Logo
>

HOKI Gandeng Indomarco, Bidik Pertumbuhan Penjualan

Mereka baru saja menggelar National Sales Kickoff sebagai penanda dimulainya kerja sama resmi antara HOKI dan PT Gurih Mitra Perkasa

Ditulis oleh Desty Luthfiani
HOKI Gandeng Indomarco, Bidik Pertumbuhan Penjualan
Produsen beras yang dikenal dengan merek dagang Topi Koki, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menjalin kerja sama dengan Indomaeco

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Produsen beras yang dikenal dengan merek dagang Topi Koki, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menjalin kerja sama dengan Indomaeco untuk memperkuat pertumbuhan penjualan selama 2025.

    Mereka baru saja menggelar National Sales Kickoff sebagai penanda dimulainya kerja sama resmi antara HOKI dan PT Gurih Mitra Perkasa, entitas usaha distribusi dari Salim Group yang beroperasi di bawah naungan Indomarco Adi Prima.

    Acara tersebut dihadiri oleh jajaran manajemen HOKI dan mitra strategis, termasuk Direktur HOKI Budiman Susilo, Presiden Direktur PT Hoki Distribusi Niaga (HDN) Adi Wijaya, serta GMC PT Indomarco Adi Prima Denny Natanael. Kehadiran para perwakilan tim penjualan Indomarco dari berbagai wilayah juga menjadi momen penting dalam penyelarasan strategi distribusi nasional ke depan.

    “Perwakilan sales Indomarco dari berbagai daerah hadir dalam acara tersebut untuk menyatukan strategi dan visi ke depan. Kami percaya bahwa sinergi distribusi yang kuat akan mempercepat pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan meningkatkan kepuasan konsumen,” ujar Direktur HOKI, Budiman Susilo melalui keterangan resminya pada Rabu, 4 Mei 2025.

    Ia berharap kerja sama mampu memperluas jangkauan distribusi produk HOKI ke seluruh Indonesia, termasuk segmen pasar modern, minimarket, toko tradisional, hingga layanan makanan (food service). Dengan penetrasi pasar yang lebih luas, HOKI optimistis dapat memperkuat posisi produk-produk unggulannya di tengah kompetisi industri pangan yang semakin dinamis.

    Adapun produk utama HOKI saat ini meliputi beras merek Topi Koki, Setra Ramos, dan Rumah Limas. Di tahun ini, HOKI juga akan meluncurkan dua produk baru yaitu Topi Koki Long Grain Crystal dan Short Grain. Kedua produk ini merupakan varian beras berkualitas tinggi yang berasal dari dataran tinggi, mengandung vitamin D3 dan Zinc, sehingga lebih sehat dan bernilai gizi.

    Selain lini utama, HOKI melalui anak usahanya PT Hoki Distribusi Niaga (HDN) juga menawarkan produk olahan beras inovatif seperti Nasi Jagung, Nasi Singkong, Beras Merah, Beras Jepang Hokairi, dan Porang Cassava. Seluruh produk ini didistribusikan dengan merek dagang Dailymeal dan Hokairi yang menyasar konsumen modern dengan kebutuhan nutrisi yang lebih variatif.

    “Pada tahun ini, HOKI menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10 persen. Untuk mendukung pencapaian tersebut, kerja sama strategis dengan Indomarco menjadi salah satu langkah untuk memperkuat kapabilitas logistik dan distribusi produk-produk kami,” lanjut Budiman.

    Hingga Kuartal I 2025, HOKI telah mencatatkan penjualan sebesar Rp365,3 miliar. Kontribusi dari produk-produk beras sehat Dailymeal tercatat sebesar Rp7,7 miliar, mencerminkan tren permintaan yang mulai tumbuh untuk kategori pangan fungsional.

    PT Buyung Poetra Sembada Tbk didirikan pada 2003 sebagai pengembangan dari usaha keluarga Toko Buyung di Palembang yang telah berdiri sejak 1977. Perusahaan ini fokus pada produksi dan distribusi beras premium, khususnya dengan merek dagang andalannya Topi Koki. Selain itu, HOKI juga memproduksi beras dengan merek lain seperti HOK-1, Setra Ramos, Rumah Limas, BPS, dan Super Belida, serta melayani pasar B2B dengan produk seperti beras menir untuk industri makanan.

    Distribusi produk HOKI menjangkau pasar tradisional, pasar modern, serta berbagai kanal daring (online marketplace). Perusahaan juga menjadi pemasok untuk merek privat (private brand) milik ritel besar seperti Indomaret dan Alfamart. Saat ini, HOKI mengoperasikan fasilitas produksi dan gudang di Subang, Jawa Barat dan Cipinang, Jakarta Timur, dengan total kapasitas 55 ton per jam.

