Logo
>

IFC Suntik Investasi Besar, Medela (MDLA) Semakin Sehat?

IFC membenamkan dana sebesar USD12 juta atau sekitar Rp197 miliar dalam bentuk ekuitas sebagai investor utama dalam penawaran umum perdana saham (IPO) MDLA.

Ditulis oleh Yunila Wati
IFC Suntik Investasi Besar, Medela (MDLA) Semakin Sehat?
Seremonial PT Madela Potentia Tbk atau dalam kode saham MDLA melakukan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 15 April 2025. Kabar Bursa/Desty Luthfiani

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - International Finance Corporation (IFC), anggota dari Grup Bank Dunia, telah menegaskan komitmennya dalam memperkuat sektor kesehatan di Indonesia melalui investasi strategis di PT Medela Potentia Tbk (MDLA). 

    IFC membenamkan dana sebesar USD12 juta atau sekitar Rp197 miliar dalam bentuk ekuitas sebagai investor utama dalam penawaran umum perdana saham (IPO) MDLA. Langkah ini menandai keterlibatan IFC dalam mendukung perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana pertumbuhan dan ekspansi berkelanjutan.

    MDLA, sebagai produsen alat kesehatan, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 15 April 2025. Dalam IPO tersebut, perusahaan melepas sebanyak 3,5 miliar saham atau sekitar 25 persen dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO, dengan harga penawaran sebesar Rp188 per saham. 

    Dari aksi korporasi ini, Medela Potentia berhasil menghimpun dana sebesar Rp658 miliar yang akan difokuskan untuk ekspansi bisnis, modernisasi distribusi, dan peningkatan kapasitas produksi alat kesehatan.

    CEO Medela Potentia Krestijanto Pandji, menyampaikan bahwa investasi dari IFC merupakan dorongan besar bagi perusahaan untuk terus berkembang di sektor yang sangat vital ini. Ia menekankan bahwa dana hasil IPO, termasuk dari IFC, akan digunakan untuk memperluas jangkauan pasar domestik maupun regional, serta memperkuat infrastruktur distribusi dan produksi perusahaan. 

    Hal ini sejalan dengan agenda strategis pemerintah Indonesia yang menargetkan penguatan industri manufaktur alat kesehatan dalam negeri, guna meningkatkan ketahanan sistem layanan kesehatan nasional.

    Dalam penjelasannya, IFC menyatakan bahwa partisipasi mereka dalam IPO Medela Potentia merupakan bagian dari upaya mendukung pertumbuhan sistem layanan kesehatan Indonesia yang lebih kuat dan inklusif. 

    Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor Leste Euan Marshall, menegaskan bahwa langkah ini mencerminkan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia dan peran sektor swasta dalam menghadirkan solusi inovatif untuk tantangan-tantangan kesehatan yang terus berkembang.

    Dana hasil IPO sebagian besar dialokasikan ke PT Anugrah Argon Medica (AAM) sebagai bagian dari strategi ekspansi Medela Potentia. Sebanyak 85,4 persen dana digunakan untuk mendukung AAM, dengan rincian 67,2 persen dalam bentuk pinjaman dan 32,8 persen sebagai setoran modal. 

    Sementara itu, sekitar 10,7 persen dana disalurkan kepada PT Deca Metric Medica (DMM) sebagai setoran modal, dan sisanya akan dialokasikan kepada GoApotik. Dukungan kepada GoApotik ini bertujuan memperluas jaringan mitra apotek serta memperkuat inisiatif digital perusahaan dalam menjangkau layanan kesehatan berbasis teknologi.

    Investasi IFC ke MDLA tidak hanya berdampak pada pertumbuhan perusahaan secara langsung, namun juga berpotensi menciptakan efek ganda dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Dengan memperkuat rantai distribusi, kapasitas produksi, dan teknologi layanan kesehatan, kolaborasi ini diharapkan mendorong transformasi industri kesehatan menuju sistem yang lebih terintegrasi, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. 

    Langkah ini sekaligus mencerminkan sinergi antara lembaga keuangan global dan pelaku industri nasional dalam mendukung agenda pembangunan jangka panjang Indonesia di sektor kesehatan.

    Peluang dan Tantangan

    Investasi besar yang dilakukan International Finance Corporation (IFC), anggota Grup Bank Dunia, dalam penawaran umum perdana saham (IPO) PT Medela Potentia Tbk (MDLA), menjadi sinyal kuat atas prospek cerah perusahaan produsen alat kesehatan ini di masa depan. 

