Logo
>

IHK Merosot, Apa Imbasnya untuk Saham Retail?

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHK Merosot, Apa Imbasnya untuk Saham Retail?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024. Di sisi lain, BPS juga mencatat adanya deflasi sebesar 0,18 persen pada bulan Juli.

    Menurut BPS, deflasi ini disebabkan oleh melimpahnya pasokan di pasar domestik, yang telah menekan harga barang selama tiga bulan terakhir. Kondisi ini berdampak pada performa saham-saham di sektor retail.

    Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, mengungkapkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) turut memengaruhi kinerja saham-saham retail. Menurutnya, PDB domestik memiliki dampak signifikan terhadap Indeks Penjualan Retail.

    “Data Retail Sales Index, yang dikenal juga sebagai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), berperan penting. Kuartal ini, menjelang akhir kuartal kedua, menunjukkan hasil yang berada pada puncaknya,” ujar Nafan kepada KabarBursa pada Selasa, 6 Agustus 2024.

    BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2024 sebesar 5,05 persen, didorong oleh sektor-sektor utama seperti konsumsi domestik, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), serta kinerja ekspor yang mengesankan di kuartal kedua.

    Dengan data pertumbuhan ekonomi tersebut, Nafan percaya bahwa sektor retail seharusnya dapat mempertahankan kinerja positifnya hingga kuartal III dan IV. Apalagi, pertumbuhan PDB Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan di kuartal ini.

    “Meskipun konsumsi rumah tangga mungkin melambat di kuartal ke-3 atau ke-4, ini bukan hal yang aneh. Kuartal ke-2 sudah berada pada level puncaknya. Yang terpenting adalah ekonomi Indonesia tetap stabil secara year-on-year,” jelasnya.

    Nafan juga menambahkan bahwa kondisi ekonomi domestik sangat memengaruhi permintaan di sektor retail. Peningkatan PDB dapat memperkuat konsumsi domestik, terutama jika didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang dapat menurunkan biaya pinjaman di sektor retail.

    “Jika BI melonggarkan kebijakan moneternya, ini akan mengurangi biaya pinjaman dan memperkuat konsumsi domestik,” ungkapnya.

    Namun, Nafan mencatat bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah juga berdampak pada permintaan pasar domestik. Sentimen masyarakat terhadap Israel, yang menyebabkan pemboikotan produk tertentu, turut memengaruhi kinerja emiten retail seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

    “Memang karena ini pengaruh dari boikot. Terkait dengan dinamika politik dan keamanan yang terjadi di kawasan Timur Tengah apalagi berkaitan dengan Israel, ya kan? Ini berkaitan dengan Israel. Dengan Israel Related Products, seperti itu,” ungkapnya.

    Kendati begitu, Nafan menyebut mayoritas emiten di sektor retail memiliki kinerja yang baik di semester I 2024. Adapun catatan kinerja positif saham retail ini berkaitan erat dengan pertumbuhan PDB dalam negeri.

    “Rata-rata tidak mengalami kendala ataupun masalah yang terkait dengan boikot tersebut. Jadi wajar saja pertumbuhannya bagus. Paling tidak, faktor yang paling krusial sih sebenarnya masih berkaitan dengan strong domestic demand,” tutupnya.

    Saham Retail di Ujung Tanduk

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 menjadi pusat perhatian pasar minggu ini. Angga Septianus, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), mengungkapkan bahwa jika data GDP ternyata kurang memuaskan, ada kemungkinan Bank Indonesia akan memotong suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan pasar tentu saja dengan catatan bahwa kurs rupiah telah menunjukkan stabilitas.

    Sentimen pasar selanjutnya juga akan dipengaruhi oleh data keyakinan konsumen dan penjualan ritel, yang akan berdampak pada sektor ritel konsumen, sementara penjualan kendaraan bermotor akan memengaruhi sektor transportasi.

    Sektor ritel dikenal sebagai sektor defensif, dan apabila ada indikasi perlambatan ekonomi, potensi aliran dana masuk ke sektor ini bisa meningkat,” jelas Angga dalam siaran pers, Senin 5 Agustus 2024.

    Data penjualan kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor, juga diharapkan mendukung kenaikan indeks transportasi IDX TRANSPORT, yang menunjukkan perbaikan signifikan dalam laporan keuangan kuartal II 2024. Sementara itu, berita baik dari China diperkirakan akan memengaruhi indeks Asia secara keseluruhan, khususnya sektor energi pada IHSG. Jika ekonomi China menunjukkan pemulihan, permintaan energi diprediksi akan meningkat, yang dapat mendorong harga komoditas seperti batu bara dan minyak.

    Data AS yang akan datang juga akan mempengaruhi pergerakan harga komoditas, terutama minyak. Jika perubahan stok minyak mentah API & EIA lebih rendah dari perkiraan, harga minyak bisa kembali menguat, mengingat kekhawatiran terkait inventaris minyak mentah AS.

    Terakhir, perhatian akan tertuju pada PMI Service yang akan menunjukkan perkembangan industri jasa di AS, di mana industri manufaktur telah menunjukkan posisi kontraksi menurut data minggu lalu.

    Rekomendasi Saham: 

    1. BIRD

      Rekomendasi: Buy

      Support: 1.685

      Resistance: 1.800

      Data penjualan kendaraan bermotor minggu ini dapat mendorong kenaikan IDX TRANSPORT. Emiten ini menunjukkan tren bullish yang kuat dan kenaikan didukung oleh volume besar, meskipun telah koreksi ke level support dengan volume rendah. Ini menjadikannya low-risk trade dengan rasio risiko 3,6 sesuai rencana trading.

    2. BFIN

      Rekomendasi: Buy on Pullback

      Support: 855

      Resistance: 960

      Data penjualan kendaraan bermotor bisa menjadi sentimen positif bagi BFIN. Meskipun melaporkan penurunan laba bersih sebesar 19,16 persen year-on-year pada semester I 2024, menjadi Rp 685,79 miliar dari Rp 848,39 miliar, dominasi pembiayaan kendaraan bermotor sebesar 76,3 persen dari total pembiayaan tetap memberikan potensi perbaikan pendapatan jika penjualan meningkat. BFIN mengalami koreksi dengan volume rendah ke area support Fibonacci 880-900, dan potensi kenaikan cukup besar dengan adanya akumulasi yang signifikan.

    3. PANI

      Rekomendasi: Buy on Pullback

      Support: 5.125

      Resistance: 5.700

      Emiten ini diuntungkan oleh sentimen pemangkasan suku bunga dan rencana ekspansi besar seperti pembangunan PIK 2 hingga PIK 7. PANI berpotensi melanjutkan rally dan mencapai all-time high baru.

    4. XIID

      Rekomendasi: Buy

      Premier ETF Index IDX30 Power Fund Series (PFS) dapat mendapatkan sentimen positif dari rilis kinerja keuangan kuartal kedua. Posisi XIID saat ini mulai rebound dari support 506 dan akan menguji resistance 520. Jika berhasil menembus resistance tersebut, target selanjutnya adalah 530. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi