Logo
>

HPE Konsentrat Tembaga Naik, AMMN dan MDKA Untung?

Kementerian Perdagangan resmi menetapkan kenaikan HPE menjadi USD4.378,58 per Wet Metric Ton (WMT).

Ditulis oleh Yunila Wati
HPE Konsentrat Tembaga Naik, AMMN dan MDKA Untung?
Ilustrasi dibuatkan oleh AI untuk KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - ​Harga Patokan Ekspor (HPE) konsentrat tembaga dengan kadar tembaga minimal 15 persen kembali menunjukkan tren positif pada pertengahan April 2025. 

    Kementerian Perdagangan resmi menetapkan kenaikan HPE menjadi USD4.378,58 per Wet Metric Ton (WMT), meningkat tipis sebesar 0,06 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berada di angka USD4.365,62 per WMT. 

    Kenaikan ini menjadi sinyal positif di tengah dinamika pasar global, terutama bagi para pelaku industri tambang dan investor yang berkecimpung dalam sektor ini.

    Peningkatan HPE tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling berkaitan. Salah satu pemicu utamanya adalah naiknya harga mineral ikutan—jenis mineral bernilai ekonomi yang terbentuk bersamaan dengan tembaga dalam proses geologis. 

    Selain itu, permintaan global terhadap konsentrat tembaga terus menunjukkan penguatan, didorong oleh pemulihan industri manufaktur dan energi terbarukan yang banyak bergantung pada logam dasar ini. 

    Fluktuasi harga di pasar internasional, seperti di London Metal Exchange (LME) dan London Bullion Market Association (LBMA), juga menjadi variabel penting dalam penentuan HPE.

    Penetapan HPE ini tidak dilakukan secara sepihak. Prosesnya melibatkan koordinasi lintas kementerian, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

    Semua masukan dan perhitungan dihimpun sebelum keputusan final dituangkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 469 Tahun 2025, yang berlaku mulai 15 hingga 30 April 2025.

    Dampak dari kenaikan HPE ini langsung terasa bagi emiten-emiten tambang tembaga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dua nama besar yang mendapat sorotan adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). AMMN yang mengoperasikan tambang Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat serta tengah mengembangkan proyek eksplorasi Elang, dikenal sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di Tanah Air. 

    Di sisi lain, MDKA mencatatkan volume produksi tembaga sebesar 12.076 ton sepanjang 2023 dan telah menetapkan target pertumbuhan produksi hingga 30 persen untuk tahun ini.

    Bagi kedua perusahaan tersebut, kenaikan harga patokan ekspor dapat memberikan dorongan signifikan terhadap kinerja keuangan mereka. Peningkatan harga jual konsentrat tembaga berpotensi memperluas margin keuntungan, terutama jika dikombinasikan dengan struktur biaya operasional yang efisien dan cadangan tembaga yang melimpah. Momentum ini bisa menjadi peluang strategis untuk mempercepat ekspansi proyek-proyek baru atau memperkuat neraca keuangan perusahaan.

    Meski demikian, prospek cerah ini tidak serta merta menjamin stabilitas jangka panjang. Investor tetap perlu mencermati beberapa faktor risiko yang bisa memengaruhi harga saham AMMN maupun MDKA, mulai dari kebijakan ekspor pemerintah, volatilitas harga global, hingga kemajuan teknis proyek-proyek eksplorasi yang tengah berjalan. 

    Dengan semua pertimbangan tersebut, saham di sektor tambang tembaga tetap menjadi opsi investasi menarik, terutama bagi investor yang memiliki orientasi jangka menengah hingga panjang, mengingat tren penguatan harga tembaga yang masih berlanjut di pasar global.

    Saham Tertekan Namun Berpotensi Tumbuh

    Pada perdagangan saham tanggal terbaru, pergerakan harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan tren yang menarik meski dengan sedikit penurunan. 

    Kedua saham ini, yang bergerak di sektor tambang tembaga, menunjukkan dampak langsung dari fluktuasi pasar yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal masing-masing perusahaan.

    Saham AMMN, yang pada hari itu diperdagangkan di harga 5.925, mengalami penurunan sebesar 75 poin atau sekitar 1,25 persen dibandingkan dengan harga sebelumnya yang tercatat di 6.000. Walaupun mengalami penurunan, pergerakan harga saham AMMN tetap berada dalam kisaran yang cukup stabil, dengan harga tertinggi mencapai 6.175 dan harga terendah 5.825. 