    Dengan menggelontorkan dana sebesar USD12 juta atau setara Rp197 miliar sebagai investor utama, IFC tak sekadar menanamkan modal, tetapi juga memberikan validasi terhadap fundamental dan potensi pertumbuhan Medela Potentia di sektor yang sangat strategis—yakni kesehatan.

    Melalui IPO yang digelar pada 15 April 2025 lalu, MDLA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dan berhasil menghimpun dana segar senilai Rp658 miliar. Dana tersebut diperoleh dari pelepasan 3,5 miliar saham atau sekitar 25 persen dari total saham yang beredar dengan harga Rp188 per saham. 

    Dengan demikian, valuasi pasar perusahaan saat IPO mencapai kisaran Rp2,63 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa MDLA langsung sejajar dengan beberapa pemain besar di industri farmasi dan alat kesehatan Indonesia seperti Kimia Farma (KAEF) dan Phapros (PEHA), bahkan unggul dalam struktur pendanaan awal dibandingkan perusahaan-perusahaan yang telah lama listing.

    Berbeda dari sekadar suntikan dana pasif, investasi IFC mengindikasikan dukungan strategis terhadap agenda jangka panjang perusahaan. Dalam keterangannya, CEO Medela Potentia Krestijanto Pandji, menekankan bahwa dana hasil IPO akan digunakan untuk memperluas jangkauan distribusi alat kesehatan, memodernisasi infrastruktur logistik, serta memperbesar kapasitas produksi. 

    Upaya ini juga sejalan dengan strategi nasional pemerintah Indonesia yang tengah mendorong kemandirian industri manufaktur alat kesehatan untuk mengurangi ketergantungan impor. 

    Sebagian besar dana IPO, sekitar 85,4 persen, dialokasikan kepada PT Anugrah Argon Medica, baik dalam bentuk pinjaman maupun setoran modal. Sementara sebagian lainnya digunakan untuk memperkuat anak usaha seperti PT Deca Metric Medica dan GoApotik, yang fokus pada distribusi digital dan perluasan jaringan apotek.

    Melihat struktur bisnis dan ambisinya, MDLA menempatkan diri sebagai perusahaan yang tak hanya mengandalkan skala produksi konvensional, tetapi juga menggabungkan distribusi digital sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan. 

    Langkah ini berpotensi memperkuat posisi mereka di tengah tren transformasi layanan kesehatan nasional, di mana akses cepat dan efisien terhadap produk kesehatan menjadi sangat penting.

    Dari perspektif investor, MDLA menarik perhatian karena kombinasi antara dukungan institusi global seperti IFC dan potensi sektor kesehatan yang sedang berkembang pesat. Jika dibandingkan dengan emiten lain di sektor serupa, MDLA memulai debutnya dengan valuasi yang kompetitif. Sebagai contoh, perusahaan sekelas Kimia Farma memiliki valuasi pasar yang hampir setara, meski telah lebih lama beroperasi dan listing. 

    Sementara itu, Kalbe Farma (KLBF), raksasa di sektor ini, masih berada di level premium dengan valuasi di atas Rp90 triliun. Ini membuka peluang bagi MDLA untuk menciptakan pertumbuhan nilai yang signifikan jika mampu mengelola ekspansi dan inovasinya dengan baik.

    Namun, sebagai emiten baru, MDLA belum memiliki rekam jejak laporan keuangan terbuka di pasar publik. Oleh karena itu, investor tetap perlu mencermati kinerja keuangan kuartalan pertama yang akan dirilis dalam waktu dekat. 

    Laporan tersebut akan menjadi indikator awal sejauh mana perusahaan mampu merealisasikan rencana ekspansi dan mengelola efisiensi operasional pasca-IPO.

    Secara keseluruhan, Medela Potentia hadir di momen yang tepat—di saat sektor kesehatan nasional tengah mengalami transformasi besar-besaran dan pasar modal menjadi medium pembiayaan yang semakin terbuka. 

    Dengan dukungan IFC dan strategi yang terfokus pada digitalisasi, peningkatan kapasitas, serta sinergi anak usaha, MDLA memiliki peluang untuk tumbuh menjadi pemain penting di industri alat kesehatan Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. 

    Bagi investor dengan orientasi jangka menengah hingga panjang, saham ini layak untuk dipantau lebih lanjut.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79