di tengah melemahnya permintaan.
“Hal ini (Program HGBT) bisa menjaga biaya dari emiten agriculture, tetapi saat ini kinerja top line emiten agriculture masih belum ada pendorong mengingat harga dan permintaan masih cenderung melemah,” kata Aziz kepada KabarBursa, 10 Juli 2024.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan program HGBT ini bertujuan untuk memberikan stimulus agar industri keramik bisa bersaing saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
“Tujuan dari HGBT ini sebagai stimulus dari pemerintah agar diharapkan daya saing industri keramik di tanah air juga semakin meningkat,” ujarnya kepada Kabar Bursa, Rabu 10 Juli 2024.
Akan tetapi menurut pandangan Nafan, masih terdapat masalah dari industri keramik, di antaranya adalah infrastruktur jaringan, pasokan gas.
Selain itu dia juga melihat pergerakan saham dari beberapa emiten keramik banyak yang masih kurang likuid.
“Kalau dilihat secara teknis pergerakan harga saham memang lebih banyak yg kurang likuid ya, market capnya bukan besar,” kata dia.
Oleh karenanya Nafan belum bisa merekomendasikan emiten keramik untuk saat ini.
“Jadi saya kurang menyarankan terkait dengan saham keramik karena kurang likuid,” ungkapnya.
Perpanjang Kebijakan
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah dengan harga USD6 per MMBTU. Kebijakan ini akan tetap berlaku untuk tujuh sektor industri tertentu.
Ketujuh industri yang berhak mendapatkan gas murah tersebut adalah sektor pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
“Keputusannya HGBT itu dilanjutkan pada sektor eksisting sekarang, yaitu tujuh sektor,” kata Airlangga usai rapat dengan Presiden Jokowi yang membahas masalah gas industri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.
Mengenai berapa durasi program HGBT atau kebijakan gas murah itu diperpanjang, Airlangga tidak memberikan jawaban yang tegas.
“Ya, lanjut terus pokoknya,” ujarnya.
Sedangkan, menanggapi permintaan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang ingin memperluas kebijakan gas murah ke seluruh sektor industri, Airlangga menyatakan bahwa pemerintah akan mengkaji kelayakan masing-masing sektor secara bertahap.
“Sedangkan yang lain nanti akan dikaji satu per satu. Sekarang masih tujuh sektor,” jelas Airlangga.
Lalu, Airlangga memberitahu bahwa Presiden Jokowi memberikan penugasan baru kepada Pertamina untuk membangun infrastruktur yang mampu melakukan regasifikasi LNG.
“Kedua, nanti diberikan izin dan penugasan kepada Pertamina untuk membuat infrastruktur gas, terutama untuk regasifikasi LNG,” ungkap Airlangga.