    Ini menunjukkan bahwa saham AMMN masih cukup diminati meskipun ada sedikit koreksi. Dengan total nilai pasar yang mencapai sekitar Rp125,4 triliun, saham AMMN masih memperlihatkan kekuatan kapitalisasi yang cukup besar, meskipun fluktuasi harga masih terlihat dalam rentang normal. Dengan harga open di 6.025 dan rata-rata harian di 6.047, investor bisa melihat adanya potensi rebound apabila sentimen pasar kembali positif.

    Di sisi lain, saham MDKA juga mengalami penurunan, meskipun sedikit lebih dalam, yaitu sebesar 30 poin atau sekitar 2,08 persen, dengan harga terakhir di 1.410. Saham ini dibuka pada harga 1.455 dan sempat mencatatkan harga tertinggi di 1.485, namun akhirnya ditutup di level lebih rendah. Dengan nilai pasar yang tercatat sekitar Rp137,4 triliun, MDKA masih cukup berpengaruh di pasar saham Indonesia, meskipun harga sahamnya sedikit tertekan. 

    Harga terendah yang tercatat adalah 1.400, yang mencerminkan adanya tekanan jual pada saham ini, namun dengan range pergerakan yang tidak terlalu besar antara harga tinggi dan rendah, investor yang sudah lama memegang saham MDKA mungkin merasa tetap stabil dalam jangka menengah. Rata-rata harga saham MDKA tercatat di 1.450, menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan harga open pada 1.455.

    Kedua saham ini bergerak dalam rentang yang relatif terjaga, meskipun masing-masing mengalami penurunan. Sementara AMMN masih berpotensi menguat jika ada perubahan positif dalam harga tembaga atau perkembangan proyek-proyek baru, MDKA juga memiliki peluang yang sama, terutama karena kenaikan produksi pada 2024. 

    Meskipun demikian, fluktuasi harga global dan kebijakan pemerintah terkait ekspor komoditas tetap menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan oleh para investor.

    Secara keseluruhan, meski keduanya menunjukkan sedikit tekanan, baik AMMN maupun MDKA masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang menarik, terutama dalam jangka panjang, ketika kondisi pasar yang lebih stabil dan penguatan harga komoditas memberikan peluang lebih besar.

    Jual, Tahan, atau Beli

    Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menunjukkan pergerakan yang menarik di pasar, meskipun dengan arah yang berbeda.

    AMMN, yang ditutup di harga Rp5.925, mengalami penurunan tipis sebesar 1,25 persen dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya. Meskipun begitu, pergerakan saham ini masih dalam kisaran yang wajar, dengan harga tertinggi mencapai Rp6.175 dan terendah Rp5.825. Dengan volume perdagangan sebesar 207.440 lot, AMMN menunjukkan likuiditas yang sehat. 

    Secara teknikal, saham ini masih memiliki potensi penguatan, terutama jika harga tetap berada di atas level support Rp6.175. Beberapa waktu lalu, AMMN sempat menguat signifikan hingga 2,83 persen, mencapai Rp6.350, yang menunjukkan adanya minat beli yang cukup besar. 

    Jika tren positif ini berlanjut, harga AMMN berpotensi mencapai target antara Rp6.700 hingga Rp7.275. Untuk investor yang tertarik, Speculative Buy dapat dilakukan di kisaran harga Rp6.250–Rp6.350, dengan batas stop loss di bawah Rp6.175 untuk membatasi risiko.

    Di sisi lain, saham MDKA mengalami penurunan lebih dalam, dengan harga terakhir ditutup di Rp1.410, turun 2,08 persen dari harga sebelumnya. Pergerakan harga MDKA juga menunjukkan adanya tekanan jual, dengan harga tertinggi tercatat di Rp1.485 dan terendah di Rp1.400. Volume perdagangan yang tercatat sebesar 947.550 lot menunjukkan bahwa saham ini masih memiliki likuiditas yang cukup. 

    Namun, secara teknikal, MDKA membentuk pola bearish head and shoulders, yang menandakan kemungkinan penurunan lebih lanjut jika harga tidak mampu menguat kembali di atas level resistance Rp1.500. Target penurunan selanjutnya bisa berada di kisaran Rp1.100 hingga Rp1.225. Oleh karena itu, disarankan untuk hindari saham ini untuk sementara waktu hingga ada konfirmasi pembalikan tren yang lebih jelas.

    Secara keseluruhan, bagi investor yang mencari peluang dalam saham tambang tembaga, AMMN bisa menjadi pilihan yang lebih menarik untuk Speculative Buy, sementara MDKA sebaiknya dihindari hingga ada perubahan yang lebih positif.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79