KABARBURSA.COM - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) telah menyepakati perubahan Perjanjian Fasilitas pinjaman dengan PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) pada 7 Agustus 2024.
Merciana Anggani, Corporate Secretary IBST, menyampaikan bahwa IBST telah menandatangani perubahan atas pinjaman yang sebelumnya disepakati pada 8 Desember 2021. Dalam perjanjian tersebut, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mendapatkan fasilitas pinjaman maksimum sebesar Rp4 triliun. Dari jumlah tersebut, PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) menerima Rp1,4 triliun. Seperti dalam keterangan tertulisnya pada Senin 12 Agustus 2024.
Sebesar Rp3 triliun dialokasikan untuk Iforte, sementara IBST memperoleh pinjaman senilai Rp1 triliun dengan periode ketersediaan dari 7 Agustus 2024 hingga 30 April 2025. PT Varnion Technology Semesta (VTS) mendapat Rp35 miliar, dan Rp400 miliar lainnya diberikan kepada PT BIT Teknologi Nusantara. Penarikan dari fasilitas ini tidak boleh melebihi total plafon yang disepakati.
Protelindo, Iforte, SUPR, BIT, dan VTS secara bersama-sama bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan seluruh kewajiban berdasarkan Perjanjian Fasilitas dengan BTPN. Selain itu, Protelindo juga memberikan jaminan perusahaan untuk memastikan kewajiban Iforte, SUPR, BIT, dan VTS terpenuhi.
Sebagai tambahan, Protelindo merupakan pemegang saham mayoritas di IBST dengan kepemilikan sebesar 99,96 persen. Sementara itu, PT Iforte Solusi Infotek dan SUPR adalah anak usaha Protelindo dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 99,99 persen dan 99,96 persen. BIT juga merupakan anak usaha tidak langsung Protelindo melalui Iforte dan Komet dengan kepemilikan 100 persen, sedangkan VTS adalah anak usaha tidak langsung Protelindo melalui Iforte dengan kepemilikan 60 persen. Oleh karena itu, transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi afiliasi sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 42/POJK.04/2020.
Merciana menegaskan bahwa perolehan pinjaman ini tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha IBST. Sebaliknya, hal ini memungkinkan para peminjam untuk memperoleh pembiayaan dengan syarat dan kondisi yang lebih menguntungkan.
Dia juga menambahkan bahwa penandatanganan transaksi ini merupakan transaksi material karena nilai transaksi tersebut mencapai 20 persen dari ekuitas IBST berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit per tanggal 31 Maret 2024.
Lebih Rendah Harga Paris
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah menyelesaikan akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Transaksi pembelian sebesar 90,11 persen saham IBST tersebut bernilai Rp3,42 triliun, lebih rendah dari harga pasar.
Kesepakatan ini ditandatangani pada 1 Juli melalui anak perusahaan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Tbk (PRTL), PT iForte Solusi Infotek. PRTL merupakan anak perusahaan TOWR, bagian dari Grup Djarum yang bergerak di bidang telekomunikasi.
Nilai akuisisi ini setara dengan Rp2.813 per lembar saham, 49 persen lebih rendah dari harga pasar saham IBST saat ini yang mencapai Rp5.525 atau Rp7,5 triliun. Setelah transaksi ini selesai, iForte akan melaksanakan penawaran tender wajib (mandatory tender offer atau MTO).
CEO PRTL, Ferdinandus Aming Santoso, menyatakan bahwa transaksi ini adalah langkah strategis bagi Grup Protelindo untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
“Dengan mempertimbangkan bisnis menara, FTTT, FTTH, dan konektivitas IBST yang saling melengkapi, kami berharap dapat menciptakan sinergi yang signifikan,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Ferdinandus menambahkan bahwa PRTL memiliki pengalaman dalam melakukan akuisisi. Oleh karena itu, akuisisi atas IBST diharapkan dapat berhasil seperti saat mengintegrasikan iForte, PT Komet Infra Nusantara (KIN), dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
“Kami juga bersemangat untuk memperkuat kemitraan kami dengan Smartfren melalui perjanjian sewa baru selama 10 tahun atas menara dan FTTT milik IBST serta komitmen dari Smartfren untuk penambahan kolokasi dan bisnis FTTT di masa mendatang,” katanya.
Pemegang Saham Minoritas
TOWR secara resmi mengumumkan rencana akuisisi saham IBST melalui entitas usaha tidak langsungnya, PT iForte Solusi Infotek (iFortek). Akuisisi tersebut bertujuan untuk mengambil alih 90,11 persen saham IBST dari total modal yang telah disetor dan ditempatkan penuh.
Saham tersebut termasuk kepemilikan PT Bakti Taruna Sejati sebagai pemegang saham pengendali IBST, serta beberapa pemegang saham minoritas lainnya. Setelah transaksi selesai, iForte akan menjadi pengendali baru dari IBST.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia pada Rabu 5 Juni 2024, saham IBST melonjak tajam hingga 10 persen atau meningkat 400 poin ke level Rp4.400/saham. Kenaikan ini membuat saham IBST tercatat dalam auto reject atas (ARB), mengingat posisinya yang berada di papan pemantauan khusus. Namun, frekuensi perdagangan baru tercatat sekali dengan volume transaksi mencapai 100 saham dan nilai mencapai Rp440 ribu.(*)