KABARBURSA.COM-Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal AS dan Inggris di Laut Merah, menimbulkan kekhawatiran dalam pelayaran global. Serangan ini adalah bagian dari serangkaian insiden yang telah berlangsung selama beberapa waktu.
Pihak militan yang didukung oleh Iran, yang mengendalikan sebagian wilayah Yaman yang dilanda konflik, telah mengganggu lalu lintas kapal sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam konflik Israel-Hamas.
Serangan ini menyebabkan respon keras dari pasukan AS dan Inggris, termasuk serangan udara terhadap sejumlah target akhir pekan lalu.
Yahya Saree, seorang tokoh Houthi, mengonfirmasi bahwa serangan pertama terjadi pada Selasa, menargetkan kapal Amerika Star Nasia, sementara serangan lain mengincar kapal Inggris Morning Tide.
Saree memperingatkan akan adanya operasi militer lebih lanjut terhadap target Amerika-Inggris sebagai bentuk pertahanan.
Perusahaan keamanan Ambrey awalnya melaporkan serangan menggunakan pesawat tak berawak terhadap kapal kargo Inggris di perairan Yaman, tetapi kemudian mengklarifikasi bahwa sebuah proyektil menargetkan kapal bendera Barbados tersebut.
Menurut Ambrey, proyektil tersebut diluncurkan dari sebuah perahu kecil di dekat kapal dan meledak di sekitar kapal, menyebabkan kerusakan ringan tanpa korban jiwa.
Badan keamanan maritim Inggris, UKMTO, mengonfirmasi menerima laporan tentang insiden di dekat kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai Houthi.
Nakhoda kapal yang terkena menyatakan bahwa proyektil menyerang sisi kiri kapalnya dan menyebabkan kerusakan pada jendela jembatan, tanpa mengidentifikasi kapal atau bendera.
Meskipun terdapat kerusakan material, tidak ada korban luka di antara awak kapal.
Ambrey juga melaporkan serangan terhadap kapal curah Yunani di barat daya Aden, tanpa menyebutkan korban luka.
UKMTO juga menerima laporan ledakan di dekat kapal dagang di wilayah tersebut, tanpa memberikan rincian tambahan.
Houthi telah melakukan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial dan militer sejak November, mencakup penangkapan kapal kargo pada 19 November.
Serangan-serangan ini telah memaksa beberapa perusahaan pelayaran untuk menghindari Laut Merah, mengubah rute pelayaran melalui Afrika bagian selatan.
Insiden-insiden ini telah berdampak pada volume perdagangan melalui Terusan Suez, dengan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya menurut Dana Moneter Internasional.