KABARBURSA.COM-Harga Bitcoin (BTC) mencapai US$ 66.425 atau setara dengan Rp 1,045 miliar pada hari ini, Kamis 7 Maret 2024. Angka ini mengalami penurunan tipis dari level Rabu (6/3) pukul 16.00 WIB yang mencapai US$ 67.000 atau setara Rp 1,048 miliar.
BTC sebelumnya mencatatkan titik tertinggi baru di atas US$ 69.200 pada Selasa 5 Maret 2024 menguat lebih dari 21persen dalam sepekan terakhir.
Fyqieh Fachrur Trader Tokocrypto mengungkapkan bahwa rekor tertinggi ini dipicu oleh aliran dana besar dari ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS). "ETF tersebut memperkuat posisi BTC sebagai aset penyimpan nilai, mendorong kenaikan harga," katanya Kamis 7 Maret 2024.
Fyqieh menjelaskan bahwa ETF juga memiliki potensi untuk meredakan volatilitas penurunan BTC setelah mencapai puncak siklus baru. "Namun, setelah mencapai all-time high (ATH) baru, BTC mengalami penjualan besar-besaran dalam 24 jam terakhir, menurunkan kapitalisasi pasar kripto global lebih dari 2persen dari US$ 2,57 triliun menjadi US$ 2,29 triliun," kata dia.
Selain itu, harga Bitcoin dan Ethereum (ETH) turun 15persen dalam waktu 5 jam, sedangkan Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) merosot lebih dari 25persen.
Fyqieh menyebutkan bahwa fluktuasi harga Bitcoin mendorong para trader beralih ke pasar altcoin, yang mengalami peningkatan signifikan dalam kapitalisasi pasar hingga 50persen menjadi US$ 1,2 triliun bulan lalu.
Meskipun koin meme mengalami lonjakan besar, altcoin besar seperti Ethereum, Cardano, dan Polygon (MATIC) belum sepenuhnya terlibat dalam reli tersebut. Pergeseran profit dalam ekosistem altcoin ini dapat memicu reli yang lebih luas. "Namun, dengan permintaan dari ETF Bitcoin yang terus meningkat, melebihi produksi baru, Fyqieh memprediksi bahwa harga Bitcoin akan terus naik terutama pasca-halving," kata Fygieh.
Fyqieh memperkirakan bahwa berdasarkan tren historis setelah halving, harga Bitcoin dapat mencapai US$ 100.000 - US$ 150.000 pada akhir tahun atau awal tahun 2025 mendatang.