    HOKI resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2017. Seiring perkembangan bisnisnya, sejak 2020 HOKI mulai mengembangkan sumber pendapatan baru berbasis ESG melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga sekam padi. Langkah diversifikasi bisnis terus berlanjut dengan peluncuran lini FMCG Dailymeal pada 2022 melalui anak usaha HDN, serta pendirian PT Hoki Investasi Sejati (HIS) untuk menjalankan strategi investasi pada perusahaan terbuka.

    Secara keseluruhan, HOKI kini memiliki empat sumber pendapatan utama yaitu: produksi dan distribusi produk beras, pembangkit energi terbarukan berbasis sekam padi, lini produk FMCG, dan investasi saham. Strategi pertumbuhan multisegmental ini menunjukkan upaya Perseroan dalam menciptakan bisnis yang adaptif, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan pasar.

    Saham HOKI

    Menilik harga sahamnya saat ini, pada penutupan perdagangan 3 Juni 2025 kemarin sahamnya mengalami penurunan 2,15 persen atau 2 poin berada di Rp91 per lembarnya.

    Berbeda dengan peningkatan 10 persen, kinerja HOKI dalam laporan keuangannya malah menurun pada kuartal I 2025.  Perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp 26,2 miliar, berbalik dari laba Rp 15,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan juga mengalami penurunan sebesar 27 persen.

     Dengan hasil tersebut, laba bersih berjalan dalam 12 bulan terakhir (TTM) mencapai minus 44 miliar rupiah.

    Pelemahan kinerja ini tercermin dari penurunan pendapatan tahunan yang mencapai 26,96 persen secara tahunan pada kuartal I 2025, dengan total revenue TTM sebesar 1.164 miliar rupiah. Margin laba kotor perusahaan juga menyusut menjadi hanya 2,81 persen, sedangkan margin laba bersih tercatat negatif 7,18 persen. EBITDA TTM bahkan nihil, dan EV to EBITDA meroket ke -23.898 kali, mencerminkan kondisi keuangan yang sangat lemah dari sisi operasional.

    Meski demikian, perusahaan tetap membagikan dividen sebesar 1,00 rupiah per saham dengan dividend yield 1,10 persen. Hal ini mengindikasikan kebijakan manajemen yang tetap menjaga konsistensi pembagian dividen meski perusahaan mencatat kerugian. Payout ratio TTM mencapai -9,22 persen, menunjukkan bahwa pembagian dividen tidak berasal dari laba berjalan.

    Dari sisi valuasi, saham ini diperdagangkan pada price to book value 1,44 kali dan price to sales 0,76 kali. Price to earnings ratio TTM berada di level -19,83 kali, menunjukkan perusahaan masih belum mencetak laba positif. Bila dibandingkan dengan median PE IHSG yang berada di angka 8,06 kali, saham ini tidak layak dibandingkan secara langsung karena berada dalam kondisi rugi. Earnings yield juga negatif sebesar -5,04 persen.

    Dalam hal solvabilitas, rasio utang terhadap ekuitas cukup sehat di angka 0,52, dengan current ratio 1,86 dan quick ratio 1,65 yang menandakan likuiditas jangka pendek masih cukup baik. Namun, interest coverage negatif -0,92 kali menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam membayar bunga dari laba operasional.

    Dari sisi profitabilitas, return on assets tercatat -4,53 persen, return on equity -7,27 persen, dan return on capital employed -3,98 persen. Ini memperkuat gambaran bahwa manajemen belum berhasil mengonversi aset dan modal kerja menjadi keuntungan. Altman Z-Score perusahaan berada pada level 4,17, menandakan secara probabilitas perusahaan masih jauh dari potensi kebangkrutan dalam waktu dekat.

    Piotroski F-Score yang hanya 1 dari 9 menandakan fundamental yang sangat lemah. Saham juga hanya berada di posisi 8 persen dalam hal relative strength dibanding saham lainnya, dengan penurunan harga mencapai 45,83 persen dalam satu tahun terakhir, dan 47,40 persen dalam lima tahun terakhir. Harga saham saat ini mendekati titik terendah dalam 52 minggu terakhir di level 68 rupiah, jauh dari titik tertinggi 174 rupiah.

    Dengan mempertimbangkan kinerja keuangan yang merugi, arus kas bebas negatif, dan profitabilitas yang terus menurun, saham ini dinilai masih tergolong mahal meskipun valuasi permukaan seperti PBV berada di bawah 1,5 kali. Investor yang mempertimbangkan dividen tetap harus waspada karena keberlanjutan pembagian dividen ke depan sangat bergantung pada pembalikan kinerja yang belum terlihat dalam waktu dekat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".