KABARBURSA.COM - Menurut laporan World Energy Council yang dirilis pada 2021 menyebutkan, harga produksi hidrogen hijau berkisar 2,7 sampai 8,8 dolar AS per kilogram. Pada 2030, harganya diproyeksikan menjadi 2 hingga 6 dolar AS per kg. Artinya, hidrogen disebut sumber energi masa depan dunia.
Klasifikasi kode warna hidrogen berkaitan dengan sumber produksi yang digunakan dan metode produksi. Terdapat tiga klasifikasi kode warna yakni hijau, biru, dan abu-abu.
Menurut Wakil Dekan Penelitian Sains Terapan Universitas British Columbia Walter Merida melalui tulisan dalam The Conversation, pada 15 Juli 2021, hidrogen abu-abu merupakan hidrogen yang dihasilkan dari produksi energi fosil, seperti gas bumi. Ini mayoritas dihasilkan melalui proses steam methane reforming (SMR).
Indonesia merupakan negara pengguna sumber hidrogen, yaitu hidrogen abu-abu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui laporan "Strategi Hidrogen Nasional" tahun 2023 menyatakan konsumsi hidrogen Indonesia mencapai 1,75 juta ton per tahun.
Dari sumber yang sama, hidrogen di Indonesia dimanfaatkan untuk urea sebanyak 88 persen. Selanjutnya, amonia dan kilang minyak masing-masing menggunakan hidrogen di angka empat persen dan dua persen.
Biaya produksi hidrogen abu-abu berkisar antara 0,98 hingga 2,93 dolar AS per kg, menurut BloombergNEF. Sayangnya hidrogen ini bukan hidrogen "bersih" karena emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan cukup tinggi berkisar 11,1 sampai 13,7 kg per CO2e per satu kilogram hidrogen.
Pemerintah Indonesia juga tengah membahas dan mengembangkan hidrogen biru dan hidrogen hijau. Hidrogen biru disebut juga "hidrogen rendah karbon" tetapi memiliki komponen hidrogen abu-abu. Perbedaannya ada pada proses Carbon Capture Storage (CCS).
Teknologi CCS yang digunakan membuat produksi hidrogen biru lebih tinggi dibandingkan hidrogen abu-abu. Menurut BloombergNEF, biaya produksi hidrogen biru adalah 1,8 sampai 4,7 dolar AS per kg. Hasilnya, ia memiliki GRK 5,8-8,5 kg per CO2e per satu kilohram hidrogen.
Selanjutnya adalah hidrogen hijau. Ini merupakan hidrogen yang dihasilkan melalui proses elektrolisis dan menggunakan energi terbarukan. Emisi GRK-nya hanya 0,3-1 kg CO2e per satu kilogram hidrogen. Biaya produksinya berkisar 4,5-12 dolar AS per kg. (ari/prm)